O- Rindu dan Khawatir

4.9K 220 5
                                    

Happy reading !

15.


Pagi itu Athala menyempatkan dirinya untuk menengok Rachel. Ruang rawat Rachel kosong. Dimana Reyhan? Athala berdiri disamping Rachel yang masih menutup matanya. "Gue kangen lo Chel. Gue kangen senyum dan tawa lo."

"Kak Athala." Rachel mengerjapkan matanya dan tersenyum di sela-sela rasa sakit di kepalanya. Rachel mendengarkan kalimat terpanjang yang pernah diucapkan Athala. "Lo udah bangun?" Athala membantu untuk melepaskan selang oksigennya.

"Rachel tadi cuma tidur kok. Ciee kak Athala kangen Rachel." Rachel memicingkan matanya dan meledek ke arah Athala yang sedang menggaruk kepalanya. "Iyaa." Rachel melototkan matanya. Rachel kira ia salah dengar namun itu benar-benar terjadi.

"Kak Athala belajar nglawak darimana? Lucu deh. Siapapun yang ngrubah kak Athala,Rachel berterimakasih banget."

"Berterimakasih sama diri lo sendiri." Athala merasa tubuhnya menghangat melihat senyum Rachel.

"Maksud kak Athala apa sih?"

Athala memegang kedua pipi Rachel dan menatap matanya. Rachel yang merasa ditatap segera mengalihkan pandangannya.

"Emm.. kak Athala gak jadi sekolah? Kak Reyhan udah berangkat daritadi."

"Lo sama siapa?"

"Ada suster kok. Sekolah sana jangan bolos!"

Athala tersenyum tipis dan mendekatkan tubuhnya ke arah Rachel. Semakin dekat. Rachel memejamkan matanya dan merasakan kecupan ringan di keningnya.

"Gue sekolah. Kalo ada apa-apa....."

"Iya iya. Sana!"

Rachel berusaha mati-matian menutupi semua rasa sakit yang hinggap di kepalanya agar Athala tidak terlalu khawatir kepadanya. Rachel masih akan menghindari Athala,apapun keadaannya.

****

Reyhan berhasil melewati gerbang sebelum 2 menit bel masuk berbunyi. Dia berlari tergesa-gesa menuju ke kelasnya. Nafasnya tersengal dan jatuh terduduk di lantai kelas.

"Hosh. Capek gue."keluh Reyhan dengan melempar tasnya ke sembarang tempat.

Athala masuk ke dalam kelas dan berjalan dengan santainya melewati Reyhan. Reyhan menatapnya.

"Eh Thal. Gue dateng sebelum dua menit bel bunyi dan lari-lari. Lah lo, udah bel kok santai-santai aja sih."

Athala tidak menjawabnya. Percuma juga dia menjawab pernyataan Reyhan. Tidak bermanfaat bagi dirinya. Reyhan berdiri dan menyeret tasnya ke bangku miliknya.

"Assalamualaikum."

Doa semua murid di kelas Athala seketika tertelan oleh kehadiran seorang guru yang tidak pernah mereka inginkan. Semuanya mengeluh dalam hati. "Kapan gue gak belajar sejarah lagi." Arvin menggerutu sebal seraya mencoret-coret bukunya.

Jam dinding menunjukkan pukul 10 siang. Namun, guru itu tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengakhiri pelajaran. Arvin semakin kesal hingga Athala membuka mulutnya.

"Istirahat." Athala keluar kelas diikuti oleh teman-temannya di belakang. Semua murid di kelas Athala berhamburan kelas tanpa memperdulikan guru itu yang masih menjelaskan pelajaran.

"Loh,ini muridnya pada kemana semua ya?"tanya guru itu kepada dirinya sendiri.

Kini Athala berada di taman belakang bersama Naya. Athala hanya diam dan tidak berniat untuk melirik. Bahkan Athala memilih untuk menyumpal telinganya dengan earphone.

ATHARA (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang