Suara deru gelombang pantai di luar sana membuat Jihoon perlahan-lahan membuka matanya. Mengeratkan selimut beludru bermotif bunga bakung yang membelit tubuhnya dan Soonyoung yang telanjang. Kalian sudah tau kan bagaimana kadar kemesuman Kwon Soonyoung? Tapi tolong di catat, ini hanya berlaku untuk Jihoon seorang. Belum puas Jihoon mengistirahatkan tubuhnya karena perjalanan yang lumayan menguras tenaga, suaminya itu tiba-tiba menerjangnya dan membuatnya telanjang tanpa perlawanan.
"Oppa bangun atau aku akan marah?" Itu adalah peringatan kedua, karena peringatan pertama diabaikan oleh Soonyoung yang menutup telinganya menggunakan bantal.
"Aku masih mengantuk Ji... Aduh!" Soonyoung seketika terbangun karena merasakan beban di punggungnya.
"Turun Kwon Ji... atau kau ingin mengajakku olahraga pagi di ranjang." Ingin sekali Jihoon mengetuk kepala Soonyoung jika saja dia tidak ingat bahwa itu tidak sopan untuk menggeluarkan sel-sel kemesuman yang bersarang di kepala dosen itu.
"Heeemm.." Bukannya turun Jihoon malah tengkurap di atas tubuh Soonyoung yang hangat.
Tinggalkan pasangan pengantin yang sedang kasmaran ini sejenak.
•○●♡●○•
Choi Seungcheol melangkahkan kakinya menuju ruangan berpintu putih tulang itu dengan perlahan sembari menata hatinya yang kacau. Ada Jeonghan di balik pintu itu, sedang berdiam diri menikmati film yang ia tonton tanpa tau Seorang Choi Seungcheol sedang menuju ke arahnya.
"Apa yang harus katakan pertama kali?" Seungcheol rasa ini lebih menegangkan dari test wawancara manapun.
Seungcheol membuka perlahan pintu kamar Jeonghan yang bercat putih tulang, lalu pandangannya bertemu dengan netra indah Jeonghan yang rasanya sudah lama tak ia tatap.
Bukannya menyambut sahabatnya, Jeonghan malah memutar tubuhnya dan berbaring membelakangi pintu kamar. Mengabaikan Seungcheol dengan segala kegundahan hatinya.
"Han-ah... aku tau kau marah, tapi-"
"Keluar Cheol, aku sedang tidak ingin bertengkar."
Yoon Jeonghan seharusmya tidak sekeras kepala itu. Keegoisan yang ia miliki ini semata hanya karena kemarahannya pada sikap sok berhak yang Seungcheol miliki.
"Aku tidak sedang mengajakmu bertengkar. Maaf sebelumnya tentang kontrak itu, aku tidak tau bagaimana kontrakmu akan berjalan. Hanya mendengar kata bikini saja membuatku sangat marah dan tidak berfikir dengan jernih."
"Sudah seharusnya kau minta maaf memang." Sungut Joenghan sambil menaikkan selimut bercorak lavender itu untuk menutupi tubuhnya.
"Hei, aku melakukannya karena aku peduli padamu."
"Kau terlalu peduli pada orang lain Cheol." Gumaman kecil itu masih dapat Seungcheol dengar.
"Kau bukan orang lain."
"Memangnya aku siapa bagimu?" Tanyanya masih dengan membelakangi Seungcheol yang berada di ambang pintu.
"Kau sahabatku."
"Ya tentu, sama seperti Soo-ie. Kenapa aku masih bertanya..." Mata Jeonghan terpejam kuat sewaktu bibirmya mengucapkan kalimat itu, tangannya terkepal kuat menahan sayatan tak kasat mata yang mengoyak hatinya.
"Yoon Jeonghan, kau memang sahabatku sama seperti Hong Jisoo. Tapi bedanya Aku mencintaimu."
•○●♡●○•
"Aku akan ke butik sebentar pagi ini." Ujar Minghao sembari membalurkan lotion beraroma mawar ke kakinya yang jenjang.
"Pulang jam berapa? Ku usahakan untuk menjemputmu." Tanya Jun yang tengah mematut diri didepan meja rias Minghao.
Asal kalian tahu, banyak kemajuan dari hubungan keduanya akhir-akhir ini. Berawal dari sepupu Minghao yamg berkunjung ke Seoul, mereka terpaksa menggunakan satu kamar yang sama karena tidak ingin ada tatapan curiga yang dari sepupu Minghao karena kebetulan dia juga menginap. Setelahnya Minghao terlalu malas untuk menata kembali pakaian yang ia boyong ke lemari Jun. Mereka sudah banyak mengobrol akhir-akhir ini dan juga tidur seranjang tanpa adanya batas yang tercipata dari sebuah guling. Tapi masih sebatas itu, belum ada hal romantis apapun yang terjadi diantara keduanya walaupun Jun sebenarnya sangat tersiksa. Seranjang dengan perempuan yang kau cintai tanpa bisa menyentuhnya seujung kuku itu sangat-sangat memuakan. Bersabarlah, Jun-ah.
"Tidak perlu, aku akan keluar dengan Jeonghan Eonnie dan Wonwoo Eonnie. Kami akan menggerebek Seungkwan dan Vernon." Ujarnya lalu ada kekehan kecil di ujung kalimatnya.
"Jangan melakukan hal semacam itu, Vernon akan merasa terganggu jika kalian melakukannya. Mereka sudah cukup dewasa untuk melakukan hal 'semacam itu'." Kata Jun.
"Tentu saja tidak benar-benar menggerebek. Kami hanya ingin mengunjungi Jasmine. Ngomong-ngomong tentang dewasa, apa kau belum cukup dewasa untuk melakukannya? Melakukan yg Vernon dan Seungkwan lakukan?"
Atensi Jun teralihkan. Ditatapnya Minghao yang masih memakai bath robe soft pinknya berkerah rendah, ujung rambutnya sedikit basah dan aroma mawar menguar dari tubuhnya. Itu cukup untuk membangkitkan sesuatu yang selalu Jun tahan. Seharusmya Minghao tidak bertanya sedemikian lancang jika tidak ingin bertanggung jawab atas pertanyaannya -ucapannya-barusan."Kau meragukan kedewasaanku?"
Detik berikutnya perempuan bersurai cokelat madu itu berlari terbirit meningalkan Jun yang masih terdiam ditempat. Tatapan Jun cukup mengintimidasi sehingga membuatnya melarikan diri dari laki-laki itu.
"Aku kan hanya bertanya." Teriaknya dari luar kamar.
Pertanyaan yang konyol Hao-ah.
•○●♡●○•
Akhirnya aku kembaliiii...
Sebelumnya makasih buat semuanya yang dengan sabar nunggu work ini. Aku usahain buat rajin updatenya, tapi ngga janji hehehe❤
Selamat membaca dan jangan lupa vote+comment😚😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Romance (✔)
Fanfic~And karma said: you will fall in love with someone who doesn't love you, for not loving someone who did~ Warn⚠! Seventeen Genderswitch | Lil bit smut! Start : 111018 End : -