Yang Sehun harapkan dari makan malam kali ini adalah dirinya yang bisa berkumpul dengan ayah dan ibu kandungnya, untuk pertama kali, hanya mereka bertiga. Karena itulah ia mengundang Chanyeol.
Untuk pertama kali dalam hidupnya, Sehun hanya ingin menikmati kehangatan bersama keluarga yang 'sebenarnya'. Tanpa ada orang lain diantara mereka. Kenapa Victoria tidak bisa mengerti?
Sehun tidak membenci Kris, atau belum? Entahlah. Kris adalah orang yang baik, Sehun bisa melihatnya saat laki-laki itu menjadi dokter di rumah sakit. Tapi hari ini, hanya tatapan tidak suka yang Sehun lemparkan untuk laki-laki itu.
Kris, benar-benar mengambil seluruh perhatian Victoria. Tidak ada lagi Victoria satu jam yang lalu, yang sangat perhatian pada Sehun.
"Aku tidak suka wortelnya."
Dengan telaten, Victoria menyingkirkan seluruh sayuran orange itu dari piring Kris, memindahkan ke piringnya sendiri, "Kau mau tambah ayamnya?"
Kris mengangguk.
Muak. Sehun tidak suka berada di antara pasangan itu. Apa maksudnya? Pamer kemesraan?
"Kenapa tidak dimakan?"
Terlalu fokus pada pasangan dihadapannya, Sehun hampir melupakan keberadaan Chanyeol disampingnya, "Aku kenyang." Samar, ia pun bisa melihat tatapan terluka di mata Chanyeol. Jelas, Chanyeol masih menyimpan perasaan khusus itu. Bodoh memang, tapi siapa yang bisa mengendalikan perasaan? Karena Sehun sendiri juga tidak bisa.
"Eomma bilang kau tidak makan siang tadi. Mau disuapi?"
Sehun menggeleng. Ia benar-benar tidak berselera. Semangatnya untuk menghabiskan semua makanan menguap entah kemana. Lagi, pusing yang ia rasakan tadi siang telah kembali. Kepalanya berdenyut, kali ini semakin hebat.
"Kenapa kau berkeringat?" tatapan Chanyeol berubah khawatir. Tangannya terangkat untuk mengusap peluh yang terus keluar di pelipis Sehun, lalu memeriksa dahi dan leher anak itu, "kau demam. Kita pulang?"
Sehun mengangguk. Berbaring di kamarnya sendiri adalah pilihan terbaik saat ini. Sehun menjatuhkan kepalanya ke bahu Chanyeol. Demi apapun, Rasanya pusing sekali.
"Noona," Chanyeol memanggil, suaranya pelan dan canggung. Mungkin tidak enak mengganggu kemesraan pasangan didepannya, "kami harus pulang sekarang. Sehun kurang enak badan."
"Sehun sakit?"
Dari matanya yang setengah terpejam, Sehun melihat Victoria yang berdiri lalu menghampirinya.
"Menginap di sini saja."
"Aku mau pulang." Suara Sehun berubah serak sekarang.
"Biar aku memeriksanya." Kini Kris pun ada disamping Sehun, menatap anak itu dengan khawatir.
"Tidak mau," masih dengan kepala di bahu Chanyeol, Sehun menggeleng, "pulang."
.
.
Sehun memejamkan matanya merasakan dingin air es dari handuk yang Chanyeol tempelkan di dahinya. Sejak satu jam lalu, Chanyeol begitu sabar merawatnya. Laki-laki itu duduk bersender di headboard masih dengan wajah mengantuknya.
"Appa." Sehun terkekeh pelan. Ia tidak tahu jika Chanyeol hampir tertidur. Merasa bersalah juga melihat Chanyeol yang kaget dan matanya yang besar itu semakin beasr. "Hyung, kau tahu? Panggilan itu masih terasa aneh untukku." Chanyeol merasa kecewa, jelas terlihat di wajahnya.
"Kalau begitu jangan dipaksakan."
Sehun menggeleng, senyum tipis terulas di bibir pucatnya, "Akan terasa aneh jika tiba-tiba aku memanggil Appa dan Eomma dengan Harabeoji dan Halmeoni." Sehun meraih tangan besar Chanyeol, tangan itu yang selalu menggendongnya sejak kecil bahkan sampai sekarang, mengusak rambutnya dengan lembut, dan memeluknya, "Hyung, aku akan memanggilmu Appa jika kita hanya berdua."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nothing Else Like Heart ✓
Fanfiction[CHANHUN] [Family, Brotherhood] Bagi Sehun, Chanyeol adalah kakak terbaik di dunia. Sehun bahkan akan dengan mudah memilih Chanyeol dibanding ayah atau ibunya, "Karena Chanyeol Hyung memberikan apapun yang aku mau." Older brother Chanyeol & Younger...