Family : Where life begins and Love never ends (Part 2)

3.8K 324 43
                                    

"Tidaaaaak!" Teriak Sooyeon saat melihat mamanya membuang setangkai mawar kering yang bahkan kelopaknya sudah rontok dan mengotori lantai.

"Apa sih Noona? Jangan berteriak pagi-pagi!" Sungut si bungsu yang sedang asik memainkan game di tablet berlogo buah apel itu.

"Mamaaaa! Kenapa mama membuang bunga milik Soo?" Si cantik itu mencebik lucu, matanya berkaca-kaca. Bunga itu adalah hadiah ulang tahunnya dari Papa, kata Papa harus disimpan apapun yang terjadi.

"Itu kan sudah kering sayang... lagipula papa hanya bercanda, nanti minta papa belikan lagi deh." Tentu itu akan berbeda, tidak spesial seperti yang satu ini.

"Tapi itu membuat kamar Soo kotor karena kelopaknya sudah rontok, habis ini kan yang lainnya akan datang. Kamar Soo harus bersih biar Soo tidak malu." Jelas Jeonghan panjang lebar, Soo mengangguk kecil, mama benar, Soo akan malu jika kamarnya kotor. Pasti Shen akan mengejeknya dan itu membuatnya marah. Bocah yang masih berusia tujuh tahun itu berlari masuk kedalam rumah, ada papa yang sedang memakai celemek dan topi koki yang baru dibelinya kemarin sore.

"Papa lagi apa sih?" Sooyeon berjinjit, mengintip masakan sang papa yang belum jadi, semenjak menikah Seungcheol jadi jago memasak, karena sewaktu Jeonghan hamil kedua anaknya, istri tercintanya itu sama sekali tidak bisa masuk kedapur, ia akan mual hanya gara-gara bau bawang putih yang menyengat.

"Papa sedang berkreasi tau..." Ujar sang papa sebelum menambahkan potongan tomat di masakan yang menurut Soo tampak super aneh. Si bungsu datang bergabung, bermain game membuatnya bosan.

"Papa..."

"Hemm.."

"Papa..."

"Hemm..."

"Papa!"

"Apasih Hwan?!" Itu sang kakak yang bertanya dengan alis bertaut.

"Papa sih tidak memperhatikan Hwan..." Dumal si kecil, kesal karena sang papa malah sibuk mengaduk kuah masakan tanpa nama itu.

"Apa sih jagoan? Mau bilang apaa?" Seungcheol mematikan kompor lalu menunduk mengecup pipi Hwan yang selalu bergoyang setiap si kecil itu berjalan.

"Kata Papa Seok dan Papa Soon, Hwan itu bukan anak papaaaa? Katanya, papa dan mama menemukan Hwan di tong sampah depan." Itu bukan pertama kalinya, Hwan bertanya, sudah keempat kali sejak Seokmin dan Soonyoung meracuni otak Hwan dengan cerita khayalan yang pasti membuat anak kecil bertanya-tanya.

"Hwan, beneran ingin tau kebenarannya? Kali ini papa jawab dengan jujur." Si kecil makin mencebik, khawatir dengan jwaban yang akan keluar dari mulut Seungcheol.

"Hwan itu sebenarnya anaknya...." Seungcheol mendekatkan bibirnya ketelinga si jagoan, membisikan kata yang membuag Hwan menangis kencang.

"Huwwaaaaaa mamaaa, papa jahat!"

"CHOI SEUNGCHEOL!!!"

.

.

.

"Lee Lav! Lee Lily!" Al berlari menghampiri Lavender dan Lily yang masih berusia lima tahun, kedua adiknya itu malah semakin melajukan langkahnya, meningalkan Al dan kedua orang tua mereka jauh di belakang. Saat ini mereka sedang mampir di sebuah toko roti, ingin membeli buah tangan untuk dibawa ke rumah pasangan Seungcheol dan Jeonghan.

"Namanya Lily aneh sekali sih Seok... Lee Lily."

"Kan itu idemu Soo..." Lalu Seokmin berlari kecil mengejar para kurcaci lucu yang kini malah berjongkok di depang pot bunga berwarna putih didepan toko roti.

Endless Romance (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang