16} sebut saja pelarian

227 16 0
                                    

"Kenapa lo nangis?" tanya Bintang penuh simpati. "Gara-gara lo, gue kena jotos abang lo nih." Bintang menunjuk luka di sudut bibirnya yang berdarah.

"Lo juga salah kali, kenapa nggak ngelak?"

Bintang berdecih kesal.

Tadi, saat Bulan menangis Galaksi langsung otw menuju kamar Bulan, karena disana hanya ada Bintang jadi Galaksi otomatis memukul sahabatnya itu. Dengan alibi bahwa dirinya yang membuat adiknya menangis. Alasan tanpa bukti benarkan?.

Bulan saat itu hanya diam memperhatikan membuat akhirnya sudut bibir Bintang terluka. Ok, jangan bilang Bulan tak pengertian pada Bintang. Bulan masih shok dengan semua yang terjadi dan butuh waktu untuk Bulan agar mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Maka, secepatnya setelah ia mengerti ia segera membanting tubuh Galaksi dan menolong Bintang. Tak lupa celotehan berharga yang Bulan ucapkan.

"Aku mimpi buruk!"

Oh Bulan benci warna suara ini. Parahnya suara ini keluar dari mulut Bulan sendiri. Warna suara keruh, menandakan kebohongan. Ya! Bulan berdusta jika ia bilang ini karena mimpi.

"Kamu nggak papakan Bintang?" tanya Bulan memperhatikan luka disudut bibir Bintang intens.

"Luka kecil inimah, jangan khawatir. Lain kali gue bales dengan lebih kejam." ditatapnya Galaksi sinis.

Galaksi balas menatap meminta ampunan. Ia tau jika pukulan Bintang akan menyakitkan sepertinya. "Sesama sahabat gak boleh saling pukul lho."

"Seorang sahabat juga nggak boleh tiba-tiba ngejotos, lo tau?!"

"Iya maaf."

"Yang ikhlas."

"Iya maaafkan diriku ini superstar Bintang."

"Seperti itu, lain kali jaga sikap lo. Wajah gue itu mahal. Asal lo tau."

"Iya, sorry."

Bulan tiba-tiba terkikik melihat kelakuan kakak dan sahabatnya. Alangkah hebat persahabatan mereka. Bulan sampai tak habis pikir bagaimana bisa tahta kerajaan diwariskan  pada Galaksi. Sedangkan Bintang saja dapat membuatnya bertekuk lutut tanpa kekerasan sedikitpun.

"Asyik, adek gue seneng liat kakaknya dinistain." sindir Galaksi.

"Kebahagian gue, saat kakak gue ternistakan oleh sahabatnya." ucap Bintang menanggapi.

"Hei, berani menyakiti kakakku. Langkahi dulu body guardnya."

"Ulu-lu adek gue baek banget sih, nanti uangnya belakangan ya." serentak mereka tertawa bersama. Tawa yang sangat lepas sampai tawa itu terdengar ketelinga Ratu Dahlia.

"Wah, roman-romannya. Lagi pada bahagia nih. Ikut gosip akh." ucapnya membuat populasi disana melirik kearahnya.

"Akh, ayo bubar!" ajak Galaksi setelah ibunya masuk. Sungguh tindakan tak berwibawa seorang putra mahkota.

Tidak, galaksi tak melakukan itu karena sedang marah pada ibunya. Ia hanya sedang bercanda.

"Kejammm🎶." tidak ratu Dahlia menyanyi.

"Mah, hentikan anda membuat luka teman saya lebih parah!" celoteh Galaksi mendapat pukulan dikepalanya.

"Hey, putra mahkota jaga tatakramamu dihadapanku!"

"Maafkan diriku ini!"

"Hey, apa yang kau lakukan pada wajah sang idol!" tanya ratu mendekati Bintang.

Kecurigaan Bulan bertambah tentang seberapa dekat hubungan antara kerajaan dan Bintang. Ini aneh, Bintang bahkan terlihat sangat dekat dengan sang ratu dan Galaksi serta tak segan mengadukan Galaksi pada ratu atas perbuatannya.

I'm Princess ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang