Little Park

3.1K 366 25
                                    


Tidak terasa kandungan Haejung telah memasuki usia tujuh bulan. Sejak beberapa hari lalu Sehun selalu pulang dari latihannya lebih awal, tidak menambah jam latihan. Sehun begitu tidak sabar menanti kelahiran keponakannya itu. Bahkan beberapa hari ini ia menginap di rumah Chanyeol untuk membantu kakaknya menjaga Haejung.

Malam ini, Sehun pulang sendiri. Tidak bersama Jongin karena sahabatnya itu masih betah di ruang latihan.

"Semuanya lima puluh ribu."

Sebelum pulang tadi Haejung menyuruhnya mampir ke minimarket dekat rumah membeli susu dan beberapa buah.

Dengan senang hati, tentu saja Sehun bersedia. Dua bulan ini kakak iparnya itu memang lebih banyak mengidam. Tidak jarang Sehun menemani Chanyeol berkeliling kota hanya untuk menemukan apa yang Haejung inginkan.

Drrt~ ddrt~

Baru saja keluar dari minimarket, ponselnya berbunyi.

"Ada apa Eomma menghubungiku?" gumamnya, tapi tetap menggeser ikon hijau di layar. Mungkin saja ibunya itu rindu karena Sehun tidak pilang-pulang.

"Sehun-a!"

Suara ibunya terdengar khawatir. Ia juga bisa mendengar isapan ibunya dan suara yang serak. Apa ada masalah yang terjadi?

"Ada apa, Eomma?" tanyanya tidak sabar. Sehun takut terjadi sesuatu yang buruk di rumah. Apalagi ayahnya sedang di luar kota sekarang.

"Haejung, kakak iparmu, dia di rumah sakit."

"Apa?" Sehun tidak percaya. Karena satu jam lalu baru saja Haejung menghubunginya dan suara kakak iparnya itu terdengar baik-baik saja.

"Dia mau melahirkan. Datanglah ke rumah sakit Haneul sekarang."

"Baik, Eomma."

Dengan tergesa Sehun memasukkan kembali ponselnya ke saku. Ia melirik jam tangannya sambil berlari ke tepi jalan. Akan lama jika naik bus. Lebih baik naik taksi saja.

.

.

Di rumah sakit, Sehun diarahkan resepsionis ke ruang operasi.

Sepanjang perjalanan ia terus berpikir bagaimana Haejung melahirkan sedangkan usia kandungannya masih tujuh bulan? Apa bahaya seperti ini yang dibicarakan ibunya saat itu?

Di depan ruang oprasi sudah ada Chanyeol, ibunya, dan kedua orangtua Haejung. Chanyeol berdiri bersandar di dinding dekat pintu, ibunya sibuk menenangkan Nyonya Jang yang terus menangis sementara Tuan Jang duduk dengan gelisah disampingnya.

"Eomma." Sehun menghampiri ibunya yang duduk di kursi tunggu. Ia tidak berani menghampiri Chanyeol yang terlihat begitu sedih dan frustasi.

"Sehun-a," Jin Ah memeluk Sehun.

"Tenanglah, Eomma." Meskipun ia melihat ibunya begitu tegar menenangkan ibu Haejung, tapi Sehun tahu ibunya juga butuh sandaran.

Dua jam berlalu, masih belum ada tanda-tanda pintu ruang operasi terbuka. Kenapa begitu lama? Apa terjadi sesuatu di dalam? Tangis adik bayi pun belum juga terdengar.

Pintu ruang operasi terbuka, seorang wanita lengkap dengan pakaian operasinya keluar dari sana. Chanyeol yang paling dekat segera bertanya keadaan Haejung. Sehun mengikuti ibunya yang tergesa menghampiri mereka.

Melihat ekspresi dokter itu, Sehun memiliki firasat buruk.

"Tuan Park, Anda harus memutuskan. Siapa yang akan diprioritaskan? Ibunya, atau bayinya?"

Nothing Else Like Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang