Calvin sedang memandangi sang Mama yang berbaring pingsan di atas sofa. Bersama-sama dengan si Mbak, sang pembantu rumah, Calvin berhasil mengangkat tubuh Mamanya yang tadi pingsan dan memindahkannya dari kursi di ruang makan ke sofa di ruang tamu.
Entah apa yang di ucapkan sang Tante di telepon tadi, sehingga Mamanya bisa pingsan seperti itu. Calvin merasa tidak enak apa bila menanyakan hal itu langsung kepada Tante Rini. Calvin kuatir jangan-jangan hal tersebut terkait dengan masalah Desi. Kekuatiran itu membuat Calvin semakin merasa tidak nyaman untuk menanyakan hal itu pada Tantenya.
Dalam kondisi seperti itu Calvin kemudian mencoba menelepon Papanya. Calvin ingin memberitahukan kondisi sang Mama dan berharap Papanya bisa segera hadir bersama mereka saat itu. Beberapa kali Calvin menelepon ke ponsel sang Papa, meskipun ada nada sambung namun panggilan Calvin ke ponsel sang Papa tidak di jawab.
“Papa sedang ngapain ya?” kata Calvin dalam hati.
Ia mencoba lagi menelepon sang Papa. Setelah sepuluh kali menghubungi namun tidak mendapat jawaban juga dari sang Papa, Calvin kemudian mengirim pesan singkat,
“Pa, kalau bisa segera hubungi Calvin. Mama sedang sakit.”
Tak berhasil menghubungi sang Papa, Calvin teringat pada Andre. Cowok ganteng itu kemudian menghubungi ke ponsel sahabat tersayangnya itu. Sama seperti sang Papa, Andre juga tak menjawab panggilan telepon Calvin.
***
Willy menungging dengan kedua pahanya mengangkang. Indra mengentoti pria itu dari belakang. Batang kontol Indra menggempur lobang pantat Willy dengan gerakan maju mundur yang cepat dan bertenaga. Indra berpegangan pada buah pantat Willy. Dengan penuh nafsu, buah pantat itu di remas-remas dan sesekali di tampar oleh Indra.
Ricky berbaring telentang di bawah tubuh Willy. Wajahnya tepat di depan batang kontol pria itu dan mulutnya melakukan oral pada batang kontol berwarna kuning langsat kemerahan itu. Paha Ricky yang membuka, di kepitkan ke pinggang Asep yang sedang menggoyangkan pantat maju mundur mengentoti lobang pantat Ricky. Batang kontol Ricky yang mengacung tegak, sedang asik di sElomoti mulut Willy.
Keempat pria itu sedang mengentot berpasangan di atas spring bed. Ketika tadi Willy memilih Indra untuk menganalnya pertama kali, Ricky segera meminta Asep untuk melakukan hal yang sama padanya. Sejak di rumah kontrakan tadi, Ricky memang sudah sangat ingin merasakan batang kontol Asep yang gemuk dan panjang itu merojok lobang pantatnya.
Tubuh mereka berempat sudah basah bersimbah keringat. AC yang sangat dingin di ruangan kamar hotel itu tak bisa lagi menahan panasnya tubuh mereka, akibat gerakan-gerakan ngentot mereka yang sangat bertenaga. Ruangan kamar hotel itu ramai dengan suara rintihan dan erangan kenikmatan yang tak terkontol lepas dari mulut mereka. Andai saja ruangan kamar hotel berbintang itu tidak di buat berpengedap suara, dapat di pastikan suasana hotel akan riuh rendah dengan berbagai suara erangan dan rintihan dari dalam kamar-kamar hotel yang banyak sekali di gunakan sebagai tempat menyalurkan syahwat itu.
Willy sudah tak sanggup lagi menahan orgasmenya. Kentotan batang kontol Indra di lobang pantatnya di rasakannya sangat mengahanyutkan. Libidonya tak bisa lagi di kendalikannya. Tak lama spermanya menyembur dari lobang kencingnya, menyembur ke dalam rongga mulut Ricky.
Tentu saja orgasme yang mendadak ini membuat Ricky blingsatan. Segera batang kotol Willy di lepaskannya dari mulutnya. Sisa sperma Willy yang masih menyembur akhirnya membuat wajah ganteng Ricky belepotan. Cowok itu segera bangkit dari telentangnya. Posisi ngentot keempatnya segera berantakan karena bangkitnya Ricky yang tadi telentang di bawah tubuh Willy. Kontol Indra terlepas dari lobang pantat Willy, demikian juga kontol Asep lepas dari lobang pantat Ricky.
“Mas Willy gimana sih? Kok mau ngecrot gak ngomong-ngomong?” kata Ricky sedikit kesal.
Tangannya menarik ujung sprey dan di gunakan untuk mengelap wajahnya yang belepotan sperma Willy dengan sprey itu.
“Sory Rickh, saya gak bisah nahan lagih. Soalnya si Indrah ngentotin saya hot banget sihh,” sahut Willy membela diri.
Indra tersenyum simpul mendengar kata-kata Willy.
“Gimana Mas Willy? Puaskan dengan kentotan saya?” Tanya Indra dengan sumringah.
“Puas! Saya puas banget Ndrah,” sahut Willy terengah-engah.
Indra memang sengaja mengentoti Willy dengan sangat hot tadi. Cowok itu yang sudah cukup banyak makan asam garam di dunia sex bayaran, sangat paham betapa umumnya pria-pria yang bersedia membayar untuk ngesex itu sangat gampang di taklukkan di atas ranjang.
Asep tak berbicara. Pemuda desa itu hanya berbaring telentang di atas ranjang. Pada dasarnya Asep masih belum puas mengentoti Ricky. Namun karena yang lain sudah berhenti mengentot, pemuda itu sungkan untuk meminta Ricky melanjutkan lagi ngentot mereka yang terganggu karena semburan sperma Willy di mulut Ricky. Sementara Ricky masih sibuk membersihkan sperma Willy dari wajahnya.
Sesaat kemudian Ricky sudah terlihat tidak kesal lagi, Ricky memang tidak boleh menunjukkan sikap kurang simpatik di hadapan cowok yang akan membayar mereka. Karena bila Willy merasa tersingung dengan sikap Ricky, akan menyulitkan mereka juga.
“Gimana Mas Willy, masih mau di lanjutkan lagi?” Tanya Ricky.
Bibirnya menyunggingkan senyum ramah pada klien-nya itu.
“Masih dong Rick, sayakan belum merasakan batang kontol Asep,” sahut Willy santai.
“Tapi istirahat dulu ya. Capek banget nih.”
“Oke Mas, kita sih siap aja melayani Mas Willy semalaman. Mas Willy gak nelepon ke rumah dulu nih? Entar kayak kemaren, lagi asik-asiknya. Eh, tiba-tiba di telepon sama istrinya. Jadi nanggungkan, hehehe,” kata Ricky nakal.
Indra ikutan tertawa mendengar kalimat Ricky yang terakhir. Sementara Asep hanya tersenyum saja.
“Udah punya momongan Mas?” Tanya Indra.
“Ada dong Ndra. Gini-gini saya pejantan tangguh lo,” kata Willy sumringah.
“Putri saya ada dua orang. Cantik-cantik lo seperti Mamanya.”
Willy kemudian turun dari spring bed dan menuju ke tempat celana panjangnya yang tadi di gantungkannya di atas kursi yang ada di kamar itu. Dari dalam kantong celana panjang itu ia mengambil ponsel dan kemudian menelepon.
“Halo sayang,” katanya dengan suara yang di mesra-mesrain.
“Papa pulang agak telat malam ini. Ada tamu yang harus Papa jamu. Mama tidur duluan aja ya,” Kata Willy menyudahi pembicaraan yang singkat dengan istrinya itu.
“Mandi bareng yuk,” ajak Willy pada Ricky, Indra, dan Asep yang masih tergeetak di atas spring bed.
Ketiga cowok itu menutupi tubuh telanjang mereka dengan selimut. Udara dingin di dalam kamar hotel sudah mulai merasuki tubuh dan membuat mereka kedinginan. Willy melangkah ke kamar mandi meninggalkan ketiga cowok itu yang masih berbaring di atas spring bed.
Ricky, Indra dan Asep kemudian beringsut dan mengikuti Willy. Di dalam kamar mandi yang besar dan mewah itu terdapat sebuah bath tub berukuran besar dan sebuah ruangan sempit yang berdindingkan kaca transparan untuk shower. Ketika Ricky, Indra dan Asep masuk ke dalam, Willy sudah mulai membersihkan diri di dalam shower. Willy terlihat sangat menikmati sekali mandi di bawah shower yang mengalirkan air hangat ke tubuhnya. Dinding kaca terlihat beruap, karena air hangat yang menyembur dari lubang-lubang shower.
Ricky, Indra dan Asep mendekati Willy ke dalam ruangan shower. Mereka berempat kemudian mandi bersama di dalam ruangan sempit itu. Wajar saja jika tak lama kemudian batang-batang kontol mereka kembali mengeras. Air hangat yang membuat tubuh kembali segar, di tambah lagi ruangan sempit yang membuat tubuh mereka saling menempel dan bergesekan membuat syahwat keempatnya kembali bangkit.
Willy mulai menggesek-gesekkan batang kontolnya ke batang kontol Asep yang berdiri tepat di depannya. Sementara Indra dan Ricky meraba-raba sekujur tubuh Willy. Sesekali lidah mereka ikut meraba tubuh Willy yang berkulit kuning langsat itu.
“Sep, fuck saya ya,” kata Willy. Rupanya pria itu sudah kembali horny.
“Di dalam sini Mas?” tanya Asep.
“Enggak dong. Di sini sempit banget. Kita ke bath tub yuk,” ajak Willy.
Keduanya kemudian keluar dari ruangan shower. Indra dan Ricky kemudian melanjutkan permainan berdua. Indra segera berjongkok di belakang Ricky, mulutnya kemudian segera bekerja melakukan rimming di celah lobang pantat cowok itu. Indra yang tadi nanggung saat ngentotin Willy, rupanya ingin kembali melanjutkan di lobang pantat Ricky.
Willy dan Asep masuk ke dalam bath tub. Kran air panas dan dingin di buka oleh Willy, bersamaan memancarkan air hangat ke dalam bak bath tub yang besar itu. Willy mulai mengeksplorasi batang kontol Asep dengan mulutnya. Dengan lahap batang kontol itu di lumat oleh pria ganteng beranak dua itu. Asep yang keenakan membiarkan saja apa yang di lakukan oleh mulut Willy pada batang kontolnya.
Lidah Indra mengaduk-aduk lobang pantat Ricky yang di tumbuhi bulu-bulu halus. Saking enaknya jilatan lidah Indra di lobang pantatnya, membuat Ricky sampai menjinjitkan kakinya sesekali menahan nikmat yang tiada tara.
***
Tidak hanya Willy, Ricky, Indra, dan Asep yang sedang dilanda kenikmatan syahwat malam itu. Di rumah kontrakan Antonius, Andre bersama dengan Antonius dan Sony juga sedang memuaskan syahwat binal mereka bertiga. Pertama kali dalam hidupnya Andre melakukan sex yang sangat liar malam itu. Andre merelakan lobang pantatnya di kentot oleh dua batang kontol milik Sony dan Antonius secara bersamaan.
“Ahhh… ahhh… Massshhh… terushhh… masshhh… enakhhh… bangethhh… Mashhh..,” racau Andre, antara sakit dan nikmat yang di rasakannya menjalari dirinya.
Sony mengentotnya dari bawah, sedangkan Antonius mengentotnya dari atas. Untung saja Antonius punya simpanan pelumas di kamarnya, sehingga kegiatan ngentot ganda itu dapat mereka lakukan. Kalau tidak, betapa sakit yang harus di rasakan Andre akibat dua batang kontol yang gemuk dan panjang bersamaan mengaduk-aduk lobang pantatnya saat itu.
Ngentot ganda itu mereka lakukan setelah menonton bokep gay yang menampilkan adegan ngentot ganda seperti itu. Setelah selesai berdiskusi menyusun rencana untuk mengumpulkan data-data dari sekolah Andre, Antonius mengajak Sony dan Andre menonton bokep gay miliknya.
“Kamu mau di kentot seperti itu Ndre?” pancing Antonius saat adegan menampilkan aksi ngentot ganda terpampang di layar televisi.
“Waduh, saya belum pernah Mas,” sahut Andre.
“Gak pingin mencoba?” lanjut Antonius lagi.
“Dengan siapa mencobanya Mas?” tanya Andre bingung.
“Dengan kami juga bisa,” sahut Sony cepat.
“Gak mungkin Mas, kontol Mas berduakan gede banget.”
“Mungkin aja. Bintang porno itu juga kontolnya gede banget, buktinya bisa tuh,” sahut Antonius.
“Merekakan pake pelumas khusus Mas,” sahut Andre.
“Antonius punya kok pelumas seperti itu,” kata Sony.
Antonius segera menuju ke dalam kamarnya. Tak lama cowok turunan India itu sudah kembali dari dalam kamar sambil membawa pelumas dalam sebuah tube. KY nama pelumas itu. Andre tercenung sejenak memandang pelumas itu. Selama ini ia tidak pernah menggunakan pelumas apapun saat bersenggama dengan cowok.
“Gimana Ndre?” tanya Antonius lagi.
“Mas berdua pingin banget ya nyobain ngentot seperti itu?”
“Iya Ndre, sepertinya enak banget ya,” kata Sony.
Andre sejenak berpikir. Perasaan tidak enak karena bantuan Sony dan Antonius padanya membuat akal sehatnya mengalah. Akhirnya ia mengangguk, menyetujui keinginan Sony dan Antonius.
“Tapi pantat saya di rangsang dulu ya Mas,” kata Andre.
Sony dan Antonius sama-sama mengangguk mantap.
Setelah beberapa kali gagal memasukkan lobang pantat Andre secara bersamaan, akhirnya berhasil juga usaha Sony dan Antonius memasukkan kontol mereka bersamaan ke dalam lobang pantat Andre. Meskipun terasa sakit, Andre hanya bisa pasrah saat kedua polisi ganteng itu memuaskan diri mereka di dalam tubuh Andre.
Meskipun mulanya sakit, lama kelamaan Andre bisa juga menikmati entotan Sony dan Antonius di dalam lobang pantatnya. Batang kontol Andre mulai mengeras, seiring rasa nikmat yang semakin bertambah di rasakannya. Saat sedang nikmat-nikmatnya merasakan entotan kedua polisi itu, terdengarlah suara ponsel Andre berbunyi.
Meskipun berkali-kali ponsel itu berbunyi, Andre tak memperdulikan sama sekali. Ia sedang merasakan kenikmatan dikentot ganda oleh Sony dan Antonius, terlalu sayang untuk di hentikan hanya karena menjawab panggilan telepon.
***
Seperti juga Andre, malam itu kenikmatan sex juga sedang dirasakan oleh Papa Calvin. Saat Calvin meneleponnya berkali-kali tadi, seorang gadis cantik berusia sekitar dua puluh limaan sedang asik menduduki kontol sang Papa sambil bergoyang-goyang maut naik turun, kiri-kanan, memberikan kenikmatan pada kontol sang Papa yang tercengkeram dengan erat di dalam lorong memek sang gadis yang berjembut lebat itu.
Sang Papa dan gadis itu sama-sama tidak melepaskan pakaian mereka. Sang Papa hanya menurunkan celananya sampai lutut, sedangkan gadis itu hanya mengangkat roknya ke atas dan keduanya mengentot di atas sofa yang ada di dalam ruang kerja sang Papa.
“Sonyahhh, kamuhhh… pinter bangethhh… ahhh… enak bangethhh..,” rintih sang Papa.
Rupanya Papa Calvin saat itu sedang asik ngentot dengan Sonya, sekretarisnya yang cantik. Sedang asik-asiknya mereka mengentot, tiba-tiba pintu ruang kerja sang Papa di ketuk perlahan.
“Ahhh… siapahhh…? aghhh..,” tanya sang Papa dengan suara keras.
“Saya Om,” sahut sebuah suara laki-laki dari balik pintu.
“Sayahhh… siapahhh…?” tanya sang Papa lagi agak kesal.
“Dion, Om,” sahut suara tadi.
“Masuk!” perintah sang Papa.
Pintu ruang kerja di buka dan Dion muncul dari balik pintu! Cowok ganteng yang menghamili Desi itu kini muncul di ruang kerja Papa Calvin.
“Sepertinya pestanya udah di mulai tanpa menunggu saya nih?” kata Dion dengan senyum mesum mengembang di bibirnya yang tipis.
“Kamuh lama banget datangnya, saya udah gak tahan ngelihat Sonya mamerin memeknya ke saya tadi,” sahut sang Papa.
“Mbak nakal sekali ya?” kata Dion pada Sonya.
Gadis itu tertawa sambil terus mengaduk kontol sang Papa dengan memeknya. Dion kemudian duduk di sebelah sang Papa dan Sonya yang sedang mengentot. Dengan tetap tersenyum ia memandangi keduanya mengentot.
“Kamu ngapain duduk di situ aja, ayo buka baju!” kata Sonya pada Dion.
“Oke… oke..,” sahut Dion sambil tertawa-tawa.
Cowok itu kemudian melepaskan kaos dan celana jeans yang di kenakannya. Setelah itu celana dalamnya kemudian di lepaskannya juga. Tubuh telanjangnya yang kekar dengan batang kontol panjang gemuk setengah ngaceng kemudian mendekati Papa Calvin dan Sonya yang sedang mengentot. Dengan santai Dion kemudian berdiri mengangkang di antara Papa Calvin dan Sonya. Batang kontolnya menghadap ke wajah Papa Calvin dan pantatnya menghadap wajah Sonya.
Papa Calvin langsung melahap kepala kontol Dion yang berwarna kemerahan, sementara Sonya membenamkan wajahnya ke buah pantat sexy milik cowok itu.
“Arghhh..,” erang Dion.
Papa Calvin menjilati kepala kontol Dion dengan penuh nafsu. Kepala kontol Dion yang berbentuk seperti cendawan berwarna kemerahan itu basah mengkilap oleh ludah yang berasal dari dalam mulut Papa Calvin. Adakalanya kepala kontol itu di masukkannya ke dalam mulut untuk kemudian di hisap-hisap. Bahkan beberapa kali sang Papa berusaha memasukkan seluruh batang kontol itu ke dalam mulutnya. Namun usahanya untuk memasukkan seluruh batang kontol itu selalu gagal, karena panjang batang kontol itu melebihi panjang rongga dalam mulut sang Papa. Terlihat jelas sekali betapa Papa Calvin sangat menikmati kontol milik Dion itu.
Sementara itu Sonya sibuk dengan belahan pantat Dion. Dengan beringas mulut dan lidahnya mencari-cari celah lobang pantat cowok ganteng itu. Lobang pantat yang berbentuk celah berkeriput berwarna merah muda itu dengan penuh nafsu di jilati dan di sedot-sedot oleh Sonya. Tentu saja itu semua di lakukannya sambil tak lupa terus menggenjot batang kontol Papa Calvin yang masih bergerak keluar masuk memeknya.
Cukup lama mereka berada dalam posisi seperti itu. Setelah sekitar lima menit berlalu, sang Papa rupanya ingin berganti posisi. Kontol sang Papa di cabut dari dalam memek Sonya. Batang kontol yang belepotan cairan lendir dari memek sang gadis itu kemudian oleh sang Papa di arahkan ke mulut Dion. Tanpa mempedulikan cairan lendir itu, dengan ganas Dion segera memasukkan batang kontol Papa Calvin ke dalam mulutnya.
“Sluruppp…” suara mulut Dion mengisap kuat-kuat batang kontol Papa Calvin.
Sonya kemudian gantian mengerjai batang kontol Dion dengan memeknya. Batang kontol itu kini tertelan dalam-dalam di liang kenikmatan sang gadis. Papa Calvin duduk di atas sandaran sofa, sementara Sonya berbaring telentang di atas sofa dengan tubuh Dion telungkup di atasnya.
Setelah sepuluh menit berlalu, kembali sang Papa ingin berganti posisi. Ia membiarkan Dion tetap mengentoti memek Sonya. Sang Papa lalu turun dari sandaran sofa dan berjalan menuju ke belakang tubuh Dion. Cowok itu segera memahami keinginan Papa Calvin. Sambil terus mengentoti Sonya, Dioan melebarkan pahanya sedikit. Membuka celah pantatnya untuk siap di masuki oleh Papa Calvin.
Papa Calvin menindih tubuh Dion dalam posisi telungkup. Batang kontolnya di arahkannya ke dalam celah lobang pantat Dion. Sejenak Dion menghentikan gerakan pantatnya mengentotin Sonya, Dion memberikan kesempatan Papa Calvin untuk memasukinya.
Setelah batang kontol itu terbenam seluruhnya di dalam liang kenikmatan Dion, mulailah ketiganya kembali menggerakkan pantat dengan arah berlawanan. Saat Papa Calvin menurunkan pantatnya ke bawah untuk membenamkan batang kontolnya ke dalam liang kenikmatan Dion, pemuda itu menarik pantatnya ke atas. Saat Papa Calvin menaikkan pantatnya ke atas mengeluarkan batang kontolnya dari dalam liang kenikmatan Dion, pemuda itu menurunkan pantatnya ke bawah membenamkan batang kontolnya ke dalam memek Desi. Gerakan itu mereka lakukan berulang-ulang. Mulanya perlahan, setelah posisinya pas. Gerakan itu mulai mereka lakukan dengan cepat dan semakin lama semakin cepat.
Ternyata benar kata pepatah, buah tidak mungkin jatuh jauh dari pohonnya. Seperti Andre dan Papanya, ternyata Papa Calvin juga sama seperti Calvin. Sama-sama bisa menikmati permainan sex sesama jenis. Sampai kapan anak beranak ini bias menyembunyikan rahasia diri mereka masing-masing. Sampai kapan pula Dion bisa berseliweran mengentot dengan satu per satu anggota keluarga besar Calvin tanpa mereka ketahui satu sama lain.
Mengapa Dion selalu hadir di antara keluarga besar Calvin?
***
Andre sedang berjongkok sendirian di lantai kamar mandi rumah kontrakan Antonius. Sementara itu Sony dan Antonius sedang terlelap di ruang tamu dalam keadaan telanjang bulat, kelelahan setelah menuntaskan orgasme mereka bersamaan di dalam lobang pantat remaja ganteng itu.
Andre sedang berusaha mengeluarkan semua sisa sperma milik kedua polisi itu yang tadi menyembur di dalam lobang pantatnya. Sepanjang pengalamannya mengentot dengan sesama lelaki, Andre belum pernah merasa liang kenikmatannya seolah-olah terkoyak akibat dianal.
Dua batang kontol dengan ukuran yang besar-besar, sekaligus memasuki lobang pantatnya. Itu membuat perasaan Andre kuatir, lorong liang kenikmatannya akan lecet. Untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan, Andre berinisiatif membersihkan sisa-sisa sperma kedua polisi itu di dalam lorong lobang pantatnya.
Andre memasukkan jari tengahnya ke dalam lobang pantatnya sendiri. Mengorek-ngorek lobang pantat itu sambil menyiram dengan air. Andre merasakan liang lobang pantatnya lebih menganga dari biasanya. Remaja itu berharap ini adalah efek sementara saja dan berharap setelah beberapa saat liang itu kembali mengerut seperti semula.
***
Malam sudah menunjukkan pukul 22.05 WIB. Willy bersama tiga cowok bayarannya masih berpesta sex di dalam kamar mandi hotel. Pria beristri itu sedang di kentot dengan posisi doggy style oleh Asep. Willy berpegangan pada tepi bath tub dengan Asep berdiri di belakangnya melakukan anal pada lobang pantatnya.
Indra dan Ricky sedang asik mengentot dengan posisi konvensional di lantai kamar mandi. Ricky telentang mengangkang lebar, membiarkan lobang pantatnya di nikmati oleh keperkasaan batang kontol Indra
Willy kemudian meminta Asep berbaring di atas lantai kamar mandi. Setelah Asep berbaring, Willy menduduki batang kontol pemuda desa itu dengan posisi berlawanan arah. Willy mengentoti batang kontol Asep sambil melihat permainan Ricky dan Indra yang tak jauh dari mereka. Mengentot sambil melihat pasangan lain mengentot secara langsung, ternyata menambah intensitas gairah. Willy semakin ganas menggerakkan pantatnya naik turun, mengeluar masukkan batang kontol Asep di dalam lobang pantatnya.
“Isep batang kontol saya Ndrahhh!” kata Willy dengan nada memerintah pada Indra yang sedang asik mengentoti Ricky.
Mendengar perintah Willy, Indra dan Ricky menghentikan permainan mereka dan mendekati Willy yang sedang di anal oleh Asep. Indra segera menungging di depan selangkangan Willy. Mulutnya langsung mengoral batang kontol milik pria itu.
Melihat posisi Indra yang nungging sambil mengoral Willy, Ricky langsung merimming lobang pantat Indra. Tak lama-lama merimming, Ricky kemudian melanjutkan dengan menganal Indra.
Bosan di kentot Asep dan di oral Indra, Willy pingin mengganti posisi mengentot. Kini pria itu ingin merasakan lobang pantat Asep. Pemuda desa itu lalu melepaskan kontolnya dari lobang pantat Willy.
“Mas Willy mau ngentotin Asep bagaimana?” Tanya Asep dengan sopan.
“Kamu telentang di lantai Sep,” kata Willy.
Asep segera melakukan apa yang di katakan pria itu. Setelah Asep berbaring mengangkang, Willy mendekatkan batang kontolnya yang mungil itu ke lobang pantat Asep. Willy langsung menggoyangkan pantatnya dengan gerakan cepat. Batang kontolnya bergerak keluar masuk lobang pantat Asep.
Pemuda desa itu memandangi Willy yang sedang merem melek keenakan. Asep tidak merasakan nikmat sama sekali di lobang pantatnya. Gesekan batang kontol Willy kurang di rasakannya di dalam sana. Sangat berbeda dengan kontol-kontol lain yang pernah memasuki lobang pantat Asep. Biasanya batang kontol yang masuk itu memberikan rasa kenikmatan di dalam sana.
Asep hanya terdiam membiarkan Willy sibuk mengerjai lobang pantatnya. Tak ada desahan kenikmatan sedikit pun keluar dari mulut Asep. Batang kontol Asep perlahan-lahan lemas, karena nafsunya tidak bangit di kentot oleh Willy.
Ricky yang masih asik mengentotoi lobang pantat Indra menyadari kondisi Asep. Pemuda desa yang baru pertama kali melakukan sex karena di bayar itu, belum biasa berpura-pura seolah-olah menikmati permainan orang yang membayarnya.
“Ndra, kontol Asep Lo isep yang hot deh. Biar dia mengerang keenakan. Entar si Willy jadi gak puas, karena si Asep cuek banget begitu. Pada hal si Willy kan udah hot banget ngentotin dia,” bisik Ricky di telinga Indra, sambil menghentikan entotannya pada Indra.
Indra langsung ngeh dengan bisikan Ricky. Sambil tetap mempertahankan posisi mengentot, mereka berdua bergerak perlahan mendekati posisi Asep yang sedang mengangkang di kentoti Willy. Begitu dekat, mulut Indra langsung mengoral batang kontol Asep dengan hot. Efeknya langsung kelihatan, Asep mulai mengerang keenakan karena merasakan isapan Indra. Batang kontolnya mulai mengeras kembali.
***
“Mas, Mas, bangun!” kata Andre dengan suara agak keras sambil menggoyang-goyangkan badan Sony.
Remaja itu berusaha membangunkan reserse itu yang sedang tertidur lelap. Andre sudah berpakaian rapi, ia bersiap-siap untuk puang ke rumah. Karena besok harus pergi bersama Lettu Christian dan Wisnu melakukan latihan persiapan masuk Akmil di Sukabumi. Tak lama kemudian Sony pun terbangun.
“Ada apa Ndre?” tanyanya sambil mengucek-ucek matanya yang masih terasa mengantuk.
“Saya harus pulang malam ini Mas,” sahut Andre.
“Kok buru-buru amat, kenapa gak besok pagi aja?” Tanya Sony.
“Besok pagi kan saya harus sudah berangkat ke Sukabumi, bareng Wisnu.”
“O, iya. Saya lupa Ndre. Sekarang udah malam banget Lo Ndre, kamu berani?”
“Berani Mas. Sayakan bawa motor, kalau ada apa-apa langsung ngebut aja.”
“Oke deh kalo gitu. Kalau ada apa-apa segera telepon saya.”
“Baik Mas. Besok Mas Sony jadikan ke sekolah saya mengumpulkan data alamat teman-teman saya yang tinggal di Pondok Indah?” tanya Andre mengingatkan.
“Jadi. Apa pun perkembangan yang saya peroleh, akan saya beritahukan ke kamu Andre.”
“Terima kasih Mas. Kalau gitu saya permisi dulu, salam untuk Mas Anton,” kata Andre sambil melirik reserse turunan India yang sedang tidur lelap dengan tubuh bugil itu.
Batang kontolnya yang berwarna gelap dengan di tumbuhi jembut lebat itu terlihat sangat membangkitkan selera. Meskipun dalam keadaan lemas, batang kontol itu terlihat tetap panjang dan gemuk berurat-urat.
“Iya, nanti Mas sampaikan,” sahut Sony.
Reserse itu sibuk memasang celana pendeknya yang tadi terserak di atas lantai. Kemudian ia mengikuti Andre yang keluar dari rumah Antonius. Setelah Andre pergi meninggalkan rumah Antonius dengan mengendarai sepeda motornya, Sony kemudian mengunci pintu pagar dan kembali masuk ke dalam rumah. Begitu masuk ke dalam rumah, Sony melihat Antonius sedang duduk di lantai. Tubuhnya masih telanjang bulat. Mungkin reserse itu terbangun karena mendengar suara-suara pintu saat kepergian Andre dari rumah itu.
“Dari mana Mas?” Tanya Antonius.
“Habis ngunci pintu pagar. Si Andre baru aja pulang,” sahut Sony.
Antonius lalu berdiri dari tempat duduknya di lantai dan mendekati Sony. Setelah dekat, ia memeluk tubuh setengah telanjang Sony dengan mesra.
“Tidur di kamar aja yuk Mas. Masih ngantuk nih,” kata Antonius.
“Ayo,” sahut Sony tak kalah mesra.
Kedua reserse itu kemudian berciuman dengan penuh rasa cinta. Setelah itu Antonius memegang tangan Sony dan kemudian keduanya berjalan bergandengan tangan menuju kamar.
***
Willy melepaskan batang kontolnya dari lobang pantat Asep. Kemudian ia menarik Ricky dengan kasar, memaksa cowok itu menghentikan kegiatannya yang sedang asik mengentoti Indra. Ricky dengan patuh mengikuti kemauan Willy. Malam itu Willy ibarat majikan buat mereka bertiga, karena itu mereka harus memenuhi segala kemauan sang majikan hingga terpuaskan. Setelah batang kontol Ricky lepas dari lobang pantat Indra, Willy segera mencobloskan batang kontolnya ke dalam lobang pantat cowok itu.
Gerakan pantat Willy kacau balau, saking tak tahan menahan nafsunya. Kadang maju mundur, kadang goyang ngebor, kadang kiri kanan. Pokoknya Indra agak kewalahan dan sama sekali tak merasakan nikmat oleh kentotan Willy. Namun dengan akting yang sangat memukau, Indra mengerang-erang binal. Seolah-olah ia meraih kenikmatan luar biasa karena di kentot oleh Willy.
“Akkhhh… akhhh… enak banget Mashhh… yahhh… gitu Mashhh… terusshhh…” kata Indra.
Willy semakin bernafsu mengerjai lobang pantat cowok itu jadinya. Sementara Ricky segera beringsut mendekati Asep, kemudian ia menduduki selangkangan cowok itu. Tanpa tedeng aling-aling, ia segera membenamkan batang kontol pemuda desa yang sedang bengong, menyaksikan akting Indra yang seperti keenakan di kentot oleh Willy itu ke dalam lobang pantatnya. Akhirnya kesampaian juga niatnya merasakan sodokan batang kontol Asep di lobang pantatnya malam itu untuk yang ke dua kalinya.
“Sephhh… arghhh… enakhhh… bangethhh… gedehhh… bangethhh… Sephhh…” erang Ricky.
Asep segera memeluk tubuh Ricky erat-erat. mereka berpelukan berhadapan dalam posisi Asep memangku tubuh Ricky. Keduanya menggerakkan pantatnya berbalasan. Ricky merasakan urat-urat batang kontol Asep memenuhi seluruh rongga kenikmatannya. Keduanya mengentot dengan penuh perasaan, berkali-kali bibir mereka saling melumat. Seolah-olah mereka ingin menikmati persenggamaan itu dengan penuh perasaan.
Baru sebentar rasanya kenikmatan persenggamaan itu di raih oleh Ricky dan Asep, tiba-tiba Willy sudah memerintahkan Ricky untuk mengentotnya. Sementara ia masih tetap mengentotin Indra. Mau tak mau Ricky segera mencabut batang kontol Asep dari lobang pantatnya. Ia segera mendekati Willy. Dengan setengah kesal, di benamkannya batang kontolnya ke lobang pantat pria itu.
“Sephhh… Elo kentot Guehhh… dari belakang dehhh…” pinta Ricky kemudian.
Asep segera melaksanakan apa yang di pinta oleh Ricky. Pemuda desa itu memang sedang merasa tanggung saat mengentot Ricky tadi. Keempatnya akhirnya mengentot dalam posisi rantai. Indra yang berada di depan memegang tepi bath tub kuat-kuat. Sementara Willy, Ricky dan Asep bergoyang-goyang berbalasan menikmati lobang pantat yang ada di depan mereka masing-masing.
***
Papa Calvin mengangkang selebar-lebarnya di atas meja kerjanya. Dari tepi meja kerja itu Dion berdiri tegak mengentoti lobang pantat Papa Calvin. Sonya dalam posisi menghadap ke arah Dion mengangkangi wajah Papa Calvin, memberikan memeknya untuk di oral atasannya itu. Sementara sambil menggoyangkan buah pantatnya yang sexy mengentoti Papa Calvin, Dion mengisap buah dada Sonya dengan penuh nafsu.
“Ouhhh… ehmmm… yeahhh… yeahhh… ouhhh…” racau Papa Calvin keenakan.
Tangannya memegangi buah pantat Dion erat-erat, seolah-olah tak ingin buah pantat itu menghentikan kegiatannya. Beberapa menit berlalu dalam posisi seperti itu. Papa Calvin lalu meminta Sonya untuk menduduki batang kontolnya. Rupanya pria itu ingin merasakan kentotan Dion di lobang pantatnya, sambil mengentoti memek sekretarisnya yang cantik itu.
Sonya membalikkan arahnya dari semula menghadap Dion, kini membelakangi pemuda ganteng itu. Memeknya segera di arahkannya ke batang kontol atasannya yang mengacung tegak sejak di kentoti oleh Dion tadi. Berbagi tempat dengan Dion, meski sedikit susah akhirnya bisa juga posisi yang di kehendaki oleh Papa Calvin itu di lakukan oleh Sonya dan Dion. Kini sambil mengentoti Papa Calvin, Dion memeluk tubuh Sonya sambil meremas-remas memek gadis itu dengan tangannya.
“Ouhhh… enakhhh… sekalihhh…” racau Papa Calvin kuat-kuat.
Ia sedang merasakan kenikmatan yang luar biasa di batang kontol dan lobang pantatnya pada saat yang bersamaan. Tak lama sang Papa tak sanggup lagi menahan orgasmenya. Ia meminta Sonya dan Dion menghentikan kegiatan mereka. Kemudian Papa Calvin turun dari atas meja kerjanya, dia menyuruh sang sekretaris jongkok di lantai.
“Ayo kita keluar barengan di wajah Sonya,” ajak Papa Calvin pada Dion.
Papa Calvin dan Dion lalu berdiri di depan Sonya. Sambil mengocok batang kontol masing-masing, kedua lelaki itu berciuman penuh nafsu. Akhirnya beberapa menit kemudian, menyemburlah sperma Papa Calvin dan Dion ke wajah cantik Sonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serial Andre & Calvin
AcakWARNING!!! CERITA DEWASA!!! ADULT ONLY!!! 17+ Created and Story by: NicoLast Edited by: Edy Cahyadi Cerita ini bukan hasil karangan gue. Ini cuma cerita hasil copas. Gue di sini cuma mau nge-repost karena suka sama cerita satu ini.