Sementara itu di sauna dan spa, Mama Andre dan rombongannya masih melanjutkan pesta sex mereka.
“Kenapa ya jeng, laki-laki itu kalo badannya tinggi pasti kontolnya gede dan panjang?” tanya Mama Andre pada salah seorang istri pejabat yang ada disampingnya. Mama Andre saat itu sedang asik mengulumi batang kontol milik salah seorang ajudan.
“Waduh, saya kurang ngerti bu. Mungkin emang udah gitu dari sononya,” sahut sang istri pejabat yang juga sedang asik mengulumi sebatang kontol milik seorang pemijat.
“Jeng ini gimana toh? Itukan hal penting juga untuk diketahui,” kata Mama Andre agak sewot. Rupanya ia kurang suka mendapat jawaban gak ngerti dari istri pejabat itu.
“Maaf bu. Nanti saya cari tahu jawabannya,” sahut sang istri pejabat kikuk melihat Mama Andre sewot padanya.
“Cari jawabannya segera. Besok kasih tau ke saya!” perintah Mama Andre dan kemudian melanjutkan mengulumi batang kontol sang ajudan.
“Baik bu,” sahut sang istri pejabat mengkeret. Ia memang harus mencari jawaban atas pertanyaan Mama Andre itu segera. Bila ia tak menemukan jawabannya bisa-bisa jabatan suaminya bisa kena geser bila Mama Andre kesal dan kemudian mempengaruhi Papa Andre untuk menggeser jabatan suaminya, hehehe.
***
Doni tak lagi penuh amarah seperti tadi. Cowok itu sudah tenang kini. Suasana di rumah Antonius pun jadi santai. Andre, Sony, Doni, Antonius, dan Christian kini sedang berbincang-bincang tentang kasus yang menimpa Andre dan Calvin.
“Pa, kasus yang menimpa Andre ini harus segera diselesaikan. Bila tidak terselesaikan juga akan membawa malapetaka untuk Andre dan Calvin. Soalnya video rekaman Andre dan Calvin sudah beredar di internet. Kami sudah pernah melihatnya. Saat ini mungkin belum ada yang tahu siapa yang ada di rekaman itu karena kualitas rekamannya memang kurang jelas. Tapi kalau dibiarkan terus-menerus saya kuatir Andre dan Calvin akan ketahuan,” kata Doni pada papanya.
“Astaga! Sudah tersebar di internet?” tanya Sony kaget. Antonius dan Christian juga terlihat sama kagetnya seperti Sony.
“Iya Om,” sahut Andre. Cowok itu kini menyebut om pada Sony setelah mengetahui ternyata reserse ganteng itu adalah papanya Doni. “Saya sangat berharap Om bisa menyibak misteri siapa sebenarnya pelaku yang merekamnya segera,”
“Mas, apakah tidak sebaiknya kamu mulai melakukan klarifikasi langsung pada David dan Rafael. Mereka berdua kan termasuk dua orang yang kamu duga sebagai pelakunya?” tanya Antonius.
“Maksud kamu gimana Ton?” tanya Sony.
“Mas kan sudah kenal dengan mereka, menurut saya Mas harus menemui mereka untuk mengklarifikasi hal tersebut,” sahut Antonius.
“Papa kenal dengan David dan Rafael dimana Pa?” tanya Doni agak menyelidik.
“Don, papa kamu kan reserse. Gampang buat dia untuk kenal dengan siapapun,” sahut Antonius cepat menetralisir agar pertanyaan Doni tidak melebar. Kalau Doni bertanya lagi Antonius kuatir Doni akan panas lagi bila mengetahui tentang perkenalan papanya dengan David dan Rafael di pesta sex Papa Calvin.
“Saya sangat berterima kasih kalau Om bersedia mengklarifikasinya segera,” sambung Andre.
“Ngomong-ngomong kalian tahu film itu sudah beredar di internet sejak kapan?” tanya Sony.
“Kemarin Pa. Ada seorang teman kami yang men-download-nya dari internet dan menunjukkannya pada kami,” sahut Doni.
“Baiklah. Saya akan segera menuntaskan kasusmu dan Calvin ini, Ndre. Hari ini juga saya akan menemui David dan Rafael untuk mengklarifikasikan hal tersebut pada mereka.
“Terimakasih banyak Om,” sahut Andre.
Setelah merasa tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, Andre, Doni, Sony, dan Christian lalu pamitan untuk pulang ke rumah masing-masing pada Antonius.
***
David menghubungi Dion melalui ponsel. David bermaksud untuk menanyakan pada Dion di kantor polisi mana kakaknya itu ditahan. Dalam pembicaraan melalui ponsel itu Dion menjelaskan kantor polisi tempatnya ditahan.
“Gimana Kak? Apakah kita akan mendatangi Kak Dion sekarang?” tanya David pada Sonya.
Gadis itu mengangguk lemas menjawab pertanyaan David. Ia masih sedih dan shock atas penangkapan Dion.
“Kalau begitu mari kita bersiap-siap kak. Sebaiknya Kak Sonya mandi dulu biar segar,” kata Rafael.
Sonya setuju untuk mandi dulu seperti apa yang dikatakan Rafael. Gadis itu kemudian menuju kamarnya. Di dalam kamarnya itu ada kamar mandi, Sonya akan mandi disana.
“Kitapun sebaiknya mandi juga Raf,” kata David pada Rafael.
“Iya kak. Kakak mandi duluan, nanti Raf menyusul,” sahut Rafael.
“Maksud kakak kita mandinya barengan Raf. Sekalian nuntaskan yang tadi nanggung,” sahut David sambil mengerling nakal pada adiknya yang ganteng itu.
“Kak, plis deh,” kata Rafael agak menolak kemauan cabul kakaknya yang lagi horny berat itu.
“Ayolah Raf. Sebentar doang,” bujuk David.
“Mana mungkin sebentar kak,”
“Lama juga gak masalah,” sahut David. Cowok itu kemudian menelanjangi dirinya sendiri di depan adik kandungnya itu. Tubuhnya yang berkulit putih dan atletis itu kini terpampang dalam keadaan telanjang bulat di depan Rafael. Batang kontolnya sudah mengacung tegak.
“Kakak bener-bener deh,” sahut Rafael. Cowok itu kemudian berjalan menuju kamar meninggalkan David. Dengan tergopoh-gopoh David menyusul Rafael dan ikut masuk kedalam kamar bersama adiknya.
Di dalam kamar Rafael lalu menelanjangi dirinya juga. Setelah telanjang bulat ia masuk kedalam kamar mandi diikuti olehDavid. Rafael lalu mandi di bawah shower. David juga ikutan mandi di bawah shower sambil memeluk tubuh adik kandungnya itu.
Rafael mandi dengan cuek dan membiarkan David berbuat sesuka hatinya. Ia tidak mempedulikan David yang asik bermain-main disekitar belahan buah pantatnya. Dengan penuh nafsu David mengorek-ngorek celah lobang pantat Rafael dengan jari-jarinya sambil melumuri lobang pantat sempit itu dengan bioplacenton. Sepertinya David tak memikirkan hal lain saat itu selain hanya ingin segera mengentoti adik kandungnya yang cakep itu.
Ketika kemudian David merasa celah lobang pantat Rafael telah membuka dan siap menerima batang kontolnya, David mendorong tubuh adik kandungnya itu ke dinding lamar mandi. Tak sabar David langsung menghimpit tubuh adiknya itu sambil tangan kirinya menggenggam batang kontolnya yang telah membengkak dan menyusupkannya kedalam lobang pantat Rafael.
“Heghh…,” lenguh Rafael. “Pelan-pelan kakhhh…,”
David cuek. Kedua tangannya memeluk pinggang ramping Rafael kuat-kuat. Dengan sebuah hentakan yang cukup bertenaga David menekan batang kontolnya memasuki lobang pantatRafael.
“Setan!! Arghhhh…,” erang David keenakan merasasakan seluruh batang kontolnya menembus lorong lobang pantat Rafael yang terasa mencengkeram. Buah pantat David mengempot, menandakan ototnya berkontraksi kuat menjebol lobang pantat adiknya yang meski sudah tak perjaka lagi namun masih cukup sempit itu. Kemudian David mulai mengentoti Rafael dengan buas.
***
Yusuf duduk mengangkang di tepi kolam spa sambil menjilati memek seorang ibu pejabat yang berdiri mengangkang di depannya. Sementara Yusuf menjilati lendir-lendiri kenikmatan sang ibu pejabat, sang manajer nakal asik memuluti batang kontol Yusuf. Tak ada lagi rasa malu di hati Yusuf karena semua orang yang ada di spa itu kini saling mengeksplorasi nafsu sex mereka dengan sebebas-bebasnya.
Ibu-ibu pejabat itu rupanya ingin memuaskan diri mereka dengan para ajudan, para pemijat lelaki dan juga gadis-gadis pelayan sauna itu sekaligus. Karenanya suasana ngesex diciptakan mejadi sedemikian bebasnya. Semuanya bisa bergumul nafsu dengan siapa saja.
Sang ibu pejabat yang merasa memeknya sudah sedemikian basah oleh permainan mulut dan lidah Yusuf tak tahan untuk menikmati batang kontol ajudan itu dalam memeknya. Sang ibu pejabat lalu mendorong kepala sang manajer nakal yang sedang asik memuluti kontol Yusuf untuk menghentikan kulumannya. Dengan berat hati sang manajer melepaskan batang kontol Yusuf yang belepotan ludahnya itu dan membiarkan sang ibu pejabat menunaikan keinginannya.
Ibu pejabat lalu mengangkangi paha Yusuf dan menduduki selangkangan sang ajudan. Batang kontol Yusuf yang gemuk dan panjang langsung tertelan di memek sang ibu pejabat yang sudah longgar karena kurang merawat memeknya yang sering dimasukin batang-batang kontol besar. Ibu pejabat ini sepertinya tidak pernah merawat kesempitan memeknya dengan senam atau setidaknya minum jamu saru rapet.
Sang ibu pejabat mencengkeram bahu kekar Yusuf kuat-kuat. Ia berpegangan untuk memulai gerakan ritmis pantatnya naik turun menikmati batang kontol Yusuf sang ajudan. Yusuf tak merasakan nikmat sama sekali. Batang kontolnya yang gemuk dan panjang itu tak merasakan cengkeraman kuat dari memek sang ibu pejabat. Sangat berbeda dengan memek Mama Andre yang tetap rapet karena rutin senam memek dan minum jamu sari rapet meski sering kemasukan kontol.
Sang ibu pejabat sibuk menggeol-geolkan pantatnya. Tubuhnya telah basah bersimbah keringat. Sementara itu Yusuf hanya diam membiarkan sang ibu pejabat memuaskan dirinya sendiri. Ia mulai bosan dikentoti oleh ibu pejabat itu. Yusuf lalu memandang ke sekitar, melihat perilaku cabul semua yang ada di ruangan spa dan sauna satu per satu.
Mama Andre terlihat sedang menikmati kentotan seorang ajudan dalam posisi menungging. Ajudan itu menggempur memek Mama Andre dari belakang dengan penuh semangat. Ajudan itu tak sedikitpun merasa terganggu oleh wajah sang manajer nakal yang bersarang di belahan buah pantatnya asik menjilati celah buah pantat sang ajudan yang basah berkeringat.
Ingin sekali rasanya Yusuf bergabung bersama dengan mereka dan mengentoti lobang pantat sang manajer nakal itu. Namun sebagai ajudan Yusuf masih punya sopan santun untuk tidak meninggalkan begitu saja ibu pejabat yang sedang asik menikmati batang kontol miliknya.
Beberapa ajudan yang tidak mendapatkan memek karena sebagian besar ibu pejabat sedang asik berlesbian ria dengan para gadis pelayan sauna, memuaskan birahi mereka dengan mengentoti lobang pantat pemijat laki-laki. Eit, bukan hanya mengentoti lobang pantat pemijat laki-laki, ada juga ajudan yang ngentot dengan sesama ajudan. Rupanya sex sejenis sudah jamak berlangsung di lingkungan para ajudan.
Sedang asik Yusuf menyaksikan lingkungan sekitarnya tiba-tiba ia dikejutkan oleh tubuh sang ibu pejabat yang ambruk memeluknya. Tubuh berkeringat ibu pejabat itu gemetaran. Rupanya sang ibu pejabat baru saja orgasme. Dengan sopan Yusuf segera melepaskan diri dari sang ibu pejabat. Tanpa mengelap batang kontolnya yang berlumuran lendir orgasme sang ibu pejabat Yusuf segera mendekati sang manajer nakal. Tanpa permisi dicoblosnya lobang pantat sang manajer yang sedang asik menyelomoti lobang pantat ajudan pengentot Mama Andre.
“Ohhhhh…,” rintih sang manajer keenakan dimasuki oleh Yusuf.
Yusuf lalu menggenjot sang manajer dengan gerakan pantat maju mundur yang mantap.
***
Jam menunjukkan pukul tiga sore ketika Sonya, David, dan Rafael tiba di kantor polisi tempat Dion ditahan. Cukup lama Sonya dan adik-adiknya menunggu di ruang tamu tahanan sebelum kemudian Dion muncul diantar oleh Ali dan Bayu. Begitu melihat Dion, Sonya langsung menghambur dan memeluk adiknya itu erat. Tak lama keempat kakak beradik itu telah berpelukan sambil bertangisan penuh haru. Ali dan bayu kemudian meninggalkan keempat saudara itu untuk bercengkerama.
“Kenapa kamu ditangkap Yon?” tanya Sonya setelah tangisnya mereda.
“Entahlah Kak. Aku juga tak mengerti. Kata mereka aku penyebab kematian Desi. Padahal aku sama sekali tidak tahu tentang kematian gadis itu,” sahut Dion.
“Desi? Astaga! Gadis itu meninggal Yon?” tanya Sonya.
“Kata mereka begitu kak,”
“Kamu membunuhnya Yon?”
“Enggak kak. Aku sama sekali tidak tahu tentang kematiannya,”
“Lalu kenapa mereka menangkapmu?”
“Aku benar-benar gak mengerti kak,”
“Apa kita perlu minta bantuan pengacara kak?” tanya David.
“Gimana menurutmu Yon?” tanya Sonya meminta pendapat Dion atas pertanyaan David.
“Aku memikirkan hal itu juga kak. Aku ingin meminta bantuan seseorang,” sahut Dion.
“Bantuan siapa?”
“Kakak ingat Om Handoko?”
“Ingat. Kenapa dengan dia?” tanya Sonya.
“Siapa Om Handoko kak?” potong Rafael mendengar pembicaraan Dion dan Sonya.
“Ceritanya panjang Raf. Yang pasti dia seseorang dari masa laluku,” sahut Dion.
“Apa dia mau menolong Yon?”
“Entahlah kak,”
“Kenapa kamu tiba-tiba ingat dengannya?”
“Aku melihatnya di siaran televisi tadi. Dia baru saja dilantik jadi menteri,”
“Menteri?”
“Iya kak. Tadi pagi pelantikannya,”
“Apalagi dia sudah jadi menteri Yon. Apa mau dia menolongmu?”
“Entahlah kak. Tapi dulu dia pernah bilang, kalau suatu saat aku membutuhkan pertolongan, aku boleh menemuinya kapan saja,”
“Kamu ditahanan begini Yon, bagaimana kamu bisa menemui dia?”
“Tentu saja bukan aku yang menemuinya, tapi kalian berdua,” kata Dion sambil menunjuk David dan Rafael
“Kami kak? Dimana kami harus menemuinya?” tanya David dan Rafael serempak.
“Tentu saja di kantornya. Om Handoko menjabat Menteri Dalam Negeri karena itu kalian harus menemuinya di kantor Depdagri,”
“Apa mau dia menemui kami kak?” tanya David ragu.
“Kalian harus berusaha. Salah seorang diantara kalian mengaku sebagai aku dan minta tolong pada stafnya untuk bertemu Om Handoko,” kata Dion.
“Kenapa harus David dan Rafael yang menemuinya Yon? Kenapa tidak aku saja?” tanya Sonya.
“Kakak pasti ngerti kenapa aku menyuruh David dan Rafael yang menemui Om Handoko,” kata Dion.
“Aku sangat mengerti Yon. Kamu akan menyuguhkan kedua adikmu pada si Handoko itu kan? Aku tidak setuju Yon. Biarlah aku yang menggantikan mereka,” sungut Sonya.
“Kak, mohon jangan mempersulit keadaan saat ini. Aku sangat memerlukan bantuan sekarang. Aku yakin, bila David dan Rafael yang menemuinya maka ia akan bersedia membantu,” sahut Dion dengan suara lirih. Matanya menatap sendu pada Sonya seolah-olah berkata pada gadis itu agar mengerti pada keadaannya.
Sonya terdiam. Rasa kasihan timbul di hatinya.
“Kapan kami menemui Om Handoko itu kak?” tanya Rafael.
“Secepatnya. Kalau perlu sekarang!” sahut Dion.
***
Lagi-lagi Andre tak bertemu dengan kedua orang tuanya saat tiba di rumah. Seperti biasa ia hanya bertemu dengan Mbak Minah, pembantu setia keluarga mereka saja. Andre sedang tidak mood untuk pergi kemana-mana saat itu karenanya ia kemudian menuju kamarnya.
Tiba di kamar, Andre langsung membuka bajunya dan merebahkan tubuh kekarnya di atas ranjang. Andre berbaring dengan kedua telapak tangannya sebagai bantal. Lengannya yang mengembang mempertontonkan bulu ketiaknya yang lebat.
Andre menerawang menatap langit-langit kamarnya. Ia berpikir tentang masalah video mesumnya bersama Calvin apakah dapat segera selesai dan dituntaskan oleh Sony? Kalau seandainya masalah itu tidak selesai apa yang akan terjadi kelak pada dirinya dan juga Calvin?
Mengingat papanya telah menjadi seorang public figure karena telah diangkat menjadi menteri tentu saja kalangan media dan para politisi akan mengendus segala tindak-tanduk keluarga mereka. Apa yang terjadi seandainya masalah video mesum itu tercium oleh media dan politisi lalu mengemuka ke masyarakat umum?
Andre merasa sangat was-was bila apa yang dibayangkannya itu terjadi. Tiba-tiba Andre ingat Tuhannya. Ia menutup kedua matanya dan memohon pada-Nya agar semua yang dibayangkannya itu jangan terjadi. Andre bangkit dari baringnya dan kemudian menuju meja belajarnya.
Andre menarik laci mejanya dan mengambil sebuah patung Bunda Maria berukuran kecil yang selama ini disimpannya disana. Lama sudah patung itu tersimpan disana. Dulu patung itu selalu terletak di atas meja belajarnya dan setiap hari Andre tak pernah lupa berdoa sambil bersimpuh di lantai menghadap patung itu.
Sejak Andre mulai mengenal sex saat masuk SMA patung itu disimpan oleh Andre di laci. Ia merasa malu bila melihat patung itu. Khususnya saat ia bermain sex di dalam kamar itu. Andre merasa seolah-olah perbuatan zina yang dilakukannya dipamerkannya dihadapan Tuhan.
Andre meletakkan patung itu di atas meja belajarnya. Kemudian ia mengambil sebuah rosario yang juga disimpannya di dalam laci itu. Andre lalu bersimpuh dilantai dengan kepala menunduk ditahan dengan kedua tangannya yang terkatup menggenggam rosario. Andre memejamkan matanya. Andre berdoa dalam hati. Ia meminta pertolongan pada Tuhannya.
“Bapa di sorga, aku mohon kasih-Mu. Ampunilah dosaku. Genapilah janji-Mu ya Bapa, berilah pertolongan padaku. Aku senantiasa percaya akan kesucian Bunda Maria dan penebusan dosa yang dilakukan oleh putra-Mu, Yesus Kristus. Dalam nama Bapa dan putra dan roh kudus, amen,” kata Andre dalam doanya.
Cowok itu kemudian mencium salib di rosario dan patung Bunda Maria. Setelah itu kedua benda itu kembali disimpannya di dalam laci. Setelah berdoa Andre merasa lebih tenang. Ia lalu kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tak lama Andre tertidur pulas.
***
Dadang duduk mengangkang di atas meja kerja Papa Andre. Ajudan ganteng itu berpakaian tanpa bercelana sama sekali. Batang kontolnya tegak keras kuyup oleh lendir ludah dari mulut Papa Andre yang sedang asik menyelomoti batang kontol ajudannya itu sambil duduk di kursi kerjanya.
Rupanya setelah melapor kepada Presiden tadi, Papa Andre didampingi oleh Dadang, sang ajudan, kembali ke kantor untuk menikmati sex berdua. Ini adalah kali pertama Papa Andre bermain sex di ruang kerjanya sebagai menteri bersama Dadang.
Puas mengoral batang kontol Dadang, giliran Papa Andre ingin dioral oleh sang ajudan. Papa Andre lalu berdiri di kursi kerjanya. Dengan gerakan cepat Dadang melepaskan celana panjang dan celana dalam Papa Andre. Batang kontol Papa Andre ternyata telah keras sekali. Dadang langsung menangkap batang kontol Papa Andre dengan mulutnya. Ajudan jantan dan ganteng itu segera menyElomoti batang kontol Pak Menteri itu dengan buas.
Sedang asik-asiknya Papa Andre menikmati sElomotan mulut Dadang di batang kontolnya tiba-tiba terdengar suara dering telepon di atas meja kerjanya.
“Angkat dulu telponnya Dang,” kata Papa Andre pada Dadang. “Siapa tau ada panggilan mendadak dari presiden,” tambah Papa Andre.
“Baik pak,” sahut Dadang setelah melepaskan batang kontol Papa Andre dari mulutnya. “Selamat sore, disini ruang kerja Menteri Dalam Negeri ada yang bisa dibantu,” kata Dadang sopan.
“Selamat sore pak, ini Ratih, sekretaris Bapak, maaf mengganggu Pak,” balas suara seorang gadis dari seberang, rupanya yang menelepon adalah Ratih sekretaris ruang kerja menteri.
“Mbak Ratih, tadikan Bapak sudah pesan kalau beliau sedang tidak ingin diganggu, kenapa Mbak ratih kok tetap juga menelepon kemari?” tanya Dadang setelah mengetaui yang menelepon ternyata Ratih.
“Mohon maaf Pak. Disini ada tamu, katanya keluarga Pak Menteri ingin bertemu dengan Pak Menteri sekarang. Tadi saya juga sudah mengatakan kalau Pak Menteri sedang tidak ingin mengganggu, tapi mereka mendesak,” sahut Ratih.
“Keluarga Pak Menteri? Siapa?” tanya Dadang.
“Namanya Mas Dion. Apakah Bapak kenal?” tanya Ratih.
“Sebentar ya Mbak Ratih. Pak, ada tamu namanya Dion katanya keluarga Bapak ingin bertemu sekarang,” kata Dadang pada Papa Andre.
“Dion?” tanya Papa Andre terlihat kaget sesaat, mendengar nama itu disebutkan oleh Dadang. “Oke, suruh masuk!” sahut Papa Andre sambil bangkit dari kursi kerjanya dan kemudian merapikan kembali celananya.
“Baik Mbak Ratih, saya akan membuka pintu. Persilakan tamu itu masuk,” sahut Dadang.
Dadang juga merapikan celananya dan kemudian berjalan menuju pintu ruang kerja Papa Andre untuk membukakan pintu. Begitu pintu ruang kerja dibuka muncullah David dan Rafael dari balik pintu.
“Kalian bukan Dion! Kalian siapa?” tanya Papa Andre begitu melihat yang datang ternyata adalah David dan Rafael. Papa Andre merasa tidak mengenal kedua cowok itu.
“Maaf Om, kami berdua adik kandungnya. Kami dipesankan untuk menemui Bapak dan mengaku bernama Dion supaya Om bersedia menemui kami,” sahut David cepat.
“O, begitu,” sahut Papa Andre. Ia terlihat serius mengamati kedua remaja ganteng itu.
“Baiklah. Silakan duduk,” kata Papa Andre dan mempersilakan kedua remaja itu duduk di sofa besar yang ada di ruang kerjanya.
Dadang berdiri di sudut ruangan mengawasi kedua remaja itu.
“Kenapa Dion menyuruh kalian kemari? Kenapa Dion tidak datang sendiri?” tanya Papa Andre.
“Kak Dion memohon bantuan dari Om,” sahut Rafael.
“Bantuan apa? Uang?” tanya Papa Andre.
“Bukan Om,” sahut David.
“Lalu apa?”
“Bantuan agar Om bisa mengeluarkannya dari tahanan,” sahut Rafael.
“Apa? Kenapa dia ditahan?” tanya Papa Andre.
“Kami juga tidak mengerti Om. Kak Dion dituduh sebagai penyebab kematian seorang gadis. Padahal Kak Dion tidak mengetahui peristiwanya sama sekali,” sahut Rafael.
“Buka seluruh pakaian kalian berdua!” perintah Papa Andre.
David dan Rafael bingung mendengar perintah Papa Andre yang tiba-tiba menyuruh mereka berdua membuka seluruh pakaian, sama sekali tidak nyambung dengan konteks penjelasan Rafael tadi.
“Ayo, jangan malu-malu. Buka aja!” seru Papa Andre lagi.
Meski bingung, David dan Rafael pun nurut. Keduanya berdiri dan melepaskan seluruh pakaian mereka hingga bugil. Inilah rupanya maksud Sonya yang mengatakan bahwa mereka berdua akan menjadi suguhan untuk Papa Andre alias Om Handoko.
“Kontolnya dikocok dong. Jangan lemes gitu,” kata Papa Andre.
David dan Rafael segera mengocok kontol mereka masing-masing. Tak lama kedua kontol mereka yang panjang, gemuk, dan pejal itut tegak mengeras di tengah selangkangan mereka yang berjembut lebat.
“Hmm …, gede. Sama gedenya seperti kontol kakak kalian si Dion,” kata Papa Andre sambil tersenyum cabul. “Dang, sini Dang!” panggil Papa Andre pada ajudannya.
“Iya Pak,” sahut Dadang dan berjalan cepat mendekati Papa Andre.
“Dang, buka pakaian kamu. Terus kamu berdiri di antara kedua bocah itu!” perintah Papa Andre.
Dadang segera melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Papa Andre.
“Kalian berdua jongkok,” kata Papa Andre pada David dan Rafael. “Kalian hisap tuh kontol Dadang. Saya mau lihat kalain berdua pinter ngisep gak seperti pinternya Dion ngisep.”
David dan Rafael dengan patuh melaksanakan apa yang dikatakan oleh Papa Andre. Keduanya langsung berebutan menyElomoti batang kontol Dadang yang masih lemes. Saking hotnya kedua kakak beradik itu menyElomoti batang kontolnya, sekejap saja batang kontol Dadang langsung membengkak.
“Lumuri yang banyak ludah kalian di kontol si Dadang. Entar dia bakalan ngentotin lobang patat kalian,” kata Papa Andre cabul.
Batang kontol Dadang sudah belepotan ludah kedua remaja itu. Kini tibalah saatnya Dadang untuk mengentoti kedua remaja itu disaksikan oleh Papa Andre. Dadang memilih Rafael untuk dikentotnya pertama kali. Rafael dikentot oleh Dadang dalam posisi berdiri.
“Gimana Dang?” tanya Papa Andre.
“Sempit Pak,” sahut Dadang.
“Cobain yang satu lagi,”
“Baik Pak,”
Dadang lalu berpindah ke lobang pantat David.
“Gimana Dang?”
“Lebih sempit yang pertama Pak,”
“Siapa nama kamu?” tanya Papa Andre pada Rafael.
“Rafael Om,” sahut Rafael.
“Kemari kamu,” kata Papa Andre.
Rafael mendekati Papa Andre yang telah membuka celananya dan duduk santai di sofa.
“Dudukin kontol saya,” kata Papa Andre.
Rafael menurut. Ia duduk di kontol Papa Andre, memasukkan batang kontol Papa Andre yang gemuk dan panjang itu kedalam lobang pantatnya.
“Ohhh… sempitnya. Saya jadi teringat saat pertama kali ngentotin kakak kamu. Sempit seperti ini,” kata Papa Andre.
Rafael membenamkan seluruh batang kontol Papa Andre di dalam lobang pantatnya. Sisa-sisa ludahnya yang tadi terlumur di batang kontol Dadang dan telah disapukan Dadang dilobang pantatnya saat mengentotnya tadi cukup membantunya memasukkan batang kontol Papa Andre yang kering.
“Besar banget kontol Om,” kata Rafael sambil memandangi wajah Papa Andre. Rafael menduduki batang kontol Papa Andre dalam posisi berhadapan.
“Kamu suka?”
“Suka Om,”
“Kamu masih perjaka?”
“Udah enggak Om. Tapi saya belum sering dikentot,”
“Pantes. Sempit sih, tapi cincin lobang pantat kamu sudah gak terasa banget. Beda sama kakak kamu waktu Om perjakai dulu. Cincin lobang pantatnya terasa menjepit batang Om kuat sekali,”
“Tapi masih enak kan Om,”
“Enak dong. Digoyang deh pantatnya,”
“Iya Om,”
Sementara Rafael menduduki kontol Papa Andre, David dikentoti oleh Dadang di lantai. Remaja gateng berwajah oriental itu pasrah mengangkangkan pahanya lebar-lebar menerima tikaman-tikaman batang kontol ajudan Papa Andre yang jantan dan ganteng itu di lobang pantatnya. David sangat menyukai dikentoti oleh pria jantan berkontol besar seperti Dadang. Buat David yang sudah terbiasa dikentot akan tidak merasakan nikmat bila dikentoti oleh batang kontol kecil karena gesekan di lobang pantatnya akan kurang terasa.
Kenikmatan dikentot lobang pantat atau mengentoti lobang pantat seumur hidup tak akan bisa dilupakan oleh semua cowok yang sudah pernah merasakannya. Bagi cowok-cowok yang pernah merasakan kenikmatan itu meskipun mereka juga menyukai cewek dan menikah tetap saja akan kepingin untuk merasakannya lagi. Karena itu cowok-cowok yang pernah merasakannya baik karena gaya hidup atau karena kondisi lingkungan misalnya di penjara, di sekolah berasrama seperti Akmil, STPDN, bahkan sekolah pastur dan pesantren pasti akan tetap mengulanginya bila ada kesempatan.
Contohnya Dadang. Ajudan ganteng ini sebenarnya sudah bertunangan dan sudah seringkali ngentotin memek tunangannya itu. Namun tetap saja ia sangat bernafsu untuk ngentot atau dikentot cowok. Seperti saat ini, ia mengentoti David dengan buas dan bertenaga. Dadang belum pernah mengentoti cowok turunan China tambah lagi cakep seperti David. Karena itu ia berfantasi seolah-olah sedang mengentoti seorang bintang Hong Kong.
***
Sony berjalan menuju mobilnya yang diparkirkan di jalan berjarak sekitar sepuluh meter dari rumah tempat Dion dan saudara-saudaranya tinggal. Reserse itu kini berdiri di samping mobilnya sambil memandangi rumah Dion yang terlihat sepi.
“Enggak ada orang Pa?” tanya Doni yang ternyata ikut bersama Sony dan duduk di belakang kemudi mobil. Putra Sony bertanya sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil.
“Kayaknya gak ada siapa-siapa Don. Sepi. Berkali-kali Papa tekan bel rumah itu namun tidak ada yang keluar,” sahut Sony menjawab pertanyaan putranya itu.
“Jangan-jangan keluarga Dion langsung kabur setelah penangkapan itu Pa,” celetuk Doni.
“Sepertinya enggak Don. Mungkin mereka sedang keluar sebentar,” sahut Sony. Nalurinya berpendapat lain dengan pendapat putranya itu. Reserse itu kemudian masuk kedalam mobil.
“Kemana kita sekarang?” tanya Doni bersiap untuk kembali menghidupkan mobil. Cowok ganteng Taruna Akmil itu terlihat semakin ganteng dengan setelan kaos warna biru muda yang dikenakannya.
“Disini aja,” sahut Sony.
“Ngapain disini Pa?” tanya Doni bingung.
“Menunggu,”
“Sampai kapan Pa?”
“Sampai orang yang kita tunggu datang,”
“Bosen Pa,”
“Tapi harus dijalani Don. Seperti inilah salah satu pekerjaan reserse,”
“Syukurlah Doni gak jadi polisi,”
“Gak semua polisi jadi reserse kan,”
“Tetap aja lebih asik jadi tentara daripada jadi polisi,”
“Polisi gak dikirim perang Don,”
“Inikan udah gak jaman perang Pa,”
“Daerah konflik masih banyak,”
“Tapi gak seserem perang,”
“Polisi gak mesti harus ke pElosok-pElosok,”
“Tentara gak minta-minta duit sama rakyat di jalan-jalan,”
“Kamu itu kalau dibilangin masih aja bandel kayak dulu,”
“Papa juga sih, sampe sekarang tetap aja gak ikhlas kalo Doni jadi tentara,”
“Siapa bilang papa gak ikhlas?”
“Ini buktinya. Kalo kita udah ngomongin soal polisi dan tentara papa pasti sewot,”
“Habisnya kamu selalu apriori sama polisi. Padahal karena polisilah kamu bisa hidup, sekolah, dan bisa masuk akmil,” suara Sony terdengar sedih. Reserse itu membuang mukanya menatap ke arah rumah Dion. Ia tak mau Doni mengetahui bahwa saat itu matanya mulai berkaca-kaca.
Doni menyadari kesedihan papanya itu. Ia memandang Sony dengan perasaan haru.
“Pa, Doni gak pernah apriori dengan polisi. Doni tau pekerjaan papa berat dan banyak sekali godaannya. Itu sebabnya Doni gak mau jadi polisi. Doni takut gak sanggup karena Doni sadar gak sekuat Papa,”
Sony menolehkan pandangannya menatap putranya itu. Ia melihat ada ketulusan di mata Doni.
“Maafkan Papa, Don,” kata Sony. Telapak tangannya mengelus pipi putranya.
“Doni yang harus minta maaf Pa,” sahut Doni tersenyum pada Papanya.
Keduanya berpandangan penuh haru untuk beberapa saat dan kemudian berpelukan erat. Tiba-tiba sebuah taksi meluncur di samping mobil yang dikendarai Sony dan Doni lalu berhenti di depan rumah Dion.
Sony dan Doni saling melepaskan pelukan mereka sambil menghapus air mata yang sedikit berlinang di sudut mata mereka untuk mengamati siapa yang datang ke rumah Dion dengan taksi itu. Ternyata yang keluar dari dalam mobil adalah Sonya. Begitu keluar dari dalam taksi Sonya langsung memasuki rumah dengan terburu-buru.
“Papa akan tanyakan dimana David dan Rafael pada gadis itu Don,” kata Sony dan bersiap untuk membuka pintu mobil.
“Gimana kalo Doni yang nanya Pa? Kalau Papa yang nanya, Doni kuatir gadis itu akan curiga. David itukan anak basket teman David, nanti Doni akan beralasan mencari David untuk ngajak main basket,”
“Kamu pinter Don. Papa bangga dengan kamu,”
Doni kemudian keluar dari mobil dan pergi menuju rumah Dion. Sony memperhatikan dari dalam mobil apa yang dilakukan putranya itu.
***
Buah pantat Yusuf yang putih dan berkeringat mengempot. Ajudan ganteng itu menekan batang kontolnya dalam-dalam di lobang pantat sang manajer. Tubuh Yusuf bergetar kuat. Spermanya menyembur deras berkali-kali memenuhi rongga lobang pantat sang manajer.
“Orghhhhhhhhhhh …,” lenguh Yusuf keras.
“Ohhhhh Godhhhhh…,” erang sang manajer keenakan merasakan semburan-semburan sperma hangat Yusuf di lobang pantatnya.
Tangan Yusuf mengocok batang kontol sang manajer sekuat-kuatnya. Batang kontol gemuk panjang milik sang manajer yang ngaceng total itu tak lama menyemburkan sperma beberapa kali.
“Fuckhhhhhhhh…,” teriak sang manajer keras.
Yusuf dan sang manajer menuntaskan ngentot mereka yang lama. Keduanya adalah pengentot terakhir yang menyudahi pesta sex di spa sauna itu. Tepuk tangan oleh semua yang ada di dalam spa sauna itu membahana begitu mereka selesai mengentot seolah-olah live show cabul saja.
“Enak Suf?” tanya Mama Andre yang berendam telanjang didalam spa diapit dua ajudan gantengyang juga telanjang di kiri dan kanannya. Yusuf mengacungkan jempolnya pada Mama Andre sambil nyengir. Setelah itu ia mencabut batang kontolnya dan meninggalkan sang manajer yang masih telentang keenakan menikmati sisa-sisa orgasmenya.
Yusuf lalu membersihkan dirinya di bawah shower. Mama Andre lalu keluar dari dalam spa dan berjalan menuju shower tempat Yusuf mandi.
“Suf, memekku gatel banget nih,” kata Mama Andre.
“Sini Bu, biar saya garuk,” sahut Yusuf langsung mengerti maksud Mama Andre. Ajudan itu lalu menyabuni batang kontolnya dan membersihkannya dari sisa-sisa lendir bekas sperma dari lobang pantat sang manajer. Satu jari tangan kanan Dadang memasuki memek Mama Andre. Jari itu menggaruk-garuk pelan didalam memek itu.
“Suf, memeknya jadi berlendir, kentot aja sekalian deh,” kata Mama Andre manja.
Yusuf pun menuruti kemauan Mama Andre. Ajudan itu mengocok batang kontolnya sebentar untuk mengeraskan kembali batang kontolnya yang tadi mulai lemes. Setelah kontolnya kembali keras, dalam posisi berdiri Yusuf mulai mengentoti memek Mama Andre. Keduanya ngentot dengan cepat. Tak lama sperma Yusuf sudah menyembur di dalam memek Mama Andre.
“Ayo kita pulang Suf,” kata Mama Andre berbisik di telinga Yusuf usai orgasmenya.
“Baik Bu,”
Keduanya segera membersihkan diri. Setelah itu acara pesta sex pun usai. Mama Andre kemudian pulang ke rumah bersama Yusuf.
“Kamu udah lama suka ngentot lobang pantat?’ tanya Mama Andre di dalam mobil setelah lima menit berlalu dari hotel.
Yusuf terhenyak mendengar pertanyaan Mama Andre. Sesaat ajudan ganteng itu terdiam. Sampai kemudian ia menjawab dengan suara pelan.
“Sejak kuliah Bu,” sahut Yusuf jujur.
“Sama siapa?”
“Sama teman kuliah Bu,”
“O, ya? Jadi Dadang juga suka ya ngentot pantat?”
“Iya Bu,”
“Dharma?”
“Iya Bu,”
“Yusuf juga pasti,”
“Iya Bu,”
“Kalian pernah ngentot dengan Bapak?”
Yusuf terkejut sekali mendengar pertanyaan Mama Andre itu. Wajah Yusuf pucat pasi. Ia melirik Mama Andre melalui kaca spion dalam mobil. Wajah Mama Andre mengekspresikan sebuah keperihan hati. Matanya sendu membalas tatapan Yusuf melalui kaca spion dalam mobil.
“Kenapa diam Suf?” tanya Mama Andre.
“Kenapa Ibu menanyakan itu?” tanya Yusuf dengan suara parau saking kagetnya.
“Saya hanya ingin tahu kamu jujur atau tidak pada saya,”
Yusuf terdiam. Konsentrasinya mengemudikan mobil jadi terganggu mendengar kaya-kata Mama Andre. Untuk menghindari terjadinya kecelakaan ajudan ganteng itu lalu menepikan mobil yang dikemudikannya.
“Saya tau siapa suami saya Suf. Kamu gak usah bohong sama saya,” kata Mama Andre menyambung kalimatnya.
Yusuf tetap diam. Ia menundukkan kepalanya, tak juga menjawab. Tak berani menjawab.
“Bapak emang gitu orangnya. Dari dulu doyan banget sama cowok-cowok muda, jantan, dan ganteng kayak kalian,” kata Mama Andre lagi sambil membuang muka ke samping kanan, menatap ke luar jendela mobil.
Yusuf masih tak menjawab. Mama Andre tak berbicara lagi. Keduanya terdiam untuk waktu yang cukup lama sampai kemudian tiba-tiba Mama Andre menepuk lembut bahu Yusuf sambil berkata, “Ah, sudahlah Suf. Anggap saja pembicaraan ini tidak pernah ada ada. Ayo kita pulang,” kata Mama Andre dengan suara serak.
Yusuf menegakkan kepalanya perlahan. Matanya kemudian melirik spion, melihat Mama Andre dari pantulan kaca spion itu. Yusuf melihat Mama Andre mengusap matanya yang berair dengan tissue.
Perasaan Yusuf campur-aduk antara malu dan jengah karena Mama Andre ternyata mengetahui tentang kelakuan binal Papa Andre pada para ajudannya, termasuk dirinya sendiri, dan sedih sekaligus kasihan melihat kondisi Mama Andre yang meski mengetahui hal itu namun tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam hati Yusuf yang paling dalam muncul rasa bersalah pada Mama Andre.
***
Lobang pantat Rafael masih dikentoti oleh Papa Andre. Rafael terlihat sangat menikmati dikentoti. Berkali-kali lobang pantatnya dikentot ia semakin merasakan kenikmatan dikentoti. Rafael tak lagi merasakan sakit, yang ada hanya kenikmatan saja. Sementara itu David dan Dadang sudah bebeberapa kali gantian ngentot. Saat ini giliran Dadang yang sedang menikmati batang kontol David yang mengobok-obok lobang pantatnya.
Tubuh keempat pria itu sudah basah kuyup bersimbah keringat. Hal ini menyebabkan terjadinya percampuran keringat dengan parfum dan deodorant di tubuh mereka yang menimbulkan aroma khas menambah gairah. Dadang yang sedang berbaring mengangkang dikentoti oleh David dengan sepenuh tenaga, mengocok batang kontolnya sendiri dengan gerakan tangan yang cepat sambil mengerang-erang. Ajudan itu merasakan spermanya akan segera keluar sebentar lagi. Ekspresi Dadang yang seperti meregang-regang itu membuat David semakin ganas. Kentotannya semakin bertenaga. Tak lama kemudian dari lobang kencing Dadang menyemburlah spermanya. Berlompatan tinggi hingga ke dada dan pipinya sendiri.
Lobang pantat Dadang secara otomatis mencengkeram keras batang kontol David. Hal ini membuat David tak bisa lagi menahan orgasmenya. Cowok itupun orgasme dengan sukses. Spermanya menyembur deras memenuhi lorong lobang pantat Dadang.
Papa Andre meremas buah pantat Rafael kuat-kuat. Tangannya menahan gerakan pantat naik turun yang tadinya dilakukan remaja itu dengan cepat. Papa Andre menekan batang kontolnya sedalam-dalamnya di lobang pantat remaja ganteng itu dan sesaat kemudian menyemburlah sperma Papa Andre. “Ooohhhh…, Raffff…,” erang Papa Andre.
Saat yang bersamaan Rafael juga orgasme. Cowok ganteng itu memeluk Papa Andre erat dan menjerit keenakan menikmati orgasmenya. “Ohhhh… Ommmm….,”
Usai ngentot, keempatnya beristirahat di sofa. Papa Andre duduk di tengah diapit Rafael, David, dan Dadang yang duduk disamping David.
“Kalian berdua benar-benar hebat. Tak salah Dion mengirim kalian sebagai utusan untuk menemui saya,” kata Papa Andre pada Rafael dan David.
“Kami senang sekali kalo Om puas,” sahut Rafael.
“Sekarang kalian ceritakan ke Om apa yang telah terjadi pada Dion,” kata Papa Andre.
David dan Rafael kemudian menceritakan ke Papa Andre kejadian yang menimpa Dion. Mereka juga tak lupa menyampaikan pesan Dion pada Papa Andre untuk menolongnya dan juga memberitahukan kepada Papa Andre kantor polisi tempat Dion ditahan.
“Baiklah kalau begitu. Saya sudah memahami apa yang terjadi. Tolong kalian sampaikan pada Dion agar dia bersabar dulu, kalian harus maklum, sekarang jamannya reformasi. Apa yang saya lakukan akan menjadi pantauan banyak pihak karena itu saya harus hati-hati. Langkah pertama yang akan saya lakukan akan mencarikan seorang pengacara untuk Dion. Saya berjanji, besok pagi seorang pengacara sudah akan menemui Dion,” kata Papa Andre.
“Terimakasih banyak Om,” sahut Rafael.
“Terimakasih Om,” sahut David juga.
Kemudian kedua remaja kakak beradik itu mencium pipi Papa Andre masing-masing sebelah kiri dan kanan. Keduanya sangat senang mendengar jawaban Papa Andre.
“Boleh gak kami minta nomor ponsel Om. Supaya kalau ada perlu kami gampang menghubungi,” kata Rafael.
“Iya Om. Soalnya kami gak enak juga kalau sering-sering kemari,” tambah David.
“Oke, sebentar Om ambil ponsel dulu. Kalian katakan nomor kalian supaya Om misscall dari ponsel Om,” kata Papa Andre. Pak menteri itu kemudian bangkit dari sofa dan berjalan menuju meja kerjanya. Ia mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja kerjanya.
David dan Rafael memandangi Papa Andre yang berjalan ke meja kerjanya. Secara bersamaan mata keduanya kemudian tertumbuk ke sebuah foto dalam pigura yang cukup besar di atas meja Papa Andre. Foto itu adalah gambar Papa Andre bersama Mama Andre dan Andre. Melihat foto itu David dan Rafael saling pandang satu sama lain.
“Itu foto keluarga Om?” tanya Rafael.
“Ya. Kenapa?” tanya Papa Andre.
“Gak papa Om,” sahut Rafael.
“Ini istri saya,” kata Papa Andre mengambil foto itu dan kemudian menunjukkan pada David dan Rafael, “yang ini putra saya satu-satunya. Namanya Andre, dia seumuran dengan kalian. O, ya berapa nomor ponsel kalian?”
Rafael dan David menyebut nomor ponsel mereka bergantian. Papa Andre kemudian bergantian me-misscall nomor ponsel kedua remaja itu. Rafael dan David kemudian menyimpan nomor ponsel Papa Andre dalam phonebook ponsel mereka masing-masing.
“Kalian lapar?” tanya Papa Andre pada David dan Rafael.
Keduanya mengangguk. Setelah ngentot tadi perut keduanya memang etrasa keroncongan.
“Kalau begitu kita pesan makan ya?”
“Boleh Om,”
“Dang, kamu bilangin deh ke Ratih supaya pesan makanan untuk kita berempat,”
“Baik Pak,” sahut Dadang.
***
Doni kembali kedalam mobil menemui Sony yang menunggunya.
“Siapa gadis itu Don?” tanya Sony pada putranya itu.
“Namanya Sonya, dia adalah kakak tertua. Katanya David dan Rafael sedang keluar Pa, ada urusan. Sonya gak mau ngomong kemana mereka pergi,” sahut Doni.
“Kamu punya nomor ponsel David?”
“Gak punya Pa. Saya gak pernah nyimpen nomor ponselnya dia. Tapi barangkali Andre punya nomornya Pa. Soalnya David kan Ketua Tim Basket dan David salah seorang anggotanya,”
“Betul juga kamu. Sebentar, papa coba nanya sama Andre apakah dia punya nomor ponselnya si David,” kata Sony. Reserse itu lalu mencoba menghubungi Andre.
Berkali-kali Sony menghubungi Andre namun tak ada sahutan. Andre rupanya masih tertidur lelap sehingga tak mendengar panggilan dari Sony di ponselnya.
“Gak diangkat Don,” kata Sony pada putranya.
“Kalo gitu Doni sms aja deh dia,”
“Sms deh kalo gitu,”
“Oke Pa. Sekarang kita kemana Pa? Apakah kita nungguin mereka juga disini?”
“Papa rasa sebaiknya kita pulang aja dulu. Nanti kalo Andre sudah memberitahukan ke kamu nomor ponselnya David, kamu hubungi aja dulu David supaya kita bisa ketemu,”
“Sip,” sahut Doni. Cowok itu mengirimkan sms ke ponsel Andre menanyakan nomor ponsel David. Setelah pesan itu terkirim Doni kemudian menghidupkan mesin mobil dan menjalankan mobil yang mereka kendarai meninggalkan kompleks rumah tempat tinggal Dion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Andre & Calvin
De TodoWARNING!!! CERITA DEWASA!!! ADULT ONLY!!! 17+ Created and Story by: NicoLast Edited by: Edy Cahyadi Cerita ini bukan hasil karangan gue. Ini cuma cerita hasil copas. Gue di sini cuma mau nge-repost karena suka sama cerita satu ini.