Seharian Andre menantikan kabar dari Mas Johan di rumahnya. Sebenarnya di rumah seharian membuatnya bete juga. Mengajak Calvin jalan-jalan bukanlah momen yang tepat saat ini. Sahabatnya itu sedang menemani Desi yang sedang gundah gulana dan merana di hotel.Semalam rencananya Andre akan menginap di rumah Calvin, namun batal karena sahabatnya itu merasa tak enak bila Desi menginap sendirian di hotel. Karena mereka menggunakan mobil milik keluarga Calvin maka mereka berdua kembali dulu ke rumah Calvin untuk mengembalikan mobil itu sekaligus mengambil sepeda motor Andre. Setelah itu Andre kembali mengantarkan Calvin ke hotel dengan berboncengan sepeda motor dan meninggalkan sahabat tersayangnya itu bersama Desi disana.
Teror sms tak terlalu menjadi perhatian Andre beberapa hari ini dan setiap sms teror itu masuk ke ponselnya langsung saja di hapusnya. Entah kenapa hari ini tak ada sms teror yang masuk.
Sayang sekali sms yang di kirim oleh sang peneror dari nomor ponsel yang operatornya bukanlah perusahaan telekomunikasi selular dimana Mama Calvin menjabat sebagai salah seorang direksinya. Kalau saja demikian, tentu sangat mudah buat Calvin melacak pemilik nomor ponsel itu.
Ada kalanya terfikir juga di benak Andre, apakah sang peneror mengetahui bahwa Mama Calvin bekerja di sebuah perusahaan operator selular karena itu menggunakan nomor ponsel operator lain. Kalau memang sang peneror mengetahui hal itu, artinya sang peneror sudah mengetahui latar belakang Andre dan Calvin dengan cukup baik. Bukan tidak mungkin, sang peneror ini adalah orang yang dekat atau kenal baik dengan mereka.
Andre mencoba menghilangkan betenya dengan memutar koleksi film-film dvd-nya di kamarnya. Dari pagi hingga tengah hari sudah sepuluh judul film di putarnya. Tak ada satupun film yang habis di tontonnya. Sebentar saja dia bosan dan mengganti dengan judul film yang lain. Sampai tengah hari itu tak ada kabar dari Mas Johan dan tak ada sms teror.
Saat lapar menjelang, Andre memesan pizza secara delivery . Hari itu ia lagi tak selera makan masakan pembantu di rumahnya. Dua puluh lima menit kemudian Mbak Minah, pembantunya, mengetuk pintu kamarnya mengantarkan pizza pesanannya.
“Mas Andre ini pesanan sampeyan,” kata pembantunya itu.
“Makasih Mbak,” sahut Andre dan mengambil kotak pizza dari Mbak Minah.
“O ya Mas, tadi ada yang ngantar bungkusan ini ke rumah. Katanya harus di kasihin langsung ke sampeyan,” tambah Mbak Minah lagi sambil menyerahkan sebuah bungkusan bersampul coklat kepada Andre.
“Apa ini Mbak?”
“Saya ndak tau Mas,”
“Siapa yang nganter?”
“Saya ndak kenal Mas. Tapi sepantaran Mas Andre juga, saya kira teman sekolah Mas Andre. Tapi memang anaknya gak pernah kemari,”
“Mbak ingat gak muka orangnya?”
“Mbak gak jelas Mas. Anaknya pake kaca mata hitam dan pake topi. Setelah nyerahin bungkusan itu ke Mbak, anaknya langsung pergi lagi naik ojek,” sahut Mbak Minah.
“Oke deh Mbak,” kata Andre lalu menutup pintu kamarnya meninggalkan Mbak Minah yang di depan pintu yang kebingungan melihat sikap anak majikannya yang terlihat tegang tak seperti biasanya.
Segera Andre merobek bungkusan bersampul coklat itu, tak sabar mengetahui apa isinya. Di dalam sampul itu Andre menemukan sekeping cd dan selembar kertas bertuliskan kata-kata: “Selamat Menikmati”. Andre segera memasukkan cd itu ke dalam player dvd-nya. Tak lama muncul gambar hitam di monitor televisinya. Lalu muncul tulisan: “Tak lama lagi, rekaman ini akan segera ditayangkan di internet”. Setelah tulisan itu hilang muncullah gambar rekaman adegan ngentot Andre dan Calvin di dalam kelas. Gambar rekaman video itu terlihat kurang jelas dan pecah mungkin karena direkam dengan menggunakan ponsel. Jantung Andre bergedup kencang menyaksikan rekaman video ngentotnya itu. Kemarahannya memuncak, namun tak dapat berbuat apa-apa. Selera makannya langsung sirna, cowok itu terduduk lemas di lantai kamarnya.
***
Hari ini adalah hari pertama Asep mulai bekerja sebagai office boy di kantor Yudha dengan rekomendasi Yudha yang menjabat sebagai kepala personalia. Sementara menunggu panggilan tes satpam, Asep di perkenankan bekerja sebagai office boy dulu. Sebagai office boy , Asep berhak mendapat gaji harian dari kantor meskipun jumlahnya sangat kecil. Namun begitu Asep sangat berterima kasih pada Yudha. Karena itu dengan patuh ia mengerjakan seluruh pekerjaan office boy dan apapun yang di perintahkan Yudha padanya.
Sesuai kesepakatan dengan Cindy, sejak hari itu Asep tinggal menumpang di rumah Yudha dan Cinta. Dengan menumpang di rumah Yudha dan Cinta, maka Asep setiap hari dapat berangkat dan pulang bersama Yudha sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk ngekos dan ongkos.
“Nanti sore sepulang kerja, kita gak usah langsung pulang dulu ya Sep,” kata Yudha pagi tadi saat menyetir mobil menuju kantor. Asep yang duduk di samping Yudha hanya mengangguk saja. Sungkan bertanya pada Yudha alasan apa, mengapa mereka tidak langsung pulang ke rumah. Kemudian Yudha melanjutkan kalimatnya,
“Mulai nanti sore, kamu saya ajarin nyetir mobil dulu sebelum kita pulang. Supaya kalo nanti sudah jadi satpam bisa nyetir. Saya sudah bilang ke Cinta kalau beberapa hari ini kita akan pulang agak malam,”
Asep sangat senang mendengar kalimat Yudha itu. Ia tak menyangka ipar Cindy ini sangat serius membantunya. Dalam hati Asep sangat bersyukur atas segala kemudahan dan rezeki yang di dapatnya sejak tiba di Jakarta.
Saat makan siang, lagi-lagi rezeki mendatanginya. Saat Asep akan pergi membeli nasi bungkus di warteg dekat kantor, tiba-tiba Yudha mendatanginya. Bapak muda nan ganteng itu kemudian mentraktir Asep makan di warteg, akhirnya Asep tak perlu mengeluarkan uang sendiri untuk membayar makan siangnya.
***
Sementara itu Cindy meminta Wisnu menemaninya ke pusat kebugaran. Awalnya Wisnu merasa sungkan juga memenuhi permintaan Cindy. Wisnu tidak mau di anggap mengambil kesempatan dalam kesempitan saat hubungan Andre dan Cindy sedang tidak baik. Namun akhirnya Wisnu tak kuasa juga menolak ajakan gadis cantik itu. Pukul dua siang, dengan mobilnya cowok itu menjemput Cindy.
“Cin, entar ketemu Andre gimana?” tanya Wisnu pada Cindy di mobil.
“Emang kenapa kalo ketemu Andre? Gue udah putus sama dia,” sahut Cindy santai.
“Tapikan tetap aja Gue gak enak,” kata Wisnu lagi.
“Gak usah mikirin atau nyebut nama Andre deh Wis. Gue udah muak dengan dia,” kata Cindy.
“Elo lagi pacaran Wis?”
“Enggak. Emang kenapa?”
“Gak papa sih. Nanya aja,”
“Kenapa sih Elo putus sama Andre? Gara-gara dia gak ngentotin Elo kemaren dulu itu?”
“Childish banget Gue gara-gara itu doang trus mau putus,”
“Trus kenapa dong?”
“Andre gak perhatian banget sama Gue. Ketemu atau pergi dengan Gue jarang banget. Kayaknya dia lebih sering sama si Calvin dari pada sama Gue,”
“Andrekan lagi butuh bimbingan Calvin untuk lulus, Cin,”
“Masa ketemunya harus setiap hari kalo cuman buat belajar doang. Jangan-jangan mereka pacaran,”
“Ada-ada aja lo. Masak cowok pacaran dengan cowok,”
“Jangan belagak bego deh Wis. Apa aja bisa terjadi jaman sekarang ini,”
“Gak usah mikir yang enggak-enggak Cin,”
“Abis Gue kesel,”
Wisnu menghentikan pembicaraan. Dia gak mau Cindy akan berpikir lebih jauh tentang hubungan Andre dan Calvin. Bagaimana pun juga Wisnu merasa ikut bertanggung jawab untuk merahasiakan hubungan Andre dan Calvin dari Cindy atau gadis-gadis lain dalam lingkungan pergaulan mereka. Terbongkarnya hubungan Andre dan Calvin, bukan tidak mungkin akan membongkar juga jalinan percabulan sex sejenis mereka semua.
***
Andre tak memberitahukan pada Calvin mengenai rekaman persenggamaan mereka berdua yang di terimanya dari pengirim misterius. Ia tidak mau membuat beban pikiran sahabatnya yang sedang pusing dengan masalah sepupunya itu semakin bertambah berat saja.
Andre berkali-kali mencoba menghubungi nomor ponsel sang peneror. Situasi peneror yang berada di atas angin menyebabkan Andre ingin segera menuntaskan saja masalah itu. Andre berniat akan mengajak sang peneror bernegosiasi. Bila perlu, kalau sang peneror meminta uang. Andre bersedia memberikannya, yang penting rekaman persenggamaannya dengan Calvi itu tak beredar kemana-mana. Namun sejak tadi nomor ponsel sang peneror sedang tidak di aktifkan. Akhirnya Andre mengirimkan sms pada sang peneror, menawarkan sebuah negosiasi.
***
Hari menjelang maghrib. Yudha baru saja selesai mengajari Asep cara menyetir mobil untuk pertama kalinya. Meskipun masih bingung dan beberapa kali hampir nabrak dinding, namun Asep cukup cepat memahami apa yang di ajarkan padanya.
Yudha mengajari Asep menyetir mobil di halaman parkir kantornya yang cukup luas. Setelah jam kerja usai jam 5 sore tadi halaman parkir sepi sehingga banyak tempat luang.
“Kita sholat dulu Sep,” ajak Yudha pada Asep.
“Baik Mas,” sahut Asep.
Keduanya lalu menuju mushola yang terletak di sudut lapangan parkir kantor.
***
Saat yang sama Wisnu sedang bertamu ke rumah Andre. Setelah mengantarkan Cindy pulang sehabis dari pusat kebugaran, Wisnu segera menuju rumah sahabatnya itu. Ia merasa harus memberitahukan Andre kepergiannya bersama Cindy tadi.
“Wis Gue makasih banget atas apa yang telah Elo lakukan. Elo memang bener-bener best friend Gue men,” kata Andre pada Wisnu setelah sahabatnya itu menceritakan kepergiannya bersama Cindy ke pusat kebugaran tadi. Keduanya ngobrol di dalam kamar Andre.
“Ndre, Gue cuman pesen. Kalo Elo emang mau balik lagi ke Cindy, Elo harus lebih hati-hati lagi men. Kedekatan Elo dengan Calvin jangan terlalu kelihatan deh, Cindy kayaknya curiga,”
“Saat ini, Gue mungkin belum kepikiran untuk balik dengan Cindy. Gue gak mau dipusingkan dengan Cindy yang terlalu banyak menuntut perhatian Gue. Kayaknya dia sama sekali gak mikirin, kalo Gue kemaren-kemaren serius untuk lulus sekolah dan sekarang serius mempersiapkan diri untuk masuk Akmil,”
“Kalo itu menurut Elo yang terbaik, ya jalanin aja Ndre,”
“Gue rasa, sementara itu yang terbaik. O ya Wis, Elo kan ada rencana pengen ikutan testing Akmil tahun depan. Ikut Gue latihan persiapan masuk Akmil mau gak?”
“Kecepetan sih kalo Gue latihan sekarang. Tapi asik juga sih, hitung-hitung persiapan. Ngomong-ngomong siapa yang ngelatih Elo?”
“Mas Christian. Dia perwira muda kenalan Papa Gue,”
“Ganteng gak orangnya? Hehehe. Kapan mulai latihannya?”
“Dasar lo. Dua hari lagi. Kita latihannya di Sukabumi selama seminggu,”
“Oke deh, Gue ikut,”
“Gitu dong. Kan asik kalo kita sama-sama lulus nantinya,”
“Mudah-mudahan,”
“Wis, Elo laper gak?”
“Laper banget. Habis fitnes tadi Gue gak makan dulu, langsung nganter Cindy pulang aja,”
“Kalo gitu Lo makan di sini ya,”
“Sip, tapi Gue mandi dulu. Gerah nih,”
“Mandi gih. Gue mau bilang ke pembantu dulu supaya nyiapin makanan buat kita,”
“Oke, Gue pake handuk Lo ya,” kata Wisnu sambil melangkah ke kamar mandi.
“Ngomong-ngomong kamar Elo kok kayak kapal pecah gini sih, Ndre?”
“Gue lagi males benahin kamar. Lagi suntuk berat men,” sahut Andre.
“Suntuk kenapa sih?”
“Nanti deh, habis makan Gue ceritain ke Elo.”
***
Calvin baru saja selesai makan berdua dengan Desi di restoran hotel tempat Desi menginap. Setelah itu mereka kembali ke kamar Desi dan menonton siaran televisi. Sejak kemarin Desi tak banyak bicara.
“Belum ada kabar dari Andre, Vin?” tanya Desi pada Calvin setelah mereka beberapa lama terdiam memperhatikan siaran yang ada di layar televisi.
“Belum Des, sabar ya,” kata Calvin.
Desi hanya menggangguk. Lalu keduanya terdiam lagi.
***
Selesai makan malam Andre mengajak Wisnu kembali ke kamarnya. Andre ingin mencurhatkan kesuntukannya pada Wisnu. Dengan serius Wisnu mendengarkan cerita Andre tentang ancaman yang di terimanya sehubungan dengan rekaman cabulnya bersama Calvin.
“Gue bingung Wis mau gimana lagi?” kata Andre menyudahi ceritanya.
“Jadi nomor ponsel yang Elo tanya ke Gue kemaren itu nomor si peneror itu?” tanya Wisnu.
“Iya. Sekarang nomornya sedang gak di aktifin lagi. Tadi Gue udah ngirim sms untuk ngajak nego. Tapi sampai sekarang gak ada jawaban,”
“Gimana kalo kita minta bantuan temen Gue?”
“Maksud Elo?”
“Gue ada kenalan seorang polisi Ndre,”
“Gila aja Lo. Nanti malah Gue yang ditangkap karena udah berbuat cabul di tempat umum. Dengan sesama cowok lagi,” kata Andre keberatan.
“Santai aja Ndre. Polisi kenalan Gue ini sama kayak kita kok,”
“Gak ngerti Gue,”
“Dia suka juga ngentot dengan cowok!”
“Haaa?”
“Jangan mElotot gitu dong,”
“Emang ada polisi yang kayak gitu?”
“Ya iya lah. Buktinya dia begitu,”
“Kenal di mana Elo sama dia?”
“Chatting !”
“Polisi? Chatting ?”
“Dia itu reserse yang nanganin masalah cyber crime, jadi kerjaannya banyak online internet,”
“Udah lama kenal sama dia?”
“Lumayan, awal Gue duduk di kelas dua,”
“Pernah ketemuan sama dia?”
“Pernah.”
“Ngentot?”
“Pernah dong! Rugi amat Gue gak ngentot dengan cowok semacho dia,”
“Umur berapa sih tuh orang?”
“Berapa ya? Gak pernah nanya Gue. Kayaknya empat puluhan gitu deh,”
“Tua banget. Udah punya istri gak?”
“Udah koit bininya. Sekarang dia ama anaknya, ada dua. Katanya yang nomor dua sebaya dengan kita,”
“Gila!”
“Hehehe,”
“Emang enak di kentot ama orang setua dia?”
“Ndre, empat puluh tahun itu bElon tua. Lagian Elo kan bElon liat orangnya. Begitu liat, Gue yakin Elo bakalan minta-minta di kentot sama dia. Hehehe,”
“Enak aja. Tapi Wis, yang pasti Elo udah jadi dewa penolong Gue dan Calvin. Thanks banget ya,”
“Santai aja men. Gue hubungi dia sekarang ya,”
“Cepetan!”
***
Pukul tujuh malam Yudha belum juga mengajak Asep pulang ke rumah. Selesai sholat, Yudha kembali mengajak Asep ke kantor yang sudah sangat sepi. Tak ada orang lain selain Yudha, Asep dan dua orang satpam yang bertugas di pos penjagaan.
Yudha memanggil salah seorang satpam yang sedang bertugas itu. Satpam yang di panggilnya itu masih muda. Wajahnya ganteng dan tubuhnya tinggi tegap. Otot-ototnya terlihat menonjol di balik baju satpamnya yang ketat. Asep berselera sekali melihat tonjolan di selangkangan sang satpam. Tonjolannya cukup gemuk menandakan isinya cukup besar. Satpam yang tidak di panggil juga ganteng. Kepada Yudha ia melemparkan senyum dan anggukan hormat.
Lalu Yudha mengajak Asep dan satpam itu menuju ruangannya di lantai satu gedung kantor itu. Jantung Asep berdegup. Otak kotornya muncul. Mau ngapain nih? Katanya dalam hati. Bayangan Yudha mempreteli seluruh baju Asep dan sang satpam ganteng, kemudian menelanjangi dirinya sendiri memenuhi otak Asep. Kontol Asep mulai membesar.
“Sep, kenalin ini Eka Sahputra. Dia baru dua bulan jadi satpam disini,” kata Yudha.
Asep tersadar, bayangan cabulnya sirna sejenak. Asep dan satpam yang bernama Eka Sahputra itu saling berjabat tangan.
“Asep,”
“Eka,”
“Sep, minggu depan kamu akan ikut tes satpam. Supaya kamu punya gambaran bagaimana tes satpam yang akan kamu jalani, kamu harus banyak bertanya pada Eka,” kata Yudha.
“Baik Mas,” kata Asep.
“Mas Eka, tolong di bantu Asep ini ya,” kata Yudha.
“Baik Pak,” sahut Eka.
“Baiklah, kalau begitu Mas Eka silakan kembali ke pos,”
“Baik Pak,” sahut Eka lagi.
Sang satpam berlalu meninggalkan Asep dan Yudha berdua saja. Mata Asep sempat melirik pantat sang satpam yang bagus sampai hilang di balik pintu ruangan Yudha.
“Sep,” panggil Yudha mengagetkan Asep. Jantung Asep kembali bergemuruh. Apakah Yudha akan…
“Ya Mas,” sahut Asep.
Di rasakannya suaranya bergetar. Kontolnya terasa semakin membengkak. Bayangan cabul kembali berputar-putar di kepala Asep. Kali ini bayangan Yudha yang mengangkang di atas meja menggeliat-geliat sambil mengerang-erang menikmati batang kontol Asep di dalam lobang pantatnya.
“Ayo kita pulang!” kata Yudha.
Di tepuknya bahu Asep yang sedang berdiri tegak mematung. Asep tersadar. Yudha menyerahkan tasnya kepada Asep untuk di bawa oleh pemuda desa itu. Kontol Asep kontan lunglai.
***
Andre mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, memamerkan keindahan pemandangan di seputar selangkangannya. Lipatan pahanya yang berotot tanpa lemak sedikitpun itu, terlihat putih mulus tanpa sedikitpun ada bercak noda di sana. Kontolnya yang gemuk panjang mengacung tegak kemerahan berhiaskan jembut panjang-keriting yang tumbuh lebat mulai dari pangkal batang ke buah pelir sampai celah-celah lobang pantatnya.
Di selangkangan itu pulalah kini Wisnu sedang asik menikmati keindahannya. Cowok itu memuluti segala perkakas milik sahabatnya yang ada di sana. Mulutnya bergerak lincah menyusuri, senti demi senti. Lidahnya bak kuas yang bergerak-gerak menyapu dinding kesana kemari.
Ketika ujung lidah Wisnu menyapu celah lobang pantatnya, Andre keenakan. Tubuhnya menggelinjang. Kepala Wisnu di tahannya di sekitar celah itu, meminta mulut dan lidah Wisnu lebih intens bekerja di situ. Wisnu pun semakin giat jadinya. Mulut dan lidahnya sibuk menjilati, menyedoti, menghisapi dan melumuri dengan ludahnya lobang pantat remaja ganteng sahabatnya itu. Andre menggeram.
“Erghhh… Wisshhh… entot Guehhh… entot Guehhh…,” pinta Andre kemudian.
Kenikmatan yang di berikan mulut Wisnu, membuatnya tak tahan dan ingin segera merasakan batang kontol gemuk besar milik Wisnu memasuki lobang kenikmatannya. Wisnu lalu menindih tubuh Andre, tubuh keduanya berhimpitan. Dada bertemu dada, perut bertemu perut, kontol bertemu kontol. Pantat mereka bergerak-gerak, menggesekkan batang kontol. Mulut mereka berpagutan buas sambil berpelukan erat.
Wisnu mengarahkan kepala kontolnya ke bibir lobang pantat Andre. Perlahan-lahan kepala kontol itu menembus kedalam, di susul dengan batang kontolnya hingga seluruhnya masuk dan hanya menyisakan onggokan buah pelir yang bersemak jembut tebal menggantung di bibir lobang pantat Andre yang menguak.
Pantat Wisnu bergerak perlahan, maju mundur. Pantat Andre bergerak membalas. Gerakan pantat perlahan itu kemudian meningkat temponya. Semakin cepat dan terus bertambah cepat. Beban pikiran Andre sejenak terlupakan.
***
Calvin baru saja selesai mandi. Dengan hanya menggunakan handuk, cowok itu keluar dari kamar mandi hotel tempat Desi menginap. Sepupunya itu terlihat duduk termenung di sudut kamar. Air matanya berlinang jatuh membasahi pipinya. Calvin mendekatinya dan langsung memeluk tubuh sepupunya itu dengan sayang.
“Des, jangan nangis lagi ya,” bujuknya.
Jemari Calvin membelai rambut indah Desi. Sepupunya itu malah semakin terisak. Wajahnya di benamkannya ke dada Calvin yang telanjang.
***
Sementara itu pada saat yang sama, di tempat yang berbeda. Yudha dan Asep berjalan menuju tempat parkir. Asep melangkah di belakang sambil menjinjing tas milik Yudha. Keduanya berjalan menuju tempat mobil Yudha di parkirkan. Setelah tiba di mobil, tiba-tiba Yudha teringat sesuatu.
“Sep, kamu tunggu di mobil sebentar ya. Barang saya ada yang ketinggalan,” kata Yudha pada Asep.
“Saya aja yang mengambilkan Mas,” jawab Asep.
“Tidak usah, biar saya saja,” sahut Yudha lagi.
Asep patuh dan segera masuk ke dalam mobil. Yudha berlalu meninggalkan Asep.
***
Sepuluh menit berlalu. Andre dan Wisnu sudah bertukar posisi ngentot. Kini Wisnulah yang di sodomi oleh Andre dari belakang. Seperti anjing kawin, Andre mengentoti lobang pantat Wisnu dengan gerakan pantat yang cepat. Keduanya sama-sama merintih-rintih keenakan. Tubuh keduanya mengkilap bersimbah keringat.
***
Asep masih menantikan Yudha yang belum juga kembali sejak sepuluh menit yang lalu. Kaca jendela mobil sudah di bukanya lebar-lebar agar angin bisa masuk. Menunggu membuat Asep bosan dan mulai mengantuk. Sejenak kemudian Asep terlelap. Baru beberapa saat saja rasanya terlelap, pemuda desa itu merasa tersentak dan terbangun dari tidurnya. Di lihatnya Yudha belum juga kembali. Bosan menanti, Asep keluar dari mobil dan menyusul Yudha ke dalam kantor.
Asep berjalan menuju ruangan Yudha yang di lihatnya dari jauh terbuka lebar. Begitu tiba di depan pintu, Asep langsung terhenyak. Matanya mElotot melihat apa yang terjadi di dalam ruangan kerja itu. Di atas lantai dengan posisi mengarah ke depan pintu, di lihatnya Yudha dan Eka Syahputra, sang satpam ganteng sedang mengentot dengan masih menggenakan sebagian pakaian mereka.
Kemeja masih melekat di tubuh kekar Yudha, namun seluruh kancingnya sudah terbuka. Sedangkan celana panjang dan celana dalamnya berserak di samping. Begitu juga dengan Eka yang tak melepas kemejanya, hanya celana panjangnya saja yang berserak di dekat celana Yudha. Sedangkan celana dalamnya masih melekat di betisnya sebelah kiri.
Pantat Yudha penuh dengan batang kontol Eka yang gemuk panjang dan berurat. Bapak muda yang ganteng, di peluk erat-erat oleh Eka. Tubuhnya membelakangi satpam ganteng yang sedang asik mengentotinya itu.
“Sini Sephhh… sinihhh…! Lamahhh… banget kamuhhh… datangnyahhh… Ohhh…” kata Yudha.
Asep masih terbengong.
“Kemari! Buka baju kamu cepat!” kata Yudha tak sabar.
Asep segera sadar dari bengongnya dan langsung menelanjangi tubuhnya sendiri. Segera setelah itu ia mendekati Yudha dan Eka. Kontolnya yang sudah bengkak sejak tadi langsung di sorongkannya ke mulut Yudha. Bapak muda nan tampan itu segera menyambut kontol Asep dan mengisapnya sekuat tenaga.
“Sluruppp…” suara mulut Yudha menyedot batang kontol Asep.
***
Wisnu mengocok-ngocok batang kontolnya sendiri. Dalam posisi setengah miring di atas ranjang, Andre mengentoti lobang pantatnya dari belakang. Sebelah kaki Wisnu di angkat ke atas tinggi-tinggi, di pegangi oleh Andre. Keduanya sudah lupa akan janji bertemu dengan Sony malam ini.
“Ndrehhh… ohhh Ndreehhh…” racau Wisnu keenakan.
Beberapa saat kemudian Wisnu menarik pantatnya dari gempuran kontol Andre. Tubuhnya kemudian di telentangkannya di atas ranjang. Andre mengerti keinginan sahabatnya itu yang pingin gantian menyodomi. Andre lalu menaiki tubuh Wisnu. Dengan posisi duduk di atas tubuh Wisnu, Andre membenamkan kontol sahabatnya ke dalam lobang pantatnya. Keduanya kembali melanjutkan ngentot mereka.
***
Calvin mencoba menggendong tubuh Desi ke atas ranjang. Cowok itu kerepotan mengangkat tubuh sepupunya itu karena harus menahan handuknya agar tidak terlepas. Desi berhasil di gendong, namun Calvin tak sanggup menahan handuknya agar tidak terlepas. Dengan tubuh telanjang bulat, akhirnya Calvin berhasil membawa sepupunya itu ke atas ranjang.
Desi tak mau melepaskan pelukannya dari Calvin. Mau tak mau dalam keadaan bugil, Calvin ikut berbaring juga di atas ranjang. Tubuh keduanya menyatu. Desi memeluk tubuh Calvin erat-erat. Untuk beberapa saat Calvin merasa biasa saja di peluk Desi erat seperti itu. Namun lama kelamaan ia mulai jengah.
Apalagi ketika tangan Desi pelan-pelan, entah sengaja atau tidak mengelus-elus lembut belakang tubuhnya mulai dari punggung dan terus menjalar sampai ke buah pantatnya. Desi kemudian memandang Calvin dengan tatapan yang aneh. Sejurus kemudian bibirnya melumat bibir Calvin. Tak ayal, kontol Calvin bergerak mengeras!
***
Asep kepingin merasakan lobang pantat Yudha. Tapi pemuda desa itu segan mengutarakannya. Matanya memandang dengan iri pada kontol Eka yang masih terus mengentoti lobang pantat Yudha. Entah memahami pikiran Asep, atau memang karena Yudha juga kepingin di kentot pemuda desa itu. Tiba-tiba Yudha melepaskan kontol Eka dari lobang pantatnya. Yudha lalu menarik tangan Asep dan membawa pemuda desa itu menuju sofa yang ada di dalam ruangannya.
Tubuhnya yang kekar itu lalu di rebahkannya telentang di atas sofa. Pahanya segera di sibakkannya lebar-lebar. Asep segera paham maksud Yudha. Kontolnya serta merta di benamkannya ke lobang pantat Yudha yang terlihat masih menganga, karena baru saja di kentoti batang kontol Eka.
“Yeshhh… yeshhh… kentotin sayahhh…! Kentotihhh… saya Sephhh…!” kata Yudha.
Asep tak menjawab dengan kata-kata. Jawaban Asep adalah dengan kontolnya yang segera mengaduk-aduk lobang pantat bapak muda ganteng itu.
Eka yang kehilangan lobang pantat segera berdiri. Satpam ganteng itu lalu mendekati Asep dan Yudha yang sedang mengentot. Mulutnya segera mendekat ke batang kontol Yudha yang mengaceng. Dengan lahap di sElomotinya batang kontol bapak muda ganteng yang sedang di kentot oleh Asep itu.
***
“Ohhhkkkhhh…” jerit Andre dan Wisnu bersamaan.
Pantat Andre menekan kuat-kuat ke bawah membenamkan seluruh batang kontol Wisnu yang sedang menyemburkan sperma dari kepala kontolnya ke dalam lobang pantat Andre.
Saat yang sama kepala kontol Andre juga sedang menyemburkan sperma dan berhamburan ke perut, dada, bahkan ada yang sampai ke wajah Wisnu. Kedua remaja itu sedang orgasme bersamaan. Kenikmatan yang mereka raih, membuat keduanya tak peduli dengan jeritan kenikmatan mereka yang sangat keras dan bukan tidak mungkin terdengar sampai ke bawah.
Setelah orgasme mereka tuntas, tubuh keduanya langsung lemas dan dari mulut mereka terdengar deru nafas ngos-ngosan.
***
Pantat Eka kini menduduki wajah ganteng Yudha. Sementara Asep masih mengentotinya, Yudha asik menjilati lobang pantat Eka. Ketiga pria jantan dan tampan itu masih terus melanjutkan pesta sex mereka. Yudha sepertinya sudah tak dapat lagi menahan orgasmenya. Saat kontol Asep mengentoti lobang pantatnya Yudha orgasme.
Asep masih penuh gairah, namun ia tak tega melihat Yudha yang sudah lemas setelah orgasme. Asep lalu melirik pada Eka, satpam itu langsung mengerti arti lirikan Asep. Sang satpam langsung menungging di lantai, mengkangkangkan lobang pantatnya untuk siap di masuki kontol Asep.
Pemuda desa itu segera membenamkan batang kontolnya ke dalam lobang pantat Eka yang sudah berlumuran ludah Yudha tadi. Lobang pantat Eka terasa seret dan ketat.
“Kamu belum pernah di kentot ya Ka?” tanya Asep sambil menggerakkan pantatnya maju mundur perlahan-lahan.
Asep kuatir terlalu hot mengentot Eka malah membuat batang kontolnya sendiri menjadi lecet.
“Belum Sephh… Biasanya Gue yang ngentotin orang,” sahut Eka.
Asep tersenyum senang, betapa bersyukurnya Asep bisa merasakan lobang pantat sempit milik pria seganteng Eka. Sementara itu dari tempatnya mengentoti Eka, Asep melihat Yudha memandangi mereka dengan keinginan untuk kembali bergabung.
***
“Gede banget Vin,” kata Desi dengan suara bergetar saat telapak tangannya menggenggam batang kontol Calvin yang sudah tegak keras.
Kedua sepupu itu telah sama-sama terangsang.
“Boleh Gue isep ya Vin?” kata Desi lagi.
Calvin tak mampu menjawab. Hanya kepalanya saja yang mengangguk ragu.
Desi lalu mendekatkan mulutnya ke kepala kontol Calvin. Saat bibir mungil Desi mengecup lembut ujung kepala kontolnya, Calvin tak lagi ingat bahwa Desi adalah sepupunya yang sedang gundah gulana.
***
Andre masih berbaring lemas di atas ranjang bersama Wisnu. Kedua sahabat itu sedang beristirahat mengembalikan stamina mereka yang terkuras usai mengentot tadi. Tiba-tiba telepon genggam Wisnu berdering, Wisnu segera menerima panggilan telepon itu. Rupanya dari Sony. Dari seberang sana reserse sahabat Wisnu mengatakan, bahwa ia sudah menunggu kedua remaja itu di sebuah cafe di bilangan Mal Pondok Indah. Setelah Wisnu menutup pembicaraannya dengan Sony, tergopoh-gopoh kedua remaja yang masih lemas itu menuju kamar mandi. Mereka segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat menemui Sony.
***
Asep merasakan lobang pantat Eka sudah dapat beradaptasi dengan batang kontolnya, Asep lalu mengentoti Eka dengan liar. Pantatnya bergerak maju mundur dengan cepat. Eka pun sudah tidak lagi merasakan sakit seperti awal mula Asep mengentotinya. Satpam ganteng itu kini sudah ikut menggerakkan pantat dengan binal membalas kentotan Asep. Keduanya seperti tak hendak menyudahi persenggamaan mereka yang kelihatannya sangat nikmat itu.
Yudha berjalan mendekati Asep dan Eka. Lalu bapak muda itu menuju ke belakang tubuh Asep. Pantat pemuda desa itu kemudian di remas-remas dan di kuak-kuakkannya. Asep paham keinginan Yudha. Sambil mengentoti Eka, Asep melebarkan pahanya. Pemuda desa itu memberikan kesempatan pada Yudha untuk dapat memasukinya.
***
Calvin mengangkangi tubuh Desi. Kontolnya bergerak keluar masuk dengan lembut mengentoti memek sepupunya itu. Desi memeluk erat tubuh Calvin seperti tak ingin lepas darinya. Tak ada entotan liar dan buas seperti yang biasa di lakukan Calvin saat ngentot dengan sesama cowok. Apa yang di lakukan saat ini adalah entotan penuh cinta dan kasih sayang.
Begitulah, akhirnya kedua sepupu itu menyudahi persenggamaan mereka dengan orgasme bersamaan. Calvin menguburkan kontolnya sedalam-dalamnya di lorong memek Desi. Spermanya menyembur bercampur dengan lendir kenikmatan Desi.
***
Asep menggeram karena kenikmatan ganda yang dirasakannya. Orgasmenya di rasakannya sudah mendekat.
“Ohhh..,” erangnya tertahan. Spermanya tersembur dari kepala kontolnya.
“Sep, Sep, kamu kenapa?” di dengarnya suara sayup-sayup Yudha dan guncangan keras di tubuhnya.
Asep tersadar, di lihatnya sekeliling. Ternyata dia masih berada di dalam mobil.
“Ayo turun, kita sudah sampai di rumah,” kata Yudha menepuk bahunya.
“Kita di mana Mas?” tanya Asep bingung.
“Sudah sampai rumah, ayo turun,” kata Yudha mengulangi.
“Kamu tadi tertidur waktu nungguin saya ngambil berkas yang ketinggalan di kantor,” sambung Yudha.
Asep baru ngeh, ternyata dia cuma mimpi basah. Asep merasakan celana dalamnya basah kuyup dengan spermanya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Andre & Calvin
RandomWARNING!!! CERITA DEWASA!!! ADULT ONLY!!! 17+ Created and Story by: NicoLast Edited by: Edy Cahyadi Cerita ini bukan hasil karangan gue. Ini cuma cerita hasil copas. Gue di sini cuma mau nge-repost karena suka sama cerita satu ini.