IV. Problem or Fate?

4.7K 398 10
                                    

'Am I already fall for you?'
jjk

:::::

Nayeon meneliti kembali penampilannya sebelum ia masuk ke dalam ruangan Jimin. Pakaian kerja miliknya melekat sempurna di tubuhnya dengan rapi. Rambut panjangnya yang disanggul ke belakangnya. Penampilan yang terbilang cukup rapi menurutnya.

Perasaannya tidak terlalu gugup seperti baru melamar pekerjaan—karena Jeongyeon sendiri lah yang memaksanya untuk bekerja di perusahaan Jimin.

Walaupun sebenarnya ia tidak tahu pasti bagaimana nanti pekerjaannya. Tapi yang penting ia tidak menjadi pengangguran lagi. Ya, setidaknya seperti itu.

Nayeon menghembuskan napasnya sekali lagi sebelum akhirnya masuk ke dalam ruangan Jimin. Dilihatnya Jimin yang nampak sibuk dengan berkasnya di meja kerjanya sana setelah Nayeon benar-benar masuk.

"Oh, Nayeon-ah. Kau sudah datang rupanya." ucap Jimin seolah mengetahui kedatangan Nayeon.

Jimin mendongak menatap Nayeon lalu mempersilahkannya duduk di sebrangnya. Nayeon pun mendudukan dirinya di kursi sebrang Jimin.

"Oh iya, omong-omong, aku baru tahu kalau kau pernah bekerja di perusahaan Taehyung. Perusahaannya sangat besar dan kau tahu sendiri kan bagaimana suksesnya perusahaannya. Tapi kenapa kau mengundurkan diri dari perusahaannya?"

Nayeon sedikit terkejut mendengar ucapan Jimin terutama saat pria itu menyebut nama Taehyung. Ia yakin pasti Jeongyeon yang sudah memberitahu Jimin. Tapi syukurnya wanita itu tidak memberitahu kalau ia adalah mantan kekasih Taehyung.

"Aku hanya merasa sudah tidak cocok lagi dengan suasana di perusahaan itu." jawab Nayeon—oh tentu saja dengan ekspresi tenang palsunya.

"Ah, maksudmu orang-orang di sana?"

Nayeon hanya menganggukan-anggukan kepalanya.

"Tapi, Nayeon-ah, aku ingin minta maaf sebelumnya padamu. Bukannya aku tidak ingin menerimamu bekerja di sini. Tapi kau tahu sendiri perusahaan ku hanyalah perusahaan kecil jika dibanding perusahaan Taehyung kan? Kami tidak terlalu membutuhkan banyak karyawan, karena semua divisi memang sudah terisi semua." ungkap Jimin dengan wajah tak enaknya.

Nayeon terdiam dengan senyum yang sedikit dipaksakannya. Kalau dipikir-pikir tidak mungkin juga ia langsung mendapat pekerjaan di sini. Ia cukup tahu diri.

"Tidak apa-apa, aku mengerti maksudmu. Lagipula tidak mungkin juga kau menerimaku hanya karena Jeongyeon yang memintanya."

Jimin tersenyum kecil mendengar ucapan Nayeon. Walaupun sebenarnya ia masih merasa tak enak dengan Nayeon.

"Oh! Aku baru ingat, sepertinya aku tahu perusahaan yang membutuhkan karyawan sepertimu,"

Nayeon masih diam namun memperhatikan Jimin yang nampak menyalakan ponselnya dan seperti tengah menelpon seseorang.

"Ah, dasar tuan sibuk, ck!" umpat Jimin dengan suara pelan lalu menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Aku akan mengantarmu ke sana. Kau tunggulah di lobby, aku akan bersiap."

Nayeon segera berdiri dari tempatnya.

"Jimin-ah, aku rasa kau tidak perlu repot-repot mengantarku. Aku bisa ke sana sendiri, kau tinggal memberitahu ku tempatnya."

Jimin yang tadinya sibuk memasang jas kerjanya langsung menoleh kearah Nayeon.

"Kau tenang saja, aku memang ingin melakukannya. Anggap saja sebagai permintaan maafku."

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang