Hati-hati typo dan semacamnya. No edit soalnya.
••
Bohong jika apa yang terjadi pada orang tuanya membuat Kiyoon tetap baik-baik saja. Nyatanya, sudah dua hari dia membolos. Alih-alih ingin menenangkan pikiran. Justru keluar-masuk sebuah bar.
.
"Apa Kiyoon tidak masuk lagi?"
Mendapat pertanyaan dari sang guru, semua siswa saling melirik. Hingga salah satu di antara mereka menemukan sosoknya tiba di ambang pintu.
"Itu dia!"
Semua mata tertuju padanya. Membuat Kiyoon menatap heran. "Ada apa?"
"Kemana saja kau dua hari ini?" Tanya sang guru.
"Aku? Istirahat di rumah" jawab Kiyoon enteng.
"Jangan alasan, Min Kiyoon!"
"Lalu, aku harus jawab apa? Pergi ke Eropa menyaksikan konser BTS, begitu? Aku tidak akan menyia-nyiakan uangku hanya untuk itu"
"Duduk!" perintah sang guru, kemudian. Percuma saja memarahi anak ini. Dia akan terus melawan.
Kiyoon langsung di sambut oleh teman-temannya. "Hei! Kau kemana saja? Kenapa tidak mengajak kami?" Pertanyaan konyol dari Felix.
"Bersenang-senang"
Berbeda dengan yang lain yang tidak peduli. Jihoon yang duduk di belakangnya justru menyimpan tanda tanya. Pasti ada yang di sembunyikan dari temannya ini. Pasalnya, hanya Jihoon yang mengikuti Kiyoon kala itu secara diam-diam. (part 12)
Terlebih mengingat jawaban ibunya yang mengatakan jika Kiyoon berjuang banyak untuknya.
..
Bukan hanya Kiyoon yang kacau. Yoongi pun sama kacaunya. Dia juga tak segan menghabiskan waktu di bar hanya untuk minum sebagai cara melupakan sejenak masalahnya.
Dia yang menceraikan istrinya. Dia juga yang merasa gila. Bahkan sedikit mulai abai pada istri barunya.
Di kantor, dia juga tidak fokus. Laporan yang harusnya selesai sore ini, bahkan masih ada sebagian yang belum di kerjakan.
"Hei! Ada apa denganmu?" Ini Jimin. Ya, Jimin masuk ke ruangan Yoongi untuk mengambil laporannya. Namun, yang di dapat hanyalah keluhan darinya.
"Aku benar-benar tidak bisa bekerja. Selesaikan sendiri laporannya" jawabnya seraya menyerahkan map berisi lembaran kertas di dalamnya. Lalu, pergi dari sana.
"Ada apa dengan orang itu?" Heran Jimin.
..
Sebelum pulang, Kiyoon dan kawanannya mampir ke kantin. Seperti biasa, mereka akan membahas rencana-rencananya atau sebatas bercanda.
"Jadi, apa yang baru?" Tanya Kiyoon.
"Nanti malam kita akan ke suatu tempat. Kau harus ikut" kata Mark.
"Untuk apa?"
"Bersenang-senang" jawab Daniel di ikuti kekehan.
"Aku malas"
"Ayolah, kawan! Kau selalu menolak ajakan kami" bujuk Felix seraya merangkul bahu Kiyoon.
Di sini, Jihoon kembali mulai curiga. Teman satunya ini kembali menolak. Sudah jelas banyak hal yang di sembunyikannya dari mereka.
"Akan ku pikirkan"
..
Kiyoon memasuki rumah barunya. Tampak sederhana, karena hanya ini yang bisa mereka sewa. Berada tidak jauh dari tempat Kiyoon bekerja.
Tidak. Tidak mungkin Rae Na akan meminta bantuan Hoseok atau yang lainnya. Bahkan nenek pemilik toko pun masih belum tahu apapun.
Malam itu, setelah mengantar ibu dan adiknya Kiyoon tetap bekerja. Sepanjang jalan yang dia lalui matanya mencari-cari rumah yang mungkin bisa di sewa. Beruntung, ada rumah kecil yang tampak kosong. Paginya, Kiyoon bercerita pada sang ibu. Saat itu juga, Rae Na memastikan ke sana. Benar, rumah itu bisa di sewa dengan harga yang tidak terlalu mahal walaupun juga tidak murah.
"Kiyoon, kau sudah pulang?"
Kiyoon menjatuhkan tubuhnya di sofa. Wajahnya tampak kacau dan berantakan. "Ibu, hari ini aku tidak akan bekerja"
"Em, kenapa?" Tanya sang ibu yang menyusul duduk di sampingnya.
"Teman-teman mengajakku pergi malam ini"
"Biasanya kau menolak"
"Mereka memaksa. Aku tidak mau mereka curiga dan mencari tahu tentang keluarga kita"
Rae Na terdiam sejenak. Tahu benar maksud perkataan anaknya. "Kiyoon, maafkan ibu"
"Ibu tidak salah. Pria itu yang berengsek!"
Rae Na meraih tangan anaknya. Menggenggamnya sepenuh hati. "Kiyoon, apapun yang terjadi. Jangan terlalu membenci ayahmu. Mungkin suatu saat kau membutuhkannya"
"Ibu-" Kiyoon menghentikan ucapannya. Senyum sang ibu yang tampak memohon mengisyaratkan dia harus mengikuti keinginannya.
..
Semua sudah berkumpul. Tanpa tahu mereka akan kemana, Kiyoon ikut saja. Lagipula pikirannya benar-benar masih kacau luar biasa.
"Kawan, kau baik saja?" Sapa Jihoon sembari meraih bahu Kiyoon.
"Apa maksudmu?" Balas Kiyoon, tidak suka.
"Ceritakan sesuatu padaku. Mungkin aku bisa membantu"
"Kau pikir aku terkena musibah?"
Kiyoon menghempas tangan Jihoon dan menyusul temannya yang sudah di depan.
.
"Kita kesini?" Tanya Kiyoon, tidak percaya. "Untuk apa?"
"Transaksi" jawab Mark, tegas.
"Yang benar saja?"
"Kenapa? Kau mau kabur?"
Kiyoon diam. Jika dia benar kabur. Pasti akan berbuntut panjang karena kemarahannya.
Di tengah diam. Anak yang belum legal ini menemukan sesuatu yang tidak asing di tepi bangunan. Diam-diam tangannya menggeram. Dengan mata yang berubah nyalang.
Bersambung--
Sambungannya nanti ku usahakan. Hehehe
Harusnya sih up kemarin. Tapi kehabisan kuota. Hehehe
Oh ya. Kalo misal aku buat akun IG kira2 kalian mau follow gak?
Tapi, gak tahu mau post apa kalo punya.
Lavyu
Ryeozka
KAMU SEDANG MEMBACA
SEESAW / END
General FictionIni bukan LMKM, bukan pula FIX! LOVE. Dengan pemain yang sama, saya ingin membuat cerita yang berbeda. Akan banyak karakter yang berubah dalam cerita ini. Dengan penuh harap, lepaskan bayang-bayang tentang LMKM ataupun FIX! LOVE. Saya akan membuat g...