Gay! AuBestfriend! Au
_____________
Rumah berantakan, tapi rasa hingar bingar pesta akhir pekan di rumah Yoongi masih terasa. Bau berbagai macam alkohol menguar, bercampur asap rokok dan berbagai bau makanan siap saji yang tersisa di bungkusnya. Semua teman-temannya gila-gilaan, jarang sekali Yoongi mau mengundang teman-teman sekelasnya untuk pesta semacam ini. Tentu saja karena orang tuanya sedang pergi dinas selama musim gugur ke luar negeri, dan rumah dalam keadaan kosong.Yoongi sendiri mengerjap pelan, mengumpulkan puing kesadaran setelah tergeletak di atas salah satu sofa ruang tamu. Di sisi sofa lain, Seokjin terlihat tepar dan tak sadarkan diri. Namjoon juga, teler dan menggerutu di atas karpet tepat di bawah Seokjin. Oh, jangan lupakan mereka yang hangover karena alkohol dan makeout tanpa tahu malu di depan semua orang. Pasangan gila.
Mendadak kepalanya pening, pasca hangover yang memaksanya tak sadarkan diri di pertengahan pesta. Sebuah lenguhan frustasi mengalun setelah pandangannya mendadak berputar-putar.
"Sudah sadar?"
Suara husky milik Jimin menginterupsi kefrustasiannya. Sosok Jimin telah berjongkok di sampingnya dengan muka sisa-sisa hangover juga.
"Jimin—"
"Ayo, kuantar ke kamar."
Tanpa basa-basi, Jimin memapah Yoongi ke kamar. Pun Yoongi tidak memiliki kesempatan untuk menolak, karena kesadarannya sendiri bahkan belum pulih sepenuhnya. Jadi, dia biarkan Jimin memapahnya hingga ke lantai dua kamarnya.
Suasana rumah remang-remang di semua sudut. Kemungkinan ini sudah dini hari, dilihat dari semua orang yang telah meninggalkan rumahnya. Kecuali Namjoon, sepupunya itu beserta pacarnya. Dan Jimin. Rumah Jimin hanya jarak satu tikungan dari sini. Tidak pulang pun tidak masalah, karena Jimin sudah biasa menginap disini.
"Tadi kau mengantar Jungkook?" pertanyaan itu mengalun begitu saja tanpa disadari. Yoongi sendiri merutuki mulutnya yang lemes dikala hangover seperti ini.
"Tidak. Aku sudah menitipkannya pada Taehyung." jawaban itu mengalun pelan, disela langkah mereka berdua saat menapaki tangga.
Yoongi tertawa kecil, "Bodoh, kau menitipkan pacarmu yang sedang mabuk pada pria lain? Kau bodoh sekali, Park."
Hening, Jimin tidak menjawab apapun. Dan itu justru membuat Yoongi heran, salahkah kata-katanya?
Jimin membukakan pintu kamar Yoongi. Kamar itu gelap, dan berpadu remang-remang cahaya dari luar yang masuk melalui jendela kaca. Yoongi memaksa melepas kalungan tangannya diatas pundak Jimin setelah mereka memasuki kamar.
"Aku bisa sendiri."
Jimin hanya menatapnya dalam diam dan itu semakin membuatnya bingung. "Jimin, katakan sesuatu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Universe ㅡMy
Fanfictionkarena bahkan ribuan bintang di seluruh galaksi tahu, kau terlahir untuk melengkapi hadirku, menjadi pelengkap sayapku untuk terbang yang telah dipatahkan saat aku lahir ke dunia ㅡJimin, untuk Yoongi -kumpulan drabble, oneshoot, twoshoot, teaser wor...