karena bahkan ribuan bintang di seluruh galaksi tahu, kau terlahir untuk melengkapi hadirku, menjadi pelengkap sayapku untuk terbang yang telah dipatahkan saat aku lahir ke dunia
ㅡJimin, untuk Yoongi
-kumpulan drabble, oneshoot, twoshoot, teaser wor...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jimin : Daddy (30 tahun)
Yoongi : Boy (14 tahun)
Warn! Mature contens 18+
Down Syndrome! Au ____________
Jimin mengusak rambutnya dengan handuk kecil saat dirasa masih basah. Kalau saja bayi besarnya tidak mengajaknya untuk bermain air malam-malam begini. Tapi, apapun yang bisa membuat bayinya senang, pasti ia ikut senang.
Dengan tangan kanannya, yang tadi memegang handuk, ia membuka pintu kamarnya. Sedikit tergesa. Sambil membawa botol susu di tangan kiri untuk bayi besarnya yang tadi merengek lapar sehabis mandi. Padahal ia belum sempat memakaikan baju kepada bayi besarnya sebelum ia pergi ke dapur. Tak apa, mungkin dengan sebotol susu ini bayinya bisa tenang selagi ia memakaikan baju nanti.
Cklek!
"Paㅡ"
Belum saja ia sempat masuk ke dalam kamar, sudah disambut rengekan dari bayi besarnya. "Iya, sayang. Ini susunya." katanya sambil tersenyum lembut.
Bayi besarnya menggeleng, "Gummy!"
Langkahnya menuju sang bayi lantas terhenti. Memandang bayi besarnya pada jarak 1.5 meter ke kursi rias di kamarnya itu. "Apa? Gummy?" Mencoba memastikan kalau ia tidak salah dengar tentang apa yang diucapkan bayi besarnya. Karena sering kali Yoongi salah menyebutkan kata untuk mendiskripsikan sesuatu.
"Gummyㅡ" gumamnya kemudian menundukan kepala.
Jimin menghela nafas, melangkah gontai sambil mendudukkan dirinya di tepi kasur. Tepat arah jam 12 dari posisi dimana Yoongi berada. "Yoongi mau gummy? Gummy bear?"
Bayinya mengangguk
"Baiklah, tapi dengan satu syarat."
Sesaat kemudian bayi besarnya menunjukkan binar lucu dengan tatapan antusias. Mengisyaratkan dia setuju.
"Kau harus mengambilnya sendiri. Mengerti?" Jimin tersenyum, memperhatikan raut wajah bayi besarnya seketika berubah menjadi bingung karena memikirkan kata-katanya baru saja. Namun sesaat kemudian, bayi besarnya tetap mengangguk.
Jimin bangkit, kesisi kanan kasurnya yang terdapat meja nakas untuk mengambil sesuatu yang ada di dalamnya. Toples kaca berisi gummy bear berwarna pink kemerahan. Kemudian ia naik ke atas kasur dan menyandarkan dirinya di headbed.
Dengan sengaja, ia melepaskan tali bathrobe putih yang masih dikenakannya. Menunjukkan perut sixpack dan celana hitam pendek sepangkal paha bertuliskan calvin klein.
"Kemari.. " Isyarat nya dengan suara rendah kelewat pelan.
Bayinya mensyaratkan tatapan bingung. Dimana gummy bear yang diinginkannya?
Kemudian dengan smirknya, Jimin membuka toples berisi gummy bear itu. Menaruhnya di mulut dengan mengapit diantara belahannya.
"Gummy!" Teriak Yoongi saat ia berhasil melihat permen yang diinginkannya. Tanpa pikir panjang, ia segera bangkit dari kursi rias milik Jimin di ujung kamar menuju kasur. Meninggalkan handuk yang tadi menutupi atas pahanya dan menunjukkan underwear putih segitiga bermerk sama dengan sang papa.
Perlahan Yoongi menaiki kasur, merangkak menuju Jimin tanpa mengalihkan tatapannya sama sekali dari mulut sang papa. Namun, tepat saat ia berhasil mencapai kaki sang papa, permen kenyal itu menghilang.
Jimin sempurna memasukkannya kedalam mulut
"Uhhㅡ" teriaknya bingung. Ia tidak mengerti kenapa permen kenyal itu tiba-tiba menghilang padahal baru saja ia melihatnya.
Jimin kembali menunjukkan smirk. Ia ingin lihat bagaimana bayi besarnya bisa mengambil permen itu dari dalam mulutnya. Sengaja, ia memasukkannya kedalam mulut secara tiba-tiba dan ia ingin tahu sejauh mana Yoongi bisa berpikir untuk mencari permen kenyal itu.
Tangan Yoongi terulur, ingin membuka mulut Jimin dengan kedua tangannya.
"Tidak, tanganmu kotor, sayang. Kau tidak boleh menyentuh mulut papa dengan tangan kotor."
Mata Yoongi terbelalak, melihat siluet gummy bear berwarna pink kemerahan itu terlihat saat Jimin berbicara. "Uhhㅡ" Erangnya sekali lagi.
Cukup lama Yoongi berpikir, bagaimana ia bisa mendapatkan permen kenyalnya itu dari mulut Jimin. Mendudukkan dirinya kembali di atas perpotongan perut dan selangka sang papa. Jimin hanya terdiam dan menunggu, akan bagaimana selanjutnya keputusan Yoongi. Karena ia tahu, bayi besarnya itu keras kepala. Jadi, sebelum dia mendapatkan apa yang dia mau dia tidak akan menyerah.
Jimin memberi isyarat dengan menunjuk mulutnya sendiri, kemudian menepuk mulut Yoongi pelan dengan telunjuk tangannya. Sejenak Yoongi berpikir sambil sedikit memiringkan kepalanya.
Dengan ragu, Yoongi bergerak maju. Mengikis jarak wajahnya dengan wajah sang papa. Reaksi Yoongi ternyata sesuai dengan ekspektasi Jimin. Dia akan menggigit mulutnya untuk memancing Jimin membuka mulut.
Jimin tersenyum di sela gigitas kecil Yoongi pada bibirnya. Tangannya bergerak meraih pinggang kecil Yoongi untuk menariknya maju dan Yoongi spontan berpegangan di atas kedua pundak kokoh milik papanya.
"Eunggㅡ"
Tidak, Jimin tidak melakukan apapun. Yoongi hanya mengerang karena frustasi. Jimin sengaja menyembunyikan permen kenyal itu disebalik lidahnya. Membuat Yoongi kewalahan mencari dimana permen itu berada.
Tanpa sadar sampai saliva nya meleleh begitu saja di sela mulutnya. Jimin yang merasa kasihan pada bayi besarnya yang sudah frustasi akhirnya mendorong gummy bear itu masuk ke dalam mulut Yoongi dengan lidahnya.
Jimin tersenyum, memandang bayi besar di pangkuannya yang sedang menetralkan nafasnya. "Bayi besarku pintar." katanya sambil membersihkan lelehan saliva di sepanjang garis dagu menuju leher dengan handuk kecilnya. Yoongi hanya tersenyum menampilkan gusi kemerahannya yang terlihat menggemaskan.
"Setelah ini Yoongi harus minum susu dan tidur. Mengerti?"
Yoongi mengangguk, masih di posisi yang sama. Kemudian Jimin meraih botol susu yang tadi dibawanya untuk diberikan pada bayi besarnya. Yoongi menerima dengan senang hati dan memulai meminum susu dari botol ber-dot miliknya.
Masih di posisi yang samaㅡdi pangkuan sang papa, Yoongi bergerak menyandarkan kepalanya di dada bidang sang papa. Kebiasaannya sebelum tidur selalu bersandar pada sang papa untuk mencari kenyamanan. Dengan sayang, Jimin membelai rambut hitam halus milik bayi besarnya yang selalu berbau strawberry sambil menyenandungkan lagu pengantar tidur dengan suaranya yang serak berpadu lembut.
Ia bersyukur memiliki Yoongi dalam hidupnya. Ditengah kesibukannya sebagai pemilik beberapa department store ternama di Seoul, Yoongi selalu bisa menjadi obat penawar lelahnya. Bocah yang ia temukan disaat usianya 7 tahun itu bagaikan rembulan temaram diwaktu malam yang selalu bisa menjadi tempatnya mencari ketenangan.
Malaikat kecil yang ditakdirkan Tuhan untuk ia jaga di sisa umurnya. Bocah tak bersalah pengidap down syndrome yang ditinggalkan orang tuanya sendiri di salah satu department store nya.
Tapi baginya ini bukan sebuah kebetulan. Takdir telah mempertemukan mereka, dan Jimin percaya itu. Ia percaya Yoongi hadir di hidupnya untuk menjadi miliknya selamanya. Tak peduli bagaimana dunia akan mencemooh mereka. Yang jelas, Jimin hanya ingin mencurahkan semua kasih sayangnya pada malaikat kecil polosnya itu.
END
_________________
NOTE : bagi yang penasaran sama apa itu down syndrome, bisa searching. Krn akan panjang kalau aku tulis disini hwehwe.
18+ nya gagal ehe
Ini bukan konsep daddykink! Au sih sebenernya. Lebih ke konsep Littlespace! Au.