16. Menghindar

17.1K 1.1K 61
                                    

Jennie's Pov.

Aku terbangun saat merasakan wajahku sedikit panas terpapar cahaya mentari pagi dari jendela. Perlahan lahan aku duduk dan mengucek ngucek mata ku yang belum bisa melihat dengan benar lalu melirik kesekitar. Aku menyadari betapa berantakannya ruangan ini sekarang, Nyawaku masih belum terkumpul dan aku merasa linglung karena tubuhku terasa sakit semua. Jam dinding sudah menunjukan pukul 09.00 pagi dimana ini memecahkan rekor bangun kesianganku. Cermin besar yang ada dihadapanku memantulkan bayagan ku dari seberang sana. Memperlihatkan betapa kacaunya penampakan diriku dan Lisa pagi ini. Tubuhku yang telanjang, rambut yang berantakan, dan parahnya lagi bercak bercak keunguan di leher dan payudara yang sangat mencolok diantara kulitku yang putih.

Walaupun terlihat messy kali ini aku bangun dengan perasaan yang berbeda, aku tersenyum begitu saja saat melihat gadis yang tertidur disebelahku ini, aku menyadari tangannya masih memeluk pinggangku bahkan sampai pagi dia tak pernah melepas tangannya dariku. Aku masih mengingat bagaimana Lisa membelaiku semalam dengan sentuhannya yang membuatku candu. Bahkan kita sudah melakukannya lebih dari 4 kali ku rasa, wajar saja jika dia tepar seperti ini.

Aku berusaha menganggu tidurnya, dengan mengecup dahinya beberapa kali, akan tetapi gadis ini tak mau bangun, apakah selelah itu tubuhnya hingga tak sadar kalau aku sudah mengusili nya diam diam. Mataku memperhatikan setiap inci kulit putih susunya. Seperti halnya dengan ku, Aku juga meninggalkan banyak bekas dileher dan bahunya, bahkan aku menghitung berapa buah tanda kepemilikan yang sudah aku buat. Aku hanya terkekeh menahan tawa, membayangkan seliar itu kah aku semalam hingga tubuh kekasihku ini sampai ambruk seperti sekarang.

Cukup lama aku memperhatikan gadisku ini, hingga sesuatu hal membuatku mengernyit. Mataku kini tertuju pada punggung polos Lisa yang hanya ditutupi oleh selimut tipis. Selimut itu tersingkap hingga memperlihatkan beberapa luka disana. Bukan, luka disana tak hanya sekedar bekas luka bakar yang sudah aku ketahui, tapi luka baru yang memerah seperti luka cakaran.

Hmm aku sadar luka yang satu ini berasal dariku, semalam aku tak sengaja meraut punggungnya padalhal kuku dijariku panjang semua. Wajar saja kalau kulitnya akan terkoyak, tapi mau bagaimana lagi aku tak tau harus melampiaskan kemana sensasi yang aku rasakan. Pelan pelan aku meraih rak kecil disamping tempat tidur dan mencari obat luka, tak perlu lama aku menemukan benda kecil itu segera, lalu mengambil isinya yang bebentuk cream dengan ujung telunjukku.

"Ini akan sakit nanti jika dia sudah bangun, lebih baik mengobatinya selagi dia masih tidur" aku berguman dengan diriku sendiri, sambil meniup niup luka Lisa yang sedang aku oles dengan cream luka.

Lisa yang tidurpun mengernyit dan merintih dalam tidurnya, reaksi salafnya sangat cepat begitu pula dengan rasa pedihnya dengan cepat menjalar.

"Ngghhhh. Periiiiih" Ujarnya lirih setengah sadar. Ia perlahan lahan menggeliat dan membuka matanya.

"Good morning Love..." Kataku lembut sambil mengecup bahunya. Lisa yang sedang tertidur telungkup hendak membalikkan badannya dengan wajah yang mengernyit. Tapi aku menahannya karena aku belum selesai mengolesi semua luka dipunggungnya itu.

"Hey baby.. Jangan berbalik dulu, aku sedang mengobati luka dipunggungmu.. tahan lah perihnya sebentar" kataku yang menahan bahunya dengan satu tanganku. Lisa pun menunggu sambil meringis hingga aku selesai.

"Okay Done" aku menutup kembali salaf itu dan meletakkannya ketempatnya

"Punggungku kenapa? Rasanya sangat perih.."

"Hmmm, ini kenang kenangan dariku. kau terlalu liar padaku semalam, hingga membuatku tak sadar kalau aku sudah meraut punggungmu, jika aku tak memberinya obat maka nanti akan membekas" Jawabku tersenyum mengelus kedua pipinya yang lembut dengan tanganku.

HEAL HER (JENLISA) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang