Y- Kepergian

4.8K 213 14
                                    

Happy reading !

25.


Hari ini, Rachel terlihat diam seribu bahasa. Tidak ada satupun huruf keluar dari mulutnya. Sikapnya ini membuat Anneth,Reyhan,dan Athala bingung. Sudah seratus kali mereka bertanya kenapa. Namun, Rachel tidak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya.

"Maaf."

"Kenapa minta maaf? Kamu gak ada salah,sayang. Kamu kenapa?"

"Maafin semua kesalahan Rachel kak."

"Lo kenapa sih dek?"

"Iya,lo kenapa sih Chel?"

Rachel tersenyum kemudian,"Rachel gapapa."

Athala dan Reyhan semakin bingung dengan tingkah Rachel. Sesaat mereka bertiga menyadari ada hal aneh dalam diri Rachel.

Tes
Tes
Tes

Rachel menyadari ada cairan merah yang keluar dari hidungnya. Rachel cepat-cepat membersihkan hidungnya dengan tangannya. Pandangannya seketika berkabut dan buram.

Brakk

Rachel jatuh terlentang dengan darah yang masih terus keluar dari hidungnya. Reyhan dan Athala panik sejadi-jadinya. Dengan cepat,Athala berlari membawa Rachel ke dalam mobil.

"Anneth,tolong ijinin Rachel. Kamu baik-baik ya."

"Kabarin aku ya kak tentang Rachel."

"Oke,aku pergi dulu ya."

Reyhan masuk ke dalam mobil Athala dan pergi meninggalkan sekolah.

"Chel,walaupun gue belum kenal lo dalam hitungan tahun. Tapi gue gak mau kehilangan lo. Lo sahabat terbaik buat gue."

Anneth menyeka air matanya dan kembali menuju ke kelasnya. Ia berharap agar  Rachel tidak kenapa-kenapa.

****

Suara roda brankar yang berjalan dengan cepat itu memasuki ruang UGD------- menolak Reyhan dan Athala untuk ikut masuk. Reyhan merasa sangat bersalah kepada Rachel. Karena dia, Rachel menjadi seperti ini. Dia selalu menyalahkan dirinya sendiri.

"Pasien membutuhkan transplantasi sumsum tulang belakang dengan segera. Karena penyakitnya sudah berada di tahap akhir."

"Apa dok? Adik saya?"

"Iyaa. Pasien sudah sadar dan ingin menemui kalian berdua."

Athala berlari membuka pintu UGD dan menampakkan Rachel yang sangat pucat tak berdaya.

"Kak Athala. Rachel mau ngomong sesuatu."

"Sayang,kenapa?"

Athala masih memandang bola mata Rachel yang sedang menatapnya lekat.

"Rachel sayang sama kak Athala."

"Aku juga sayang kamu."

"Kalau Rachel pergi, kak Athala harus jaga diri ya."

"Jangan bilang kayak gitu,aku gak mau kehilangan kamu."

Rachel menarik garis senyumnya dan menggenggam tangan Athala. Athala benar-benar tidak suka melihat senyum palsu Rachel saat ini.

"Takdir mempertemukan kita dan pada akhirnya kita saling jatuh cinta. Tidak hanya itu,takdir juga bisa menggariskan waktu yang singkat untuk kita menghabiskan setiap detik bersama.

Athala masih menyimak dan menatap Rachel.

"Jika takdir menyuruh Rachel pergi, itu berarti aku bukan yang terbaik untuk kak Athala. Tapi akan ada seseorang menggantikanku yang lebih baik dari aku."

ATHARA (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang