Mohon putar dan dengarkan Soundtrack saat membaca,
Agar suasana latar cerita ini bisa dirasakan
------------------------------------------------------Angin malam terasa ngilu menusuk kulit gadis yang sedang duduk sendiri bertumpu lutut di balkon apartement, gaun putih tanpa lengan membuatnya gemetar tatkala hembusan angin menyeruak menyentuh kulitnya yang terbuka. Sudah beberapa hari berlalu Rose jalani tanpa keluar rumah sedetikpun, mengunci diri disiang hari dan termenung tak tau arah dimalam hari. Air matanya muncul tak diundang saat Bayangan Lisa yang mengecup dahi Jennie dengan penuh sayang terputar terus menerus, ditambah setelah kejadian dirumah sakit Lisa tak pernah lagi mengabarinya. Rose makin jelas melihat kalau dia bukanlah cintanya Lisa, Berpikir tentang ini selalu membuatnya bediri diatas batas keseimbangan, rasanya setengah sadar namun harus dipaksa untuk menatap kenyataan. Bahkan mati rasa, tebal dan kesemutan didalam dada. Hanya air mata yang jatuh yang jujur menceritakan kalau ia sedang menahan pilu. Dengan bibir yang melengkung dan isak tangis yang perlahan meluncur sakit, gadis itu menyembunyikan wajahnya diatas tangan yang memeluk kakinya.
Tak terasa, sebuah tangan hangat membelai pucuk kepalanya dengan sangat lembut. ia rasakan rambut pirangnya tersentuh telapak tangan lebar itu. Bau yang pekat dan tak asing menguar dari tubuh orang yang entah sejak kapan didekatnya lekas hidungnya mengenali aroma tubuh ini, wangi citrus manis yang sangat tak asing. Juga Bau seseorang yang sudah membuatnya gila, ia kencangkan cengkraman tangan dilengannya menangis dan memperkuat pelukan di lututnya hingga tubuhpun ikut gemetar. Orang itu duduk disebelah Rosie memandang tanpa putus dengan mata hazelnutnya yang teduh,
"Aku sangat menyayangimu Chaeng" Katanya dengan bisik lembut. Rose sontak mengangkat wajahnya menatap kembali orang yang sudah mengeluarkan kata sayang untuknya barusan. Air matanya makin mengalir saat Lisa kembali mengeluarkan kata yang menurutnya sebuah kebohongan yang sekedar menghibur.
"Benarkah kau menyayangiku Lisa ?"
"Hmm, bahkan sangat menyayangimu" jawab Lisa yang tiba tiba memeluk erat pinggang gadis itu dari belakang.
"Kalau begitu apakah kau mencintaiku Lisa ya ?" Rose tiba tiba melepaskan pelukan walau dirinya kecewa saat kedua tangan panjang itu terlepas dari tubuhnya, Rose kumpulkan semua tekad yang masih tersisa didalam dirinya. Ia sudah siap untuk menghentikan Lisa agar berhenti mengeluarkan kebohongan manisnya lagi. Anehnya, bukan bicara Lisa malah mematung sejenak dihadang oleh pertanyaan yang Rosie beri, dengan wajah terunduk Lisa membeku ditambah lagi gadis baik itu bertanya dengan tangis, Lisa tau kemana pembicaraan ini akan mengarah.
"Kau sudah tau jawabannya, kenapa kau menanyakannya lagi Chaeng ?"
"Jawaban ? Apa Jawabannya Lisa ya ? aku sebenarnya tak mengerti jawaban apa sebenarnya yang kau punya untukku" Rosie menggigit bibirnya kuat, matanya yang berkaca menatap Lisa yang duduk terpaku dengan sendu,
"kenapa kau tak pernah berterus terang padaku ?" Rose meraung menutupi wajah, sudah tak sanggup lagi menahan segala sakit yang ia tahan. Lisa tak bergeming, dia seperti sudah tau kalau dialah alasan kenapa Chaengnya menangis hebat seperti ini.
Namun tangannya berusaha meraih pipi Rose yang berlinang air mata, tapi Rose menepisnya dan melangkah mundur.
"Chaeng..." Panggil Lisa pilu, namun dirinya masi berusaha menjangkau Rosie hendak memeluk, namun Rosie kembali ciptakan jarak diantara mereka.
"Kenapa ? Kau tersiksa melihat air mataku ? Jika air mataku ini bisa dibotolkan maka ada sekolam atas namamu" Dengan tangan yang dingin Rose berusaha mengusap air matanya sendiri.
"Jika kau tak mencintaiku kenapa kau memberiku harapan yag tak akan pernah bisa kau penuhi ?" Rose akhirnya berani lancang memberi tau Lisa akan rasa sakitnya secara langsung. Sudah bulat tekadnya untuk menutup kisah cinta sebelah pihak ini. Terserah sesakit apa nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEAL HER (JENLISA) [TAMAT]
Fiksi PenggemarHighest Rank of Jenlisa, Kalau nggak ketagihan kalian boleh tabokin author wkwkw Jangan sentuh aku ! Sentuhan mu sakit menyentuh kulit ku, tapi Aku candu !! -Lalisa Manoban- Mana mungkin ? Tangan ku ini diciptakan tuhan untuk menyentuhmu.. -Kim Jen...