V. The Truth

4.7K 387 7
                                    

'Cukup, Nay. Tidak seharusnya kau merasa sedih seperti ini.'
iny

:::::

Jeongyeon menepikan mobilnya tepat di depan sebuah perusahaan besar yang memiliki logo J besar di atas perusahaan itu.

"Semoga pekerjaanmu lancar, Nay."

Nayeon menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. Semua rapalan doa yang terus dipanjatkannya selama perjalanan tetap tak membuat hatinya kunjung tenang.

"Seharusnya kau mendoakanku supaya aku bisa betah bekerja di perusahaan ini. Apalagi bersama pria itu." omel Nayeon dengan kesalnya.

Jeongyeon tertawa pelan sambil menatap heran pada Nayeon.

"Sebenarnya apa sih yang membuatmu sampai membenci Jungkook seperti ini? Kalian memiliki masalah?"

Nayeon terdiam setelah mendengar ucapan Jeongyeon. Dan sebenarnya ia belum menceritakan sama sekali tentang kejadian malam itu dengan Jeongyeon. Bukan karena ia tidak ingin Jeongyeon tahu. Tapi masalahnya adalah ia sangat yakin jika Jeongyeon sampai mengetahui hal ini, ia pastikan besok adalah hari kematian seorang Jeon Jungkook.

Ia dan Jeongyeon memang sudah bersahabat sejak lama sekali. Bahkan ia sempat menjadi anak angkat orangtua Jeongyeon. Maka dari itu hubungan mereka sangatlah dekat.

Jeongyeon adalah tipe orang yang sangat overprotective dengan orang yang disayanginya. Dan sekalipun orang yang disayanginya salah, ia akan tetap membelanya.

Dan karena ia masih memiliki hati nurani. Ia tidak akan memberitahu Jeongyeon untuk sementara waktu ini. Bukan karena ia tidak ingin Jungkook kenapa-napa. Tapi karena ia juga tahu bahwa ini juga kesalahannya. Dan ia juga tidak ingin merusak persahabatan yang sudah terjalin diantara kedua orang itu.

"Nay, Im Nayeon!"

Detik itu juga Nayeon tersadar dari lamunannya begitu mendengar seruan Jeongyeon.

"Ini sudah hampir jam delapan, kau ingin terlambat masuk di hari pertamamu? Aku yakin Jungkook akan mema—"

"Aku pergi, bye!"

Tanpa mempedulikan omelan Jeongyeon. Nayeon segera keluar dari mobil Jeongyeon dan berlari kecil masuk ke dalam perusahaan Jungkook sebelum ia benar-benar terlambat.

"Ck, dasar babo."

Jeongyeon hanya bisa menggelengkan kepalanya heran dengan kebiasaan dari sikap ceroboh Nayeon. Jeongyeon menyalakan mobilnya dan melajukannya pergi dari halaman depan perusahaan Jungkook.

:::::

Nayeon mencoba mengatur napasnya sekaligus merapikan penampilannya yang sedikit berantakan karena berlari tadi. Setelah merasa benar-benar siap barulah Nayeon masuk ke dalam ruangan di depannya ini.

Tepat setelah Nayeon masuk tatapan tajam dari wanita yang duduk di depan ruangan Jungkook bisa ia rasakan.

Nayeon mencoba memaksakan bibirnya untuk tersenyum pada wanita yang jelas-jelas kini menatapnya tajam—walau tidak terlalu.

"Jeon sajangnim, sudah menunggumu."

"Ah, terima kasih." balas Nayeon dengan ramah walau pada akhirnya ia hanya mendapat balasan deheman pelan dari wanita bernama Tzuyu itu.

Nayeon menghembuskan napasnya sekali lagi sebelum akhirnya membuka pintu ruangan Jungkook dan masuk ke dalam sana.

"Kau terlambat satu menit duapuluh lima detik, Nayeon-ssi."

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang