23} Friends?

163 16 9
                                        

Dari kejauhan terlihat seseorang tengah tersenyum miris. "See, ini belum dimulai Bulan!"

Draneda! siapa lagi? Rencananya memang mulus kali ini. Ia juga puas dengan hasil kerja kerasnya. Siapa tau diakan berhasil begini.

Alis Draneda terangkat sebelah. Ketika melihat Tyca juga sedang mengintip didepannya. Hoho... Ternyata ada tuan putri lain yang cemburu?

"Mau kerjasama?" Tyca melihat kearah Draneda.

Tak seperti orang kebanyakan yang akan gelagapan. Dengan santainya Tyca bersedekap tangan. "Gue nggak butuh bantuan orang rendah kayak lo!" ungkapnya terkesan santai tapi menohok.

Draneda menggertakan giginya kesal. Tapi, wajahnya tetap terlihat sangat santai. "Baiklah, gue juga nggak butuh bantuan tuan putri pecemburu kayak lo!" Tyca memperlihatkan wajah bingungnya.

"Makasih pujiannya!" sembur Tyca tak kalah tajam.

Draneda terlihat tak kesal. Bodoh, kau bingung. Warna auramu Mungkin bisa membohongi Bulan. Tapi, sorry. Pengecualian buat Draneda. Draneda bisa melihat warna Auramu. Dan sialnya, kau merasa terlalu hebat karena bisa menahan warna suara aslimu muncul. Tapi, kau belum terlalu hebat untuk bisa menahan warna Auramu.

Bahkan Putri baik hatipun akan berubah menjadi putri licik karena sikap cemburunya.

🎵👑🎵

Bintang kini sedang tampil untuk perfromnya kali ini. Lagunya cukup sedih dan Bintang membawakannya dengan sedih pula. Membuat Bulan merasa semakin bersalah.

"Lagi lamunin apa?" warna suara khas Galaksi menyeruak keindra Bulan.

"Gimana kalo Bintang marah sama Bulan?" Galaksi mengerutkan keningnya.

Galaksi mengusap surai adiknya lembut. "Gimana bisa Bintang marah sama Bulan?!" ucap Galaksi.

"Tapi warna suaranya merah itu artinya Bintang lagi marah sama Bulan. Kakak tau syneathesia ini ganggu banget. Aku nggak suka sama synesthesia ini." ungkap Bulan tanpa sadar telah keceplosan.

Kening Galaksi mengkerut kali ini ia sangat heran. "Synesthesia?" dengan pertanyaan itu mampu membuat Bulan gelagapan.

"Ngg...."

"Tuan putri!" sapa seseorang yang membuat Bulan dan dan Galaksi menoleh keasal suara. Dari warna suaranya Bulan tau itu Bryan.

"Mau bicara sebentar boleh?" tanya Bryan pada Galaksi.

Galaksi menghela napas dan tersenyum halus. "Jagain adek gue. Lo taukan darah bangsawan itu berharga."

"Saya tau putra mahkota."

"Kak, aku pamit!"

"Kakak masih butuh penjelasan dari lo!" bisik Galaksi. Bulan menunduk lesu lalu mengangguk.

Bulan berjalan disamping Bryan. Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut mereka sampai akhirnya mereka sampai di taman sekolah.

"Synesthesia? Penglihatan? Pembau? Peraba? Perasa?"

"Semua!"

"So, lo pasti tau gimana perasaan gue ke lo sekarang?" Bryan menatap Bulan lekat.

Bulan membalas tatapan Bryan. Tapi, tak lama kemudian Bulan langsung memalingkan wajahnya. Warna suaranya pink, berarti penuh cinta ditambah sedikit warna putih yang berarti kejujuran. Tapi, maaf dari awal Bulan tak berniat untuk membiarkan Bryan duduk di singgasana hatinya.

I'm Princess ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang