Pagi itu saat Seungkwan sedang menyiapkan sarapan untuk malaikat kecilnya yang masih terlelap dikamar, Chan datang membawa beberapa kantong plastik berisi macam-macam oleh-oleh untuk si kecil Jasmine. Chan memang seringkali berkunjung untuk mengunjungi mantan kakak tingkat favoritnya serta keponakan cantiknya. Sekedar membawakan camilan untuk Jasmine atau menjadi teman ngobrol bagi Seungkwan.
"Noona,sedang masak? masak apa?" Tanya Chan sambil melepas sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumahan.
"Aku sedang membuat sup," Jasmine sangat menyukai sup buatan eommanya, entah karena memang suka atau dia hanya mengenal satu rasa itu, karena Seungkwan paling sering memasakkan Jasmine sup. "Kemarin Jasmine mengeluh hidungnya tersumbat. Kasian dia jadi kesulitan bernafas, ." Ucap Seungkwan sembari mencicipi sup tersebut lalu mematikan kompor. Enak, pasti Jasmine suka, pikir Seungkwan.
"Keponakanku selalu makan sup, dia harus mengenal banyak rasa noona. Dia juga butuh vitamin untuk kekebalan tubuhnya." Chan berjalan ke arah kamar keponakan kecilnya diikuti Seungkwan yang masih mengeluh tentang dia yang tidak punya banyak waktu untuk memasakkan Jasmine makanan yang beragam. Apalagi pekerjaan Seungkwan sebagai perawat di Rumah Sakit Seoul menguras hampir seluruh waktu dan tenaganya.
Jasmine terlihat lelap walaupun matahari sudah meninggi. Kemarin malam memang Jasmine tidak bisa tidur karena hidungnya tersumbat membuatnya rewel semalaman. Boneka kelincinya ia peluk erat, boneka kelinci usang kesayangan Jasmine yang bahkan boneka kelinci besar berwarna pink hadiah dari Jun tidak mampu menggantikan posisi boneka usang sebagai favorit si kecil.
"Dia pasti menyesal meninggalkanmu noona. Meninggalkan Jasmine apalagi."
"Dia sudah bahagia dengan kehidupannya sendiri. Tidak punya alasan untuknya menyesal Chan-ah." Ya, dia pasti baik-baik saja, dia pasti sudah bahagia, atau mungkin dia sudah meni- Seungkwan tidak bisa membayangkan kelanjutannya. Hatinya berdesir perih membayangkan laki-laki itu bersanding dengan seorang perempuan cantik yang berpendidikan dan dari keluarga yang terpandang. Seungkwan cukup tahu diri, bahwa dari awal dia bahkan tidak pantas bersanding dengan sang pangeran. Dia sudah tahu kalau tuan putrinya bukanlah dirinya.
"Jasmine benar-benar Hansol versi perempuan. Tanpa kau menjelaskan orang-orang pasti tahu siapa ayahnya."
"Sifatnya bahkan lebih seperti Hansol."
"Kau benar-benar mencintainya ya noona. Bahkan Jasmine 100% menurun dirinya." Seungkwan bahkan tidak bisa menggambarkan rasa cintanya pada Hansol dengan kata-kata. Dia tetap mencintai Hansol meski laki-laki itu meninggalkannya dan putri kecil mereka. Dan memiliki Jasmine adalan anugerah bagi Seungkwan, karena Jasmine adalah bukti bahwa Hansol dan dirinya pernah saling mencinta.
***
" Perawat Boo, tolong catat perkembangan pasien Ko setiap dua jam sekali. Katakan pada keluarganya untuk datang ke ruanganku tepat jam 1 siang."
"Ne Dokter Wen. Akan saya sampaikan." Ucap Seungkwan pada Jun. Tiba-tiba ponsel Seungkwan berdering singkat, menandakan ada sebuah pesan yang masuk. Sesaat Seungkwan merasa bingung karena ternyata pengirim pesan tersebut adalah Dokter yang kini tengah memeriksa data pasien dihadapannya.
Jun oppa
Nanti pulang aku antar. Aku sedang butuh teman cerita.
Yaaay dapat tumpangan gratis. Arraseo oppa. Boo Seungkwan siap mendengarkan.
Jun tampak membuka ponselnya lalu tersenyum pada Seungkwan yang dibalas cengiran. Lalu setelah bergumam 'aku pergi dulu Jun lalu beranjak meninggalkan meja resepsionis.
***
"Kenapa oppa lama sekali." Gerutu Seungkwan saat memasuki mobil Jun yang membuat Jun terkekeh seketika.
"Kau ingin makan dulu Kwannie?" Jun menawari Seungkwan untuk makan terlebih dahulu karena pasti wanita yang sudah dianggapnya adik ini belum makan sejak pagi.
"Tidak oppa, kasian Jasmine sudah menungguku lama. Oh ya oppa ingin curhat tentang apa?" Seungkwan menatap lawan bicaranya dengan penasaran. Jun jarang sekali bercerita masalah pribadinya, membuat Seungkwan dibuat mati penasaran sekarang ini.
"Aku dijodohkan" Mobil yang dikemudikan Jun masih melaju membelah jalanan kota Seoul. Tapi Seungkwan tahu ada yang lebih pelik dari masalah yang Jun utarakan. "Tapi dia tidak menyukaiku Kwan-ah, dia sudah punya kekasih."
"Dan yang jadi masalah adalah kau menyukainya 'kan Junnie oppa?" Seungkwan merasa Jun sedikit tersentak dengan ucapannya barusan. Kata-kata Seungkwan tepat menampar Jun. Membuat Jun memandang Seungkwan lirih.
"Seungkwanku pintar sekali." Jun terkekeh menatap Seungkwan lalu kembali memperhatikan jalanan Seoul yang lenggang.
"Beri tahu aku Seungkwan. Beri tahu aku bagaimana caramu terlihat baik setelah Hansol meninggalkanmu. Walaupun aku baru mengenalnya tapi kurasa akan butuh waktu agar perasaanku tidak tumbuh. Aku ingin terlihat baik-baik saja. Sepertimu." Kini kata-kata Jun yang membuat Seungkwan merasa tertampar. Apakah begitu terlihat? Hingga Jun mengetahui dirinya tidak baik-baik saja, bahwa dirinya masih merindukan Hansol dan masih mencintai ayah dari putrinya. Seungkwan tidak baik-baik saja. Dia hanya berusaha terlihat baik.
TBCHaaaiii.. ini ff pertama aku.
Kenapa nama babynya Verkwan Jasmine?
Karena Kwanni kalo disuruh akting jadi emak emak yang nolongin anaknya dari tsunami, kan mesti nama anaknya Jasmine❤❤Anggep aja ini mirip Hansolie yaa.. karena susah nyari baby cewek yang mirip Hansolie😭
Jangan lupa voment yaa❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Romance (✔)
Fanfiction~And karma said: you will fall in love with someone who doesn't love you, for not loving someone who did~ Warn⚠! Seventeen Genderswitch | Lil bit smut! Start : 111018 End : -