min yoongi & park jimin as college student
Yoongi memiliki teman kecil bernama Jimin. Park Jimin. Pria kecil yang dulu sering menangis karena takut dengan Holly, anjing puddle coklat peliharaannya. Padahal Holly tidak pernah menggigitnya.Jimin kecil dulu bertubuh sedikit gemuk, berpipi chubby dan berwarna kemerahan. Matanya lebar dan rambutnya tebal. Tingginya tidak jauh beda dengan dirinya. Mereka dulu sering bermain bersama. Entah Jimin yang datang mengunjunginya ataupun ia yang mengunjungi Jimin.
Satu kebiasaan yang selalu ia ingat, Jimin dulu suka sekali menciumnya. Bibir kecil yang sedikit berisi itu sering sekali mendaratkan kecupan ke bibirnya. Dulu mereka terbiasa akan hal itu untuk menunjukkan kasih sayang.
Namun kini, Jimin kecil itu sudah menjadi besar. Jimin diingatannya yang bertubuh kecil sedikit gemuk dan berpipi chubby itu telah menjadi Jimin yang bertubuh besar dan berwajah tampan.
Mereka bertemu kembali di bangku kuliah setelah Jimin pindah ke kota lain saat kecil dulu. Sejak kepindahannya itu mereka sama sekali tidak pernah bertemu. Bahkan saat ia tahu Jimin menjadi teman sekelasnya di bangku kuliahnya membuatnya terkejut.
Satu hal canggung yang ia rasakan setelah itu adalah mereka harus berkenalan lagi. Mengenal kembali satu sama lain dengan bentuk fisik yang sudah jauh berbeda. Memberikannya suasana aneh akan ingatan masa kecilnya dimana dihadapannya itu adalah Jimin yang dulu ia kenal, namun kini sangat berbeda.
Apakah Jimin tidak ingat tentang dirinya? Begitu isi pikiran Yoongi setelah perkenalan mereka. Karena Jimin sama sekali tidak terlihat seperti mereka sudah saling mengenal. Bahkan berkenalan singkat itu segera berakhir karena Jimin membaur dengan mahasiswa lain.
Apa ia tidak begitu spesial sampai Jimin tidak mengingatnya sama sekali. Padahal ia sangat ingat bagaimana Jimin kecil dulu dibenaknya. Dan ia akan selalu mengingat itu. Namun kenapa Jimin tidak melakukan hal yang sama?
Dan ketika ia semakin merenungi pertemuan mereka itu semakin membuatnya sedih. Apakah kenangan masa kecil tidak ada artinya? Mengapa Jimin melupakannya secepat itu? Padahal Jimin adalah sosok yang sangat membekas di ingatannya dan akan selalu ia kenang.
Bertemu kembali dengan Jimin adalah hal yang sangat membahagiakannya, namun mendapati Jimin tidak mengingatnya adalah hal yang sangat menyedihkan. Ia berharap Jimin yang sekarang masih seperti Jimin kecil dulu. Dimana mereka bisa kembali menghabiskan waktu bersama seperti dulu. Mungkin dengan obrolan yang sedikit berbeda. Dulu mereka akan membicarakan Super Mario atau Pikachu. Mungkin sekarang mereka bisa mengobrolkan hobi, olahraga, atau mungkin asmara.
Tapi Jimin kecil sudah lama pindah. Dia pergi membawa semua ingatan masa kecil mereka hingga habis tak bersisa. Meninggalkan Yoongi yang menyimpan kenangan manis mereka dengan rapi untuk dirinya sendiri.
Salahkah jika ia masih menginginkan Jimin seperti Jimin kecil dulu? Karena ia rindu sekali. Bahkan disaat ia menatap figur Jimin dari kejauhan, tak menampik bahwa itu memang Jimin kecilnya dulu. Jimin kecil yang selalu akan datang dengan senyum ceria dan teriakan namanya.
"Yoongi-yaa~"
"Yoongi-yaa..."
Yoongi menoleh dan menyadari seseorang telah duduk di sebelahnya sedari tadi. Dengan senyum lembut dari bibir penuhnya dan mata lebar yang menyipit dikala wajahnya dihiasi dengan senyuman. Pun dengan pipi sedikit tembam namun sedikit tirus oleh tulang kedewasaannya.
"Kau sudah besar rupanya.."
the end
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Universe ㅡMy
Fanfictionkarena bahkan ribuan bintang di seluruh galaksi tahu, kau terlahir untuk melengkapi hadirku, menjadi pelengkap sayapku untuk terbang yang telah dipatahkan saat aku lahir ke dunia ㅡJimin, untuk Yoongi -kumpulan drabble, oneshoot, twoshoot, teaser wor...