Seperti hari biasanya dan selalu seperti ini berangkat kesekolah untuk belajar, makan siang, dan ekstra. Mungkin hanya hari minggu dan sabtu yang dinyatakan free. Tapi, tetap saja pasti ada tugas yang menyibukan.
Apalagi setelahnya nanti malam akan diadakan pesta perayaan. Yang mungkin ditunggu beberapa siswa, tapi tidak untuk Bulan.
Kejadian kemarin masih membekas dikepalanya. Di tambah hari ini beberapa murid memperhatikan dengan beberapa dari mereka menatap iba, jijik, dan tak sedikit juga yang mulai membuat kuping kiri Bulan panas. Tak lupa beberapa warna suara yang mulai mengganggu penglihatan Bulan.
Tiba-tiba sebuah tangan langsung merangkul lengannya dengan lembut. Siapa lagi kalo pelakunya bukan Amey. Dia nyengir tanpa dosa membuat Bulan tertular dan tersenyum kembali kearah Amey.
"Nanti besok beli baju bareng kuy!" ajak Amey semangat.
Bulan terlihat menimbang-nimbang. "Mmm, gimana ya?!" ucapnya main-main membuat Amey menghentakan kakinya kesal.
"Uhlululu... Mana bisa Amey marah sama aku?!" bujuk Bulan.
Amey memalingkan wajahnya dengan cara yang sangat imut. "Huh... Siapa lo?" ucapnya main-main.
"Ya udah deh gak jadi, padahal tadinya aku mau neraktir kamu beli baju!" Bulan berlalu begitu saja.
Tak lama Amey memegang kembali tangan Bulan sehingga Bulan tertahan ditempatnya. "Yah... nggak bujuk lagi!" keluhnya.
Bulan mencubit pipi gadis itu gemas. "Dasar sok imut!" canda Bulan sebelum akhirnya Amey mengaduh kesakitan dan Bulan melepas cubitannya.
"Dih... Baru nyadar gue tuh imut? Btw, pipi gue so hurt!" ucap Amey so dramatis. Sehingga membuat Bulan terkikik.
"Sorry di sengaja!" timpal Bulan. "So, lo mau ditraktir nggak nih! Sebelum pikiran aku berubah?" pancing Bulan.
Amey merapatkan bibirnya tapi ia mengulas sebuah senyuman telunjuknya saling disatukan dilepaskan beberapa kali. Dan jangan lupa ekspresi itu sedikit membuat Bulan terperangah keheranan sekaligus geli.
"Fix aku batalin! Bye!" Bulan berjalan menjauh karena tak tahan dengan ekspresi dan tingkah Amey.
"Yah kok gitu... Bulan wait me!" pekik Amey seraya mengejar Bulan.
Setelah beberapa saat akhirnya Amey menyadari sesuatu yang kurang. "Lan, Bintang mana?" tanya Amey.
Mau tak mau Bulan bmemutar kembali kejadian tadi pagi. Seperti biasa Bintang datang istana menjemput Bulan dan Galaksi. Tapi, ada yang aneh. Bintang yang biasany terkesan ceria dan barbar. Kini menjadi sangat pendiam dan irit bicara seperti Surya. Bukankah kalian merasakan sesuatu yang aneh dengan kelakuan Bintang yang seperti itu?
"Tadi Bintang langsung keruang latihan buat perfomnya!" ungkap Bulan.
Kening Amey berkernyit bingung. "Kalian lagi berantem ya?" lihat bahkan Amey merasakan keanehan itu.
"Nggak tau tuh!"
"Lha, kok aneh? Udahlah sekarangkan ada gue. Lo nggak usah khawatir saat punya sahabat kek gue yang baik hati, nan bijaksana!" tuhkan mulai lagi.
Bulan tersenyum singkat. "Aku pergi, bye!" pamit Bulan.
Amey tertawa nyaring, setelahnya ia mengejar Bulan kembali. Beberapa langkah mereka berjalan. Tak lama kemudian mereka berpapasan dengan Tyca.
"Hey Tyca!" panggil Amey dengan suara cemprengnya .
Tyca mendongkak ketika merasa namanya terpanggil ia tersenyum pada Amey dengan tulus tapi detik selanjutnya senyumnya luntur kala melihat Bulan disamping Amey dengan senyum manis diwajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Princess ?
FanfictionRangking 7/02/2019 #4 in Surya 7/02/2019 #8 in Crazyrich 7/02/2019 #12 in Dj 7/02/2019 #15 in holkay 27/03/2019 #1 in Surya + crazyrich 27/03/2019 #3 pangeran 27/03/2019 #6 putri + Holkay Sinopsis: Saat dimana hidupnya berubah, saat dimana ia bert...