'Aku baik-baik saja—ku katakan ini namun
sebenarnya, aku tak berpikir begitu.
Dan yang sebenarnya, tidak seperti itu.'
—iny—:::::
Sejak kejadian ketika Nayeon meminta Jungkook membelikannya stroberi, pria itu mulai sering berangkat sangat pagi dan pulang sangat larut.
Bahkan malam itu Jungkook melupakan janjinya untuk membelikannya stroberi yang alhasil membuatnya membeli stroberi itu sendiri di mini market. Dan seolah seperti benar-benar telah melupakannya, Jungkook sama sekali tak pernah membahas hal itu.
Walaupun ia masih bisa memaklumi mengingat betapa sibuknya Jungkook akhir-akhir ini. Tapi semakin kesini ia semakin merasa aneh dengan perubahan sikap Jungkook. Pria itu mulai jarang berbicara padanya.
Dan ini sudah hampir dua minggu ia hanya berbicara ala kadarnya dengan Jungkook, seolah mereka hanya seperti teman biasa yang tinggal di satu atap yang sama. Pria itu selalu berkata bahwa ia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan mereka tak pernah lagi menghabiskan sarapan bersama. Jangankan untuk sarapan—Nayeon bangun pun Jungkook sudah tak lagi di sampingnya.
'Aku sedang sibuk, sayang.'
Selalu saja kalimat itu yang didengarnya setiap kali ia mendekat menghampiri Jungkook. Kesal? Jangan ditanya. Karena kesal pun masih belum bisa mendeskripsikan bagaimana perasaannya saat ini.
Nayeon mengerti bahwa Jungkook memiliki perusahaan besar yang pastinya juga mempunyai beberapa perusahaan cabang di berbagai tempat. Dan pria itu pastinya akan sangat sibuk, mengingat Jungkook sudah mengorbankan hari kerjanya selama tiga hari.
Tapi tidak adakah sedikitpun waktu untuknya? Bahkan ia bisa mengira keberadaan Jungkook di apartment ini yang kalau dihitung-hitung hanya sekitar tujuh jam saja. Mereka baru saja menikah, tapi kenapa rasanya hubungan mereka terasa sedikit aneh.
Apalagi setiap kali melihat sikap gugup Jungkook ketika berada di dekatnya. Pria itu seperti tengah menyembunyikan sesuatu padanya. Dan bahkan ia sudah mulai merasakannya sejak pemeriksaan kehamilannya waktu itu.
Lagi-lagi Nayeon hanya bisa menghembuskan napas panjang. Mencoba mengurangi beban di hatinya dengan bernapas—setidaknya sedikit berkurang. Bahkan layar televisi yang kini menampilkan drama kesukaannya tak dihiraukannya karena terlalu fokus dengan pikirannya sendiri.
Tiba-tiba saja bayangan dokter wanita yang memeriksanya waktu itu terputar kembali di otaknya. Apalagi saat dimana ia melihat kegugupan di mata Jungkook saat melihat wanita yang kalau tidak salah bernama Seolbin itu.
"Seolbin..." gumamnya tanpa sadar.
Nayeon menggelengkan kepalanya cepat. Mencoba mengusir pikiran buruk yang akhir-akhir ini sering mengganggunya. Ia tidak boleh memikirkan hal buruk apalagi kalau sampai stres. Itu akan berpengaruh pada perkembangan janinnya.
Ting! Tong!
Nayeon segera beranjak dari sofa begitu mendengar suara bel apartmentnya yang berbunyi. Nayeon membuka pintu apartment nya tanpa melihat lebih dulu siapa yang datang. Didapatinya security di gedung apartment-nya.
"Selamat siang, nona. Ada seorang wanita tadi yang menyuruh saya untuk memberikan barang ini untuk nona," jelas pria itu sembari memberikan kotak berukuran sedang padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Fanfic[C O M P L E T E D] >> sebagian part hanya tersedia di versi ebook nya saja << [17+] Satu malam manis yang mempertemukan Jungkook dan Nayeon. Satu malam yang membuat hubungan mulai terjalin di antara keduanya. Satu malam yang salah namun...