Backless Dress

4.6K 434 26
                                    

Seungcheol mungkin lupa jika Jeonghan adalah manusia dengan tingkat keras kepala yang melampaui batas. Setajam apapun ia akan melayangkan pandangannya ke wanita bersurai legam itu, Seungcheol tetap saja kalah dan berakhir menutup pintu dengan bantingan yang memekakkan telinga.


"Ibuku ingin aku segera menikah."

"Kenapa harus terburu-buru? Kita baru saja menjalin hubungan." Jeonghan meninggikan suaranya, entah kenapa kata 'menikah ' terdengar menjengkelkan untuknya. Hei! Mereka baru saja dua bulan ini menjalin hubungan yang lebih dari sekedar pertemanan.

"Tapi kita sudah saling mengenal sejak lama."

"Aku tidak tertarik untuk menikah, omong-omong." Lalu Seungcheol tidak lagi bisa bersuara, ia hanya memilih keluar kamar Jeonghan.

Kenapa Jeonghan sangat tidak realistis. Karena mau bagaimanapun, mereka menjalin hubungan untuk menikah nantinya. Dan pengakuan Jeonghan tentang keengganannya untuk menikah itu mengusik diri Seungcheol. Usianya baru akan menginjak 29 memang, tapi sang ibu yang memohon padanya untuk menikah adalah apa yang mengganggu Seungcheol akhir-akhir ini. Ketika ia sudah memantapkan hati akan permintaan ibunya, juga sudah menetapkan hatinya pada wanita bermarga Yoon itu, sayangnya Jeonghan menolak.

•○●♡●○•

Jun belum pernah bilang kan jika dia adalah pengemar punggung Minghao. Karena demi apapun punggung sempit yang berhias tahi lalat kecil itu adalah apa yang Jun puja.

Maka saat Minghao bersikukuh akan menghadiri pesta pembukaan pagelaran busana dengan dress yang mengekspos sebagian besar punggungnya, Jun merecoki dirinya tentang bagaimana ia berpenampilan. Ini tidak bagus, itu tidak bagus. Yang membuat Minghao memutar bola matanya jengah.

"Jangan dress itu, sangat buruk." Ujarnya sambil meneliti dress berwarna merah itu dari belakang. Berkomentar layaknya lebih ahli dari sang istri yang lulusan sekolah mode terkenal di Paris.

"Bagaimana dengan blazer? Pakai blazer terlihat lebih bagus." Tolong Minghao untuk menahan emosi sejenak.

"Lalu apa gunanya dress ini terbuka di bagian punggung jika harus menggunakan blazer. Modelnya memang seperti ini."

"Dan aku tanya apa gunanya ada lubang sebesar itu di sebuah dress, kau ingin masuk angin?" Minghao tertawa kecil sambil memasang anting bermata mutiara yang indah di telinganya. Kenapa Jun menjadi sangat menggemaskan saat cemburu?

"Kau mengomentari penampilan seorang penata busana sayang." Ujarnya sembari menatap prianya yang bersandar pada headboard ranjang.

"Aku berkomentar karena itu terlihat buruk." Jun mengamati Minghao yang kini menata rambutnya, tampak dilema sebaiknya rambutnya digulung keatas atau di biarkan terurai saja.

"Jangan di gulung." Itu adalah peringatan penuh penekanan karena jika rambut bergelombang itu digulung, punggung Minghao akan semakin terekspos, belum lagi tengkuknya yang juga favorit Jun. Jun sungguh tidak suka miliknya terlihat oleh orang lain.

"Tapi akan lebih bagus jika digulung." Rupanya Minghao benar-benar ingin membuat Jun kesal. Dan sentakan pada tangannya membuat Minghao tersentak kaget. Jun dengan tergesa membawanya dalam sebuah pagutan yang memaksa, menggigit bibir bawah Minghao yang membuatnya memukul dada berbalut kemeja putih itu.

"Kau membuat lipstikku berantakan!" Minghao mengaduh. Mematut kembali di meja riasnya, membenarkan riasan bibirnya yang berantakan karena ulah Jun dengan membubuhkan sedikit lipstik yang sewarna dengan dressnya.

"Aku tidak suka rambutmu digulung." Jun menyibakkan surai bergelombang itu dan mendaratkan kecupan ditengkuk Minghao.

"Jun!"Okay Minghao sudah mulai geram.

"Heemm." Gumamnya singkat, kebiasaan Jun jika ia sedang fokus dan tidak ingin diganggu.

"Lepas atau aku akan marah." Ancam Minghao sembari mencoba melepaskan cengkraman tangan Jun di pinggang rampingnya. Jika Minghao keras kepala untuk urusan penampilannya, maka Jun juga bisa keras kepala dalam hal ini.

"Diam dulu lalu kau akan ku ijinkan untuk mengenakannya."

Lain kali ingatkan Minghao untuk tidak terlalu percaya pada ucapan Jun, karena setelahnya yang ia dapat adalah sebuah sesapan yang menimbulkan bekas di bahunya.

"Berhenti Jun!"

Pekikan itu Jun abaikan, malah ciumannya semakin turun ke bawah, ke punggung Minghao dan tidak lupa membuat satu tanda disana.

"Begini lebih baik."

Dan sepanjang pesta pembukaan itu Minghao merasa cemas, berharap tidak ada satupun orang yang menyadari tanda itu terlukis di bahu dan punggungnya.

Boleh tidak ia merutuki suaminya yang saat ini berlaku layaknya pengawal yang mengikutinya kemanapun?

Dasar Posesif.

•○●♡●○•

Double up!

Selamat membaca❤❤❤

Semangat buat yang ngga bisa mudik, karena aku juga ngga bisa mudik😭 jadi aku mengalihkan kegalauanku dengan update😅

Semoga pandemi ini segera berakhir, sehat selalu ya rek, jangan kemana-mana dulu sekarang, nanti kalo udah ilang pandeminya kita balas dendam, MAIN YANG JAUUUH😆


Endless Romance (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang