2} welcome too the castle

556 20 0
                                    

🎵kamu kembali, dan aku
Tidak akan membiarkanmu pergi
Lagi🎵
.
.
.
Sorry for typo
.
.
.
Happy reading
.
.
.

"Menatapnya gitu banget, pasti jelek ya!? "

"Apaan, jelek? Cantik gini." puji Galaksi terus terang.

Bulan tersipu malu dengan pujian yang dilontarkan Galaksi. Ia menundukkan kepalanya dalam, berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Ma... Makasih."

Warna suara Galaksi pink. Sangat indah apalagi ditambah warna putih. Yang berarti ia jujur dalam mengatakan pujian kesayangan itu. Tapi, sayang untuk apa?

"Yang mulia, kendaraan sudah siap." ujar seorang body guard.

"Oh kalau begitu ayo kita keistana! Pasti ibunda akan terkejut dengan kehadirannya." celetuk Galaksi.

What istana? Untuk apa Bulan dibawa keistana? Apakah Bulan akan dihukum? Tunggu, apakah ini pertama dan terakhir kalinya bulan memakai baju bagus dan make up yang membuatnya cantik. Tapi, apa salah Bulan?

"Tunggu, yang mulia. Apakah saya akan dihukum?" Galaksi hanya tertawa dalam hati melihat kelakuan polos adiknya. Sungguh lucu.

"Lo..." sebenarnya Galaksi ingin mengatakan yang sebenarnya. Tapi, otaknya membelokannya. Ia jadi, berpikir untuk sedikit menjahili adiknya. "Iya, lo bakal dihukum. Dan hukuman lo akan lebih berat kalau lo nggak mau ikut kami." ancam Galaksi membuat bulu kuduk Bulan berdiri.

"Tapi, apa salah aku?" tanya Bulan polos.

"Salah lo? lo pasti udah tau. Jadi, gue nggak perlu buang waktu untuk memberitahu lo. Paham?" Galaksi sedikit menampakan smirknya. "Kalau nggak ada pertanyaan lagi. Ayo ikut gue!" adik tercinta gue' lanjutnya dalam hati. "Pengawal bawa dia." suruh Galaksi.

"silahkan ikut kami." titah pengawal itu mematuhi perkataan sang putra mahkota.

Bulan yang sudah kepalang takut malah menurut saja. Tidak baik ia kabur. Itu malah akan menambah hukuman. Tidak, ancaman saja sudah cukup untuk membuat Bulan mengerti.

Bulan masuk dan kembali duduk disamping Galaksi. Wajahnya sudah pucat pasi. Ia takut dengan apa yang terjadi. Ia takut jika ia dihukum dengan lebih berat. Apalagi jika mereka menyeret keluarga dalam hal ini. Apalagi bundanya. Akh... Bunda. Ia lupa, bagaimana dengan bundanya? Sekolahnya? Astaga bagaimana ini? pasti kalau Bulan kembali sekolah. Ia akan menjadi topik pembicaraan karena dihukum sang putra mahkota. Sial...

"Maafkan aku yang mulia!" Sesal Bulan tiba-tiba yang membuat Galaksi gelagapan. Bulan sang putri bungsu yang hilang kini tengah berjongkok dihadapannya dan memohon dengan sangat padanya. Ini gila. Ini karena kebohongan kecil ia sampai seperti ini. Wah... Gadis ini.

"Hey,,, gue cuma becanda. Lo percaya sama gue?" Bulan yang sudah bertekuk lutut kini menatap Galaksi heran. "Becanda?" tanya Bulan memastikan.

"Iya, bagaimana mungkin gue ngehukum lo? Lagi pula salah lo apa?" tutur Galaksi santai membuat Bulan geram. Galaksi tertawa keras. Sementara tatapan Bulan sudah memperlihatkan semburat api kemarahannya pada Galaksi.

"Becanda?!" sudut Bulan dengan suara yang tak enak didengar. Galaksi hanya bisa cengengesan melihat Bulan yang sepertinya sudah siap menyemburnya. "So..sorry!" Galaksi meminta maaf pada Bulan agar ia tak memarahinya.

"Sorry, yang mulia bilang. Terima ini."

Jdug...

Terdengar suara kepala beradu. Tidak lebih tepatnya jidat mereka yang beradu. Galaksi hanya meringis kesakitan memegang jidatnya yang sudah memerah akibat beradunya kepala mereka.

I'm Princess ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang