K- Naya

5.2K 238 6
                                        

Happy reading !

11.

Malam itu dirumah Rachel acara makan malam terasa sedikit hening. Rachel yang selalu terlihat ceria, kali ini matanya sedikit berkaca-kaca. Reyhan menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. Setelah Rachel melahap habis makanannya, dia bergegas menuju ke kamar.

Ketukan pada pintu kamar Rachel tidak memengaruhi gerakan Rachel untuk membuka pintu. Rachel masih tetap berada dalam posisinya sedang membaca novel yang dibelinya tadi bersama Athala. Akhirnya pintu kamar Rachel terbuka dan menampakkan seorang laki-laki bertubuh tinggi. Reyhan------- mendekati Rachel dan mengelus rambutnya. "Kamu kenapa sih dek?" Rachel tidak menjawab. Hanya tumpukan air yang menggenang di antara bola mata hazelnya. "Nangis aja. Abang janji gak bakal ngehabisin orang yang nyakitin kamu."ujar Reyhan mendekap Rachel.

Butiran air menetes di pipi Rachel. Ini pertama kalinya Reyhan melihat air mata di pipi Rachel setelah sekian lama. Tubuh Rachel bergetar hingga dia terisak di pelukan Reyhan. "Rachel tau kok. Rachel gak berhak buat dapatin kebahagiaan. Rachel tau kalo Rachel belum paham dengan percintaan. Tapi apa Rachel salah kalo Rachel suka sama kak Athala?"

"Rachel suka sama Athala?"tanya Reyhan dengan mengusap lembut rambut panjang berwarna kecoklatan milik Rachel. Rachel hanya mengangguk dan melepaskan pelukannya.

"Tadi kak Athala sama Rachel jalan-jalan. Seru banget. Terus kak Athala ngajak Rachel liat sunset di rooftop cafe. Lalu Rachel tanya hubungan kak Athala sama kak Naya. Saat kak Athala ingin jawab, kak Naya datang dan bilang kalau mereka udah dijodohin dari kecil. Katanya Rachel perusak hubungan mereka."

Reyhan tau betul bagaimana hubungan Athala dan Naya. Reyhan juga tau betul bagaimana sikap Athala kepada Naya. Reyhan tersenyum---------adik kecilnya telah tumbuh menjadi remaja SMA dan sekarang sedang jatuh cinta. "Jangan dipikirin lagi ya. Queen tidur aja. King gak mau Queen sakit."

Keluarga Rachel seperti keluarga istana. Papanya bernama Raja Fernandes, Mamanya bernama Ratu Kirana Pratiwi,sedangkan Reyhan memiliki nama lengkap Reyhan Kingsley Fernandes. Memiliki arti nama yang sama namun kepribadiannya saling bertolak belakang. Perbedaan itulah yang membuat keluarga itu selalu harmonis.

Reyhan menaruh novel milik Rachel di atas laci lalu menarik selimut little pony. Sedikit kecupan di kening Rachel sebagai ucapan selamat malam. Reyhan tidak ingin adiknya memikirkan hal itu lebih dalam. Ini adalah kali pertamanya Rachel jatuh cinta.

*****

Sabtu pagi yang cerah diawali dengan rengekan manja dari Aleta. Aleta merengek agar Athala mau menemaninya pergi ke mall. Namun, Athala berkali-kali menolak dengan alasan mager. Merin mencoba untuk membantu Aleta merayu Athala agar Athala tidak di kamar setiap libur.

"Sudahlah bang. Temenin adik kamu sana! Sekali doang. Kamu itu harus keluar rumah kalau libur , jangan dirumah terus kayak ayam mengeram." Merin menyeletuk seraya membersihkan ruang tamu. "Ajak Naya kalau perlu."sambung Merin.

Mendengar nama Naya, Athala kembali menjadi dingin dari sebelumnya. Entah kenapa untuk hari ini Athala tidak ingin mendengar,menemani,ataupun melihat Naya. Sejak Athala melihat mata hazel Rachel yang seolah dilapisi kaca, Athala menjadi sangat merasa bersalah. "Selamat pagi semuanya."

"Tuh Naya. Baru aja diomongin." Athala melirik Naya sekilas lalu pergi menuju kamarnya. Naya menunduk dan tersenyum ke arah Merin. "Kalian kenapa?"

"Gapapa kok tante."

"Naya cerita aja."

"Athala jahat tante. Kemarin Athala bentak Naya. Athala udah berubah. Athala udah berubah semenjak dia kenal Rachel,adik kelas Naya."

"Nanti tante coba bujuk Athala ya. Naya temenin Aleta aja ke mall." Naya mengangguk dan melangkahkan kakinya ke kamar Aleta. Sedangkan Merin menghampiri Athala di kamarnya yang sedang bermain piano. "Abang."

Athala masih sibuk menekan tuts pianonya menjadi nada yang indah. Apa yang tidak bisa dilakukan Athala? Merin saja memikirkan hal itu. "Abang,gak mau cerita sama mama nih?" Tidak ada jawaban satu hurufpun dari Athala. Merin menghela napasnya pelan. "Abang,kalo abang suka sama cewek boleh. Tapi jangan mengabaikan Naya kayak gitu. Kasian Naya."

"Kalian kan udah temenan dari kecil. Masa kayak gini sih?"lanjut Merin.

"Itu salah Naya mah. Naya bilang ke Rachel kalau Athala sama Naya dijodohin. Naya juga bilang kalau Rachel adalah perusak kebahagiaan kita. Padahal Athala gak pernah sekalipun menaruh perasaan sama Naya. Athala benar-benar anggap Naya kayak saudara Athala sendiri." Athala curhat panjang lebar kepada mamanya dan ini merupakan pertama kalinya.

"Kemarin Athala mau nemenin Rachel ke toko buku tapi tiba-tiba Naya minta diantarin ke rumah sakit. Di tengah jalan, Naya bilang kalau jadwalnya bukan hari itu. Akhirnya Athala pulang nganter Naya. Mama tau? Gara-gara Athala gak jadi nemenin Rachel,Rachel hampir ketabrak dan diculik."

"Athala sayang sama Rachel?"

"Athala gak tau mah. Setau aku,Athala selalu pingin lihat Rachel,Athala selalu ingin melindungi Rachel,dan Athala selalu ingin bersama Rachel. Rachel itu cewek polos yang gak tau apa-apa. Bahkan saat Naya bilang gitu,Rachel cuma tersenyum dan minta maaf."

Merin tersenyum seraya tangannya mengelus rambut Athala yang mulai tumbuh gondrong. Merin baru mengerti jika putra sulungnya ini sedang merasakan jatuh cinta setelah sekian lama Merin menanti. "Perjuangin." Satu kata yang bermakna dalam bagi Athala. Lampu hijau dari Merin sudah ia dapatkan. "Makasih mah."

"Yasudah. Anterin mama ke kantor papa yuk."

"Ma-----"

"Gak terima penolakan."titah Merin.

"Ger. Oke."

*****

Athala mengantar mamanya mengenakan hoodie merah------menambah kesan cool baginya. Mobil mercy yang ditumpangi Athala memasuki kawasan Mervin comp. Perusahaan ini didirikan Melvin belasan tahun yang lalu sebagai bukti bahwa dia benar-benar bisa menjadi seorang suami dan orangtua yang baik. "Mama tunggu di ruangan papa." Merin berlari kecil ke dalam kantor. Semua pegawai menundukkan kepalanya---------memberi hormat kepada Merin.

Athala memarkirkan mobilnya dan bergegas menuju ruangan papanya.

"Aw."

"Maaf."

"Kak Athala?"

"Rachel?" Athala menatap Rachel dengan tatapan kagum. Rachel terlihat sangat manis pada hari itu.

"Rachel permisi dulu."

"Tunggu."

Sahutan dari Athala tidak membuat Rachel menghentikan langkahnya dan malah mempercepat langkahnya. Sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepadanya. Padahal Rachel berharap agar tidak bertemu Athala lagi.

Untuk apa kita menyukai seseorang yang kita sendiri tidak tau bagaimana perasaan orang itu kepada kita. Untuk apa kita hadir di kehidupan seseorang sebagai parasut dan perusak. Sebelum perasaan itu berubah lebih jauh lagi lebih baik menghindar ataupun pergi, batin Rachel.

Rachel masih mendengar teriakan dari Athala namun ia benar-benar tidak ingin bertemu Athala kembali. "Maafin Rachel. Rachel cuma gak mau ketika Rachel sudah menyayangi kak Athala tapi takdir berkata lain."

To be continued

Jangan lupa tinggalkan jejak 🌟🌟
Thanks for reading ❤❤

ATHARA (SELESAI) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang