24} Rencana!

158 15 3
                                    

~Saat orang lain iri pada kita
Dan kita iri pada orang lain, disitulah letak
kebodohan kita~

.
.
.
.
Happy reading
.
.
.
.

Malam menenggelamkan siang. Begitu pula matahari yang mengalah demi bulan. Tapi, nyatanya kehidupan Bulan tak seindah sang penerang langit itu. Malam ini Bulan menatap langit dari kasurnya yang memang mengahadap langsung pada pintu balkon yang terbuat dari kaca. Matanya menerawang jelas menikmati persembahan malam untuk dunia.

Krek...

Mata Bulan membulat. Ia langsung menutup tubuhnya dengan selimut. Kini ia berpura-pura tidur. Apalagi yang harus ia hindari jika bukan kakaknya yang dari pagi memang sudah memiliki niat menyemburnya dengan pertanyaan.

"Lo beneran udah tidur?" tanya Galaksi.

Jangan tanya bagaimana Bulan tau. Jelas-jelas itu memang warna suaranya. Baiklah Bulan kau hanya perlu berakting menjadi orang tidur.

"Jadi lo masih nggak mau cerita sama gue?" Bulan terlihat berpikir.

Terdengar Galaksi menghela napas kecewa. "Gue tau lo masih bangun. Posisi lo kalo tidur nggak kayak biasanya!" rayu Galaksi. Meski Bulan merasa kesal ia tetap menyembunyikan kepalanya.

"Synesthesia, keunikan seseorang. Dimana presipsi dalam pikiran bercampur sehingga orang itu bisa melihat, warna, merasakannya, dan merabanya. Kelainan ini hanya terdapat beberapa persen saja didunia. Dan lo salah satunya. Syenesthesia apa yang lo punya?" dengan penjelasan itu Bulan masih tetap diam. Wajahnya juga menandakan sedikit bingung. "Gue rasa lo beneran tidur. Usahain ya tidurnya kayak gini!"

Galaksi beranjak dari tempat tidur Bulan. Ia merasa percuma, mungkin Bulan belum siap berbicara terus terang padanya.

"Semuanya!" ungkap Bulan membuat Galaksi sedikit terkejut dan berbalik menatap Bulan yang kini sedang duduk menatapnya.

Galaksi kembali dan duduk disamping adiknya itu. "Aku punya semuanya. Dan kadang itu yang selalu buat aku takut. Synesthesia ini membuat aku muak, karena ini bisa menjadi kekuatan dan kelemahan tersendiri. Aku benci mengetahui isi hati seseorang. Aku benci melihat seberapa buruk pikiran orang."

Galaksi memeluk adiknya. "Sstt... Nenek juga ngelamin hal yang sama, dan adik gue itu harusnya kuat." ucap Galaksi menyemangati adiknya.

"Tapi, Bintang nggak bakal marah sama Bulankan? Sampe sekarang aku ngerasa Bintang jauhin aku."

"Gimana mungkin Bintang marah sama lo!" Galaksi bahkan tak bisa menjamin hal tersebut. "Lagian Bintang juga udah tau semuanya kok soal perjodohan. Lah diakan juga ikut diskusi soal perjodohan ini!" itu nasihat Galaksi dan sukses membuat Bulan menatapnya tak percaya.

"Udah yuk lo harus tidur nanti besok ada perjamuan keluarga. Lo harus jaga image didepan calon mertua lo!" ucap Galaksi. "Bukannya lo ada perasaan ya sama Surya."

Bulan menghela napas. Bulan rasa Galaksi mungkin tak akan percaya dengan apa yang Bulan ucapkan nanti, percuma jika ia bercerita tentang hubungan Surya dan Tyca. Akhirnya ia memejamkan matanya di dekapan

🎵👑🎵

Hari ini Bulan menatap dirinya sendiri dengan balutan gaun simpel cantik, beberapa orang datang untuk fitting baju itu tepat ketika dipakai bulan.

Hari ini Bulan menatap dirinya sendiri dengan balutan gaun simpel cantik, beberapa orang datang untuk fitting baju itu tepat ketika dipakai bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I'm Princess ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang