'Ya. Aku tahu ini salah. Tapi kenapa aku justru merasa bersyukur?'
—jjk—:::::
Nayeon menggeliat saat dirasakannya cahaya matahari yang masuk melalui celah jendela dan mengenai wajahnya. Namun sesuatu aneh di rasakannya pada sandaran kepalanya saat ini.
Nayeon membuka kedua matanya perlahan dan betapa kagetnya ia saat menyadari bahwa kini ia tidur dengan menindih—seseorang?
Nayeon membulatkan kedua matanya dan segera bangun dan benar saja kini ia tengah menindih seorang pria yang masih tertidur di bawahnya.
Nayeon menunduk dan mendapati tubuh polosnya dan beralih melihat pria itu yang juga tak memakai sehelai benang pun—sama seperti dirinya.
"Argh!" teriaknya kencang dan segera menjauh dari pria itu sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.
Teriakan Nayeon cukup berhasil membuat Jungkook membuka kedua matanya. Jungkook bangun dari tidurnya dan duduk di kasur sambil menatap bingung Nayeon.
"Ada ap—"
"Apa yang sudah kau lakukan padaku?!" semprot Nayeon lebih dulu.
"M-maksudku kenapa aku bisa ada di sini, bersamamu? D-dengan keadaan seperti ini."
Jungkook mendengus pelan. Kemudian memilih untuk menyadarkan tubuhnya di sandaran kasur dan melipat kedua tangannya di depan dadanya sambil menatap Nayeon.
"Dilihat dengan keadaan kita sekarang ini, menurutmu apa yang sudah kita lakukan semalam?" tanyanya santai.
Nayeon semakin menegang di tempatnya. Pikirannya kalut mencoba mengingat apa yang terjadi semalam padanya. Semalam banyak sekali yang melemparkan pertanyaan padanya dan membuat dirinya harus minum cukup banyak. Dan sepertinya setelah itu ia mabuk berat dan—
"Yak! Apa kau memperkosaku? Hah? Ap—"
"Yak! Mana ada orang yang diperkosa justru menikmatinya?" potong Jungkook lebih dulu.
Nayeon terdiam dengan napas memburu. Ia masih tidak percaya sudah melakukan hal terlarang itu. Benarkah ia telah melakukannya? Bahkan dengan pria yang baru saja dikenalnya.
"Baiklah, baiklah. Begini, kita memang melakukan hal itu semalam. D-dan aku benar-benar tidak tahu kalau itu yang pertama bagi—"
"Yak! Kau kira aku wanita seperti apa?! Tentu saja itu yang pertama bagiku!" bentak Nayeon sambil terisak pelan.
Ia tidak peduli lagi dengan dirinya yang mungkin terlihat lemah sekarang. Ia lebih peduli dengan bagaimana masa depannya. Harta yang selama ini dijaganya sekarang sudah direbut dengan pria yang bahkan baru dikenalnya. Walau ini juga termasuk kesalahannya karena telah lalai.
Jungkook yang tadinya santai kini berubah panik melihat Nayeon yang menangis. Wanita yang selesai melakukan hal itu dengannya selalu merasa senang dan puas. Tapi tidak dengan wanita ini yang justru menangis meyesali perbuatannya. Ia tahu ia juga salah karena sudah merebut keperawanan Nayeon—tapi ia juga tidak tahu kalau itu adalah yang pertama bagi wanita itu, sungguh.
Lagipula itu tidak sepenuhnya salahnya. Ia pria normal. Dan jika disuguhkan pemandangan indah seperti semalam mana mungkin ia bisa menahannya. Walau ia tahu saat itu Nayeon sedang mabuk. Tapi, ya, bagaimana lagi?
Nayeon menghembuskan napasnya berat. Percuma saja ia marah dan menangis seperti ini—toh itu tidak akan merubah keadaan atau mengembalikan semuanya.
"Aku benar-benar minta maaf."
Nayeon tak menghiraukan ucapan Jungkook dan memilih untuk beranjak dari kasur. Namun belum sempat ia bangun, seseorang menarik selimut yang digunakannya untuk menutupi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Fanfiction[C O M P L E T E D] >> sebagian part hanya tersedia di versi ebook nya saja << [17+] Satu malam manis yang mempertemukan Jungkook dan Nayeon. Satu malam yang membuat hubungan mulai terjalin di antara keduanya. Satu malam yang salah namun juga sangat...