Who am I? (Part 2)

3.3K 380 21
                                    

Terima kasih yang sudah jawab pertanyaanku di chapter sebelumnya. Kalian membuatku senyum-senyum sendiri, untung sendirian di kamar :D

Terima kasih untuk kalian yang mengikuti ff ini sampai sekarang

Chapter ini bikin aku bingung memikirkan bagaimana cara penyampaiannya..

2,5k+ words. Happy reading~

...

Sehun menatap datar Victoria yang pergi setelah mendapat panggilan dari manajernya.

"Tinggal beberapa suap lagi. Buka mulutmu."

"Aku kenyang." Sehun memalingkan wajahnya, kesal karena Chanyeol tidak menghalangi wanita itu pergi. Kenapa Chanyeol harus berpura-pura meski laki-laki itu juga sebenarnya menginginkan Victoria tetap tinggal?

"Jika kau marah karena aku membiarkan Qian Noona pergi, aku tidak bisa melakukan apapun Sehun. Aku bukan siapa-siapanya. Jika kau mau seharusnya kau yang melarangnya."

Kalimat panjang Chanyeol membuat Sehun semakin murung.

Sehun membaringkan tubuhnya, menarik selimut hingga ke dada, "Aku juga bukan siapa-siapa untuknya." Sakit jika mengingat Victoria yang mengakuinya sebagai adik pada Ahjumma tadi. Rasanya bahkan lebih sakit daripada saat mengetahui kebohongan yang Chanyeol dan semuanya lakukan.

Tidak diakui rasaya lebih sakit dari dibohongi. Tapi tetap saja, Sehun tidak mau keduanya. Sama-sama sakit.

Chanyeol mungkin berbohong demi kebaikannya, sedangkan Victoria tidak mau mengakuinya hanya karena karir wanita itu. Sehun mengerti, semua memang tidak mudah. Begitu menyakitkan mengetahui kau tidak dianggap lebih berharga daripada karir oleh ibumu sendiri.

"Apa terjadi sesuatu selama aku pergi?"

Chanyeol terlihat sangat khawatir, membuat Sehun tersenyum melihatnya.

"Sehun-a, tidak bisakah kau hanya hidup bersama kami?"

Ucapan Jin Ah kemarin kembali terngiang di kepalanya. Jika diingat, kehidupan Sehun sebelum mengetahui semua kenyataan yang sebenarnya, begitu sempurna. Memang tidak ada yang sempurna di dunia ini. tapi, memiliki Park Haejin sebagai ayahnya, Im Jin Ah sebagai ibunya dan Park Chanyeol sebagai kakaknya, itu lebih dari cukup. Jangan lupakan si kecil Park Jaemin.

Seketika Sehun menyesali tindakannya kemarin. Sehun memang ingin sekali tahu siapa ibunya. Untuk sekali dalam hidupnya, setidaknya Sehun ingin berterima kasih karena telah membuatnya hidup di dunia ini. Tapi, jika nyatanya wanita yang telah melahirkannya itu tidak menginginkannya, Sehun bisa apa?

"Aku baik-baik saja, Hyung." Sehun mengusap pelan pipi Chanyeol, dimana cairan bening mengalir di sana. Kenapa Chanyeol jadi cengeng sekali sekarang? "aku hanya ingin pulang. Aku rindu Eomma." Ia tidak sepenuhnya berbohong. Kejadian kemarin membuatnya merasa bersalah telah pergi begitu saja.

"Sebenarnya Eomma mau kemari tadi. Tapi aku menyuruhnya menunggu di rumah karena sore ini kau sudah boleh pulang."

"Kenapa tidak sekarang saja?"

"Sekarang masih siang. Dokter bilang nanti sore." Chanyeol menatap Sehun dengan wajah seriusnya membuat Sehun terdiam, tidak berani mendebatnya lagi.

"Sekarang habiskan makananmu."

Dengan pasrah Sehun membuka mulutnya menerima suapan dari Chanyeol. Lagipula ia juga belum kenyang dan ayam goreng di piring itu terlalu menggiurkan jika sampai dilewatkan.

Nothing Else Like Heart ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang