Long Night

4.3K 401 66
                                    

Jeonghan tengah asik bermain ponselnya sembari terus berguling-guling di atas ranjang.

"Choi Seungcheol sudah gila." Jisoo yang berbaring di sampingnya bergumam, tidak habis pikir saat membaca headline berita panas hari ini.

Model papan atas Kim Nari dirumorkan berkencan dengan Wakil Direktur Daelim Grup.

Jeonghan mengerjapkan matanya membaca headline artikel itu. Ini baru satu minggu mereka berpisah dan Choi Seungcheol sudah menggandeng seorang model papan atas yang sialnya adalah saingan Jeonghan, musuh bebuyutannya? Kim Nari dan Jeonghan memanglah satu agensi tapi gaya sok polos itu membuat Jeonghan jijik.

"Dia pernah sengaja menumpahkan jus melon di atas gaun yang akan aku pakai. Dan dia menyalahkanku yang katanya menyenggolnya. Dasar wanita gila." Jeonghan pada dasarnya bukanlah orang yang pendendam, tapi itu pengecualian untuk Kim Nari yang sok polos.

"Seungcheol sengaja membuatmu panas Han." Dan Jeonghan tidak peduli, siapa dia hingga peduli dengan siapa Seungcheol berkencan? Jeonghan tidak peduli!

Munafik rupanya menjadi nama belakang Jeonghan mulai sekarang, karena dengan diam-diam ia mengetikkan 'Wakil Direktur Daelim' di kolom mesin pencarian hingga muncul deretan berita tentang hubungan pria itu dengan Kim Nari.

bee11:
Aku pernah bertemu dengan Wakil direktur Daelim saat aku menjadi MC di pesta ulang tahun Daelim, dia terlihat cocok dengan Nari Eonni.

Hah! Jeonghan ternganga dibuatnya. Dari segimana Kim Nari cocok dengan Seungcheol?!

Cheonsaa95 :
Bukankah Wakil Direktur Daelim berkencan dengan Yoon Jeonghan? Tapi jujur saja Yoon Jeonghan terlihat lebih cantik dari Kim Nari.

Jeonghan tersenyum membaca salah satu komentar di artikel yang ia baca.

Well, Jeonghan memang yang tercantik.

"Aah mereka pergi ke Busan kemarin, eh... bukankah tempat tinggal ibu Seungcheol ada di Busan? Apa Choi gila ini mengenalkan Kim Nari pada ibunya?" Jisoo membaca artikel itu dengan seksama sembari bergumam agar Jeonghan mendengarnya. Dan benar saja wanita bersurai indah itu seketika beranjak, menyambar cardigan dan kunci mobil yang ada di nakas.

"Jeonghan, mau kemana?"

"Ingin menghabisi Choi Seungcheol gila itu." 

Hey , penghinaan macam apa ini? Setelah berpisah darinya, bukankah sangat wajar jika Jeonghan merasa terhina jika Seungcheol berakhir menikahi wanita sok polos bernama Kim Nari itu? Jeonghan bahkan lebih unggul dari  segala sisi, namun bukannya kembali pada Jeonghan, Seungcheol malah memilih berkencan dengan wanita itu.

Lalu Jisoo beranjak dari ranjang Jeonghan, dengan secepat kilat mengambil coatnya dan berlari mengikutin Jeonghan yang tampak berang.

"Ini sudah jam 10 malam, omong-omong." Kata Jisoo.

"Tolong hubungi Seungcheol, tanyakan ia sekarang ada dimana, dan jangan bilang jika aku yang menyuruh."

"Halo Cheol-ie, sedang dimana sekarang?" Jisoo berujar saat panggilannya telah tersambung dengan Seungcheol diseberang sana. Wanita bermata coklat itu mengaktifkan loudspeaker hingga Jeonghan juga bisa mendengar suara berat pria itu.

"Masih di kantor Soo, ada apa?" 

"Tidak ada, hanya bertanya saja. Omong-omong, Kim Nari terlihat cocok denganmu." Ujar Jisoo sebelum memutus sambungan telepon itu secara sepihak. Jisoo dengan iseng mengatakannya, berniat menggoda Jeonghan yang super gengsi.

"Jangan membuatku semakin kesal Soo-ie." Jeonghan mendengus diakhir kalimat itu. Sedang fokusnya masih tertuju pada jalanan yang ramai.

"Aku hanya bercanda tau." Tentu saja, Jeonghan tau. Karena Kim Nari sama sekali tidak cocok dengan Choi Seungcheol.

"Jangan membuatku mati muda ya Jeonghan, aku bahkan belum menjawab lamaran Seokmin minggu lalu." Keluh Jisoo akan cara Jeonghan mengemudi, kanan kiri kanan kiri, menyalip, sampai Jisoo rasanya ingin muntah.

Jeonghan juga tidak ingin mati muda, hanya saja jika Choi gila itu benar-benar menikahi Kim Nari, ia mugkin akan mati muda karena bunuh diri. Jadi Jeonghan-ah, daripada Kim sok polos itu bagaimana jika kau saja yang menjadi pengantin Choi Seungcheol? Jeonghan mendengus memikirkan gagasan barusan, tapi mungkin lebih baik egonya mengalah daripada Seungcheol menikah dengan Nari.

"Hai Cheolie." Jisoo melambaikan tangannya dari dalam mobil, menyapa Seungcheol yang tengah bersiap menuju mobilnya, ingin pulang setelah seharian berkutat dengan setumpuk berkas yang memusingkan.

"Seungcheol-ah, ayo menikah." Jisoo bahkan tidak tau kapan Jeonghan keluar dari mobil karena sekarang wanita cantik itu sudah di berdiri dihadapan Seungcheol yang memasang wajah tidak mengerti.

"Kurasa yang gila adalah Jeonghan," Jisoo bergumam kecil. "Han-ie, kubawa mobilmu ya." Lalu mobil berwarna hitam metalik itu melesat pergi meninggalkan Jeonghan dan Seungcheol yang masih saling memandang dalam diam.

"Kau bilang apa Jeonghan?"

"Ayo menikah, kau mau menikah denganku kan?" Sepertinya harga diri Jeonghan sudah tertinggal di mobil dan ikut pergi bersama Jisoo barusan.

"Kau tidak bercanda kan?"Si cantik itu menggeleng keras, candaan macam apa yang mampu membuatnya tidak punya malu begini. 

Setelahnya tubuh mungil Jeonghan di buat terpojok oleh si pelaku yang kini menyambar bibir semanis madu itu. Melumatnya dan menghisapnya kuat.

"Aku merindukanmu." Mereka hanya tidak bertemu selama satu minggu, tapi Seungcheol merasa itu sangat lama dan panjang, membuatnya tersiksa dan kalut disaat yang bersamaan.

"Masuk Jeonghan." Bukan di kursi penumpang di sebelah pengemudi, tapi Seungcheol menyuruhnya masuk ke kursi penumpang di bagian belakang sebelum pria itu mengikutinya masuk.

"Ayo menikah, secepatnya." Lalu ciuman itu kembali terjalin, tubuh Jeonghan yang ringan Seungcheol bawa keatas pangkuannya sedangkan bibirnya masih mencumbu bibir serasa madu itu hingga wanitanya terengah dengan wajah semerah buah ceri. 

Jeonghan menarik dirinya, menguburkan wajahnya di ceruk leher Seungcheol yang beraroma maskulin, menhirupnya dalam, mata indahnya terpejam. Sudah berapa lama ia tidak merasakan kenyamanan ini, berada di pelukan pria berlesung pipi itu membuat Jeonghan merasa nyaman dan terlindungi.

"Apa hubunganmu dengan Kim Nari?" Tanya Jeonghan, yang membuat Seungcheol terkekeh kecil.

"Kau percaya dengan rumor murahan seperti itu?" Hembusan napas lega terhela dari bibir tipis Jeonghan.

"Siapa yang tau jika itu hanya rumor murahan?" Jeongah mendongakkan wajahnya, memandang pahatan sempurna di wajah prianya yang kini ikut memandangnya dalam.

"Kim Nari, menjadi brand ambassador untuk salah satu produk diperusahaan kami, dan wartawan memanfaatkannya untuk mencari keuntungan." Jeonghan terkikik geli menerima kecupan-kecupan ringan di kedua pipinya.

"Berapa lama tidak bercukur Tuan Choi?" Jemari lentik itu menjelajah di sepanjang rahang Seungcheol, meraba bulu-bulu kasar yang tumbuh disana.

"Nanti kucukurkan." Ujar Jeonghan sebelum menyematkan kecupan di sepanjang rahang sempurna itu.

"Jangan dicukur. Bukankah terasa geli jika ku cium? Itu sensasinya tau!"

"Mulutmu Choi!" 

Tapi nyatanya memang itu sensasinya, karena kini Jeonghan di buat mendesah kegelian karena lehernya di cumbu dengan tergesa oleh Seungcheol.

"Ahh Cheol."

Tampaknya ini akan menjadi malam yang panjang untuk keduanya, di parkiran mobil Perusahaan Daelim.

Semoga mobil yang bergoyang tidak terekam kamera cctv yaaa...

❤❤❤

Sampai jumpa di One😁😁

Alhamdulillah para tetua udah baikan, tinggal nungu undangan disebar, ntar kita dateng rame-rame ya ke korea, tenang aja Hotel dan Transportasi ditanggung Daelim Grup kok 🤣🤣🤣

Terima kasih atas dukungannya dan maaf atas segala kekurangan❤❤

Endless Romance (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang