H- Sepi

5.6K 266 7
                                    

Happy reading !

8.

Keesokan harinya Athala datang ke sekolah dengan langkah gontai. Pikirannya masih tertuju kepada Rachel, ia sangat khawatir kepada Rachel. Athala masuk ke dalam kelasnya namun tiba-tiba Naya memanggilnya.

"Kemarin kok gue cari di kelas gaada? Terus pas gue ke rumah lo, katanya lo lagi pergi. Kemana aja?"

"Kepo." Athala melangkahkan kakinya kembali ke dalam kelas--------meninggalkan  Naya yang mencoba untuk tersenyum. Reyhan hari ini ijin tidak masuk karena menjaga adiknya.

Seisi kelas berubah menjadi hening, tanpa suara saat Bu Mey mengajar. Ibu guru yang berbadan besar dengan suara lucu yang khas. Semua siswa di kelas Athala memerhatikan saat Bu Mey menjelaskan tentang fluida statis. Konsentrasi mereka sangat penuh dalam pelajaran fisika kali ini. Ketukan pelan di pintu kelas membuyarkan konsentrasi mereka. "Selamat pagi,Bu." Bu Ika muncul dari luar kelas membuat semua menoleh. "Anda dipanggil oleh Bapak Kepala Sekolah karena ada sedikit briefing." Bu Mey meletakkan spidolnya di meja. Kemudian menyuruh Alma menuliskan latihan soal di papan tulis.

Arvin merengut tak suka karena diberi tugas. "Gue liat lo deh Thal."

Athala segera menoleh dan melayangkan tatapan tajam. Selalu begitu.

"Tolong kerjakan tugas ini. Jangan lupa dikumpulkan di Arvin. Saya tinggal dulu."

Arvin mengangguk, ia melirik pekerjaan Athala yang hampir selesai. Arvin rajin karena ada Athala. Arvin rame karena ada Reyhan. Jadi,perubahan Arvin tergantung dari sahabatnya sendiri. Athala menutup bolpoinnya dan menaruhnya di saku. Arvin bergerak cepat dengan menyalin semua jawaban Athala. "Ayo ayo yang sudah." Arvin menumpuk bukunya dengan buku Athala.

"Liat dong Vin." Raka menyahuti dan mengambil buku Arvin. Athala memainkan hpnya-----berharap ada kabar dari Rachel.

Bel istirahat berbunyi. Suasana kantin saat itu lumayan sepi dan tidak seramai kemarin. Arvin dan Reyhan yang biasanya  meramaikan kantin, kini salah satunya tidak masuk. Sebenarnya Athala malas ke kantin, tapi karena rayuan dari Naya berhasil membuatnya luluh.

"Lo pesen apa?"

"Chocolate."

"Bentar ya." Naya berjalan menuju ke arah kantin no 5.

Athala melihat Anneth yang sedang duduk sendiri. Biasanya ia melihat Rachel disana. Tidak disengaja Anneth menoleh ke arah Athala yang kebetulan menoleh ke arahnya. Anneth tersenyum tipis.

"Athala,ini pesanan lo."

"Thanks."

"Lo kenapa sih Thal?"

"Gapapa."

"Gak yakin gue."

"Kelas." Athala membawa secangkir chocolate menuju ke kelasnya. Arvin menyenggol lengan Athala membuat coklat yang dipegangnya tumpah ke seragam Athala. Arvin panik-----takut jika Athala marah besar. "Maaf Thal. Gue gak sengaja. Beneran." Athala hanya diam dan keluar kelas.

Rachel udah sadar,lo gak perlu khawatir.

Pesan singkat dari Reyhan mampu membuatnya tersenyum tipis. Athala tidak mengerti mengapa ia bisa menaruh perasaan kepada Rachel begitu saja. Yang ia tau, Rachel mampu membuat harinya lebih berwarna dari sebelumnya padahal hanya beberapa hari. Athala masuk ke dalam ruangan petinggi dan mengganti seragamnya. Untung saja ini jam pelajaran, jadi Athala tidak terlalu khawatir ada yang mempergokinya. Setelah mengganti seragamnya, Athala duduk di kursi dan membaca diary Rachel yang belum selesai ia baca saat itu.

ATHARA (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang