2 Vs 0

3.9K 409 40
                                    

Jisoo tengah menikmati usapan lembut tangan Seokmin di punggungnya saat alarm di ponselnya berbunyi.

"Sudah saatnya bangun, pagi ini kau ada rapat kan?" Seokmin mengangguk di puncak kepala Jisoo. Malam tadi memang pria bangir itu menginap di apartement Jisoo, memeluk Jisoo sepanjang malam sembari menyenandungkan alunan pengantar tidur yang menenangkan.

"Segeralah mandi, ku siapkan pakaianmu." Kenapa Jisoo terdengar seperti seorang istri sih?

Seokmin bangkit dari ranjang lalu masuk ke kamar mandi di kamar Jisoo sedangkan wanita bermata indah itu menuju lemarinya yang kini sebagian besar terisi oleh pakaian Seokmin juga. Hubungan mereka memiliki banyak kemajuan akhir-akhir ini, bahkan si tampan yang sedang membersihkan diri itu sudah melamar Jisoo dengan -sayangnya- tidak romantis, karena pria itu melamarnya dengan berteriak dari luar ruangan Jisoo, salahkan Seungcheol yang tidak memperbolehkan keduanya bertemu.

"Jisoo, pasangkan dasiku." Seokmin juga sudah tidak memanggilnya dengan embel-embel 'noona', ity membuat hubungan mereka juga semakin baik, seperti tidak ada lagi perbedaan usia walau Jisoo memang lebih tua dua tahun dari Seokmin. Hal itu membuat keduanya merasa lebih nyaman satu sama lain.

"Sudah sebesar ini tapi belum bisa memakai dasi." Jisoo mendengus tapi kedua tangannya dengann terampil menyimpulkan dasi itu hingga rapi.

"Kan ada kau."

"Iya iyaaa terserahmu deh..." Jisoo menepuk dada dan bahu Seokmin pelan, menghilangkan kusut di setelan itu. Lalu jemarinya terangkat, merapikan rambut Seokmin yang berantakan.

"Astaga aku seperti pacaran dengan bayi."

"Aku bukan bayi."

"Mana ada? Kau itu bayi tau... bayiku." Seokmin menggerutkan dahinya, tidak terima karena dipanggil bayi oleh Jisoo.

"Lihat-lihat mana ada orang dewasa yang merajuk seperti itu? Dasar bayiku."

"Jadi kapan kau menjawab lamaran bayimu ini hmm?" Tanya Seokmin saat Jisoo baru saja keluar dari kamar mandi. Seokmin rasanya sudah hilang kesabaran untuk menunggu jawaban Jisoo. Rasanya ia ingin menculik si mata indah ini dan membawanya ke gereja untuk menikah saat ini juga.

"Kenapa tidak sabaran sekali sih?" Jisoo kini tengah mematut dirinya di meja rias, membubuhkan riasan tipis yang membuatnya semakin terlihat menawan.

"Tidak sabar bagaimana? Ini sudah hampir dua minggu tau!" Gara-gara Jisoo yang tidak segera menjawab lamarannya, Seokmin jadi agak pemarah sekarang, merajuk tidak jelas, juga mengkomplain apapun pekerjaan sekretarisnya.

"Baiklah, besok malam. Datanglah ke Lotte Hotel. Nanti ku beri jawaban disana." Ujar si cantik itu sambil menata rambut panjangnya yang indah.

"Kenapa tidak sekarang saja?" Jisoo dibuat tertawa dengan cara bicara Seokmin yang penuh kekesalan.

"Besok atau tidak akan ku jawab?" Lalu Jisoo hanya mengangkat alisnya saat Seokmin diam tanpa komentar.

•○●♡●○•

"Chan-ah, ambilkan anggur itu." Chan mengulurkan tangannya menggapai Anggur milik noonanya lalu memberinya pada Jihoon yang langsung melahap anggur itu. Ibu hamil sedang mengidam, Jihoon dan Soonyoung sama-sama mengidam, omong-omong. Dan si pria bermata tajam itu juga sedang suka-sukanya dengan Harimau, semuanya harus bercorak harimau hingga Jihoon merasa pusing dibuatnya.

Caffe Jihoon belum terlalu ramai, mungkin karena ini masih jam 10 pagi. Hanya beberapa orang yang memesan kopi juga kudapan manis untuk sarapan. Chan yang tengah tidak memiliki shift di rumah sakit, sedang datang berkunjung ke caffe Jihoon, menemani noonanya yang tengah hamil lima bulan. Jihoon semakin chubby sekarang, pipinya seperti bakpao dan ia benci itu.

"Aku gendutan." Keluhnya setiap malam.

"Bukankan wajar jika kau gendutan Ji? Itu artinya baby kita  tumbuh dengan baik." Tapi ini masib lima bulan dan Jihoon sudah seperti orang tersengat lebah yang bengkak disana sini.

Dasar ibu hamil.

"Noona, ini pesananmu." Seokmin mengusap keringat yang membasahi dahinya. Pagi-pagi Jihoon sudah membuatnya repot dengan minta dibelikan buah mangga muda, dan harus dibelikan oleh Seokmin sendiri, tidak boleh orang lain.

"Terima kasih Papa Seok." Jihoon bersuara seperti bayi, yang membuat Chan dan Seokmin seketika ingin muntah.

"Jeonghan noona, ada apa pagi-pagi sudah disini?" Jeonghan mengambil duduk di hadapan Jihoon lalu meletakkan tas jinjingnya di meja bulat itu.

"Aku sedang tidak ada pemotretan Seok, jadi lebih baik menemani Jihoon disini. Lagipula aku rindu pada Baby Horanghae." Itu panggilan yang Soonyoung berikan. Awalnya ide itu Jihoon tolak mentah-mentah, apa-apaan itu Baby Horanghae?

Jeonghan mencomot satu anggur itu, lalu mengunyahnya pelan, sebelum mencomot untuk yang kedua kali.

"Noona, Hyung." Panggil Chan disaat kedua noonanya masih asik mengunyah anggur masam itu, sedangkan Seokmin tengah asik memainkan sebuah game di ponselnya.

"Aku akan menikah."

"Apa?!" Anggur dimulut Jihoon sampai meloncat keluar, ibu hamil itu terkejut dengan perkataan sang bungsu. Jeonghan masih membelalakan matanya dan ponsel Seokmin sudah mendarat dilantai yang keras saking terkejutnya ia.

"Aku akan menikah dengan Xiyeon, akhir bulan ini. Appa sudah menyetujuinya." Ujar si bungsu.

"Dengan ddiddi?" Tanya Jihoon. Chan hanya mengangguk.

"Kenapa tiba-tiba?" Kini Jeonghan yang bertanya penuh selidik.

"Ada deh." Bukankah jawabah itu semakin menimbulkan kecurigaan.

"Tidak bisa. Harus hyung dulu yang menikah. Hyung tidak mau dilangkahi." Ujar Seokmin. Seokmin sudah kebelet ingin menikah tau, tinggal menunggu jawaban Jisoo dan keduanya akan menikah secepatnya.

"Tidak bisa. Hyung sudah kalah telak dariku." Ketiga orang itu mengerutkan dahinya tidak mengerti, apanya yang sudah kalah telak?

"Poinku sudah 2 dan hyung masih 0."

Apanya sih yang 2 dan apanya yang 0?

•○●♡●○•

Heloooooo sayaaang😆😆

Ichan nakal niiih, tapi emang ichan udah menang 2 poin dari Seok sih😆

Selamat membaca yaaa

Terima kasih atas dukungannya dan maaf atas segala kekurangan😚😚😚

Itu bumil ngidam mangga muda, emang di korea ada mangga mudaa?😂😂😂

Endless Romance (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang