I'm at a payphone trying to call home
All of my change I spent on you
Where have the times gone, baby it's all wrong
Where are the plans we made for two
Bunyi langkah kaki menggema di seluruh ruangan apartemen. Mengikuti dengan gema yang memenuhi relung kosong setelah bunyi 'klik' dari pintu. Sebuah helaan nafas terdengar kemudian, terasa berat dengan hembusan yang panjang. Pria itu berjalan sambil melempar tas kerjanya, disusul jas hitam kualitas menengah yang biasa digunakan untuk bekerja. Dan dasi itu tiba-tiba terasa mencekik walaupun baru beberapa saat yang lalu ia menggunakannya.
Yoongi baru saja pulang dari apartemen Taehyung, saat ia mendengar pesan suara Jimin di telepon kabel apartemennya. Suara itu begitu berat dan serak, nafasnya pun berulang kali putus dan terganti dengan suara helaan keras.
Jimin meneleponnya entah dari mana, memaksakan dirinya yang mungkin di antah berantah hanya untuk menyampaikan kata-kata rindu yang bahkan tidak pernah dia ucapkan sebelumnya.
'Halo, Yoongi. Ini Jimin. Aku menelfonmu dari telepon umum, karena jika aku menggunakan ponsel mereka akan melacakku. Dan mungkin saat kau mendengar pesan ini, mereka sudah mengepungku. Kabar baik, jika aku berhasil dibawa hidup-hidup, menjalani hukumanku yang seharusnya, dan aku masih bisa menelfonmu seperti ini. Tapi kabar buruk saat kau mendengar sambungan telfon ini masih berlangsung tanpa lanjutan suaraku. Karena itu artinya aku sudah mati. Aku hanya ingin bilang, tunggu—'
Sebelum sambungan telepon itu terputus di pertengahan pesannya,
–tuuutttttt
tanpa lanjutan suara Jimin yang serak.
Dan disini lah Yoongi, terduduk lemas diatas sofa, meremas rambutnya begitu keras dan menahan isakan tangisnya. Disaat Jimin diluar sana sedang menjadi buronan, ia justru menjadi jalang pria lain yang sanggup memberinya bayaran lebih. Salahkan Jimin yang menjadi pengedar narkoba bahkan saat Yoongi sudah melarangnya keras.
Yoongi tahu ia jahat, mereka berdua sama jahatnya. Jimin rela mengubur semua impian mereka berdua hanya demi pundi-pundi uang yang penuh resiko, menjadi pengedar narkoba yang setiap saat bisa ditangkap oleh polisi. Dan jangan salahkan Yoongi jika ia juga harus rela mengubur kisah cinta manis mereka dengan menjadi jalang para pria hidung belang yg mampu memberinya pundi-pundi uang yang sama.
"Jangan mengutukku, Jimin. Tunggu aku di neraka. Dan kita akan kembali bersama."
Air mata keluar dari ujung kelopak matanya. Jauh dilubuk hatinya, masih terpahat rapi nama Jimin disana. Seseorang yang tak akan semudah itu ia hilangkan dari hidupnya. Namun hidup dan cinta mereka sama kerasnya. Biarlah kisah cinta roman picisan yang mereka berdua bayangkan lenyap bersama kejahatan mereka.
end.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Universe ㅡMy
Fanfictionkarena bahkan ribuan bintang di seluruh galaksi tahu, kau terlahir untuk melengkapi hadirku, menjadi pelengkap sayapku untuk terbang yang telah dipatahkan saat aku lahir ke dunia ㅡJimin, untuk Yoongi -kumpulan drabble, oneshoot, twoshoot, teaser wor...