8}shameful and nauseating

299 14 0
                                    

🎵Jangan salahkan aku
Jika aku ingin memilikimu🎵
.
.
.
Sorry for typo
.
.
.
Happy reading
.
.
.

"Silahkan bagi kalian yang sudah berpasangan nikmati lagunya dan ikuti gerakan Prince and princess school." minta Miss Amber.

Semua murid langsung mengikuti perintah Miss Amber mereka mulai di posisi mereka. Disana para siswa perempuan melihat tajam kearah Bulan kecuali Amey. Dia tampak tersenyum. Tapi, bodohnya Amey. Bulan bisa melihat aura kekecewaan di tubuhnya. Warna auranya yang mengatakan dan Bulan paham meski Amey tak mengungkapkan.

Disana jauh dari Bulan nampak berdiri Drenada, yang menatap Bulan penuh amarah. Ya, warna auranya merah dan hitam. Sangat mengerikan bagi Bulan. Sampai terbesit pertanyaan di benak Bulan. 'Siapa dia? Aku ingin mengetahui dia.!'

"Let's begin!" ucap Miss Amber. Musik slowpun dimulai. Terdengar sangat enak dan tenang membuat Bulan menikmati arah dansanya. Meski ini pertama kalinya ia berdansa tapi bila dilihat ia sangat mahir melakukannya. Inilah hikmah melihat drama kolosal luar negri. Hehe...

Mata Bulan tak lepas dari kakinya. Ia takut salah langkah dan malah membuat Surya merasakan sakit dibagian kakinya. Ia tak mau membuat kesalahan didepan lelaki ini. Sementara Surya hanya melihat kearah Bulan dengan heran. 'Dasar gadis aneh.' pikirnya.

"Hey, lo ngapain?" tanya Surya membuat Bulan mendongkak. Mata mereka akhirnya bertemu membuat semburat merah mulai muncul di wajahnya. 'Gadis ini sepertinya suka sama gue.' terka Surya.

"Aku, memastikan agar kaki aku tidak menginjak kaki kamu." jawab Bulan polos. Membuat Surya sedikit menahan tawa.

Suasana hening diantara mereka. Tunggu aura lelaki itu berubah menjadi sedikit semburat pink. Aneh! "Oh iya, kenapa kamu memilih aku. Untuk jadi patner kamu?" Surya memutar bola matanya.

"Karena gue hanya tau nama lo diantara putri lainnya."

Jleb....

Sial, dari tadi Bulan salah tingkah karena lelaki ini. Dan sekarang lihat jawaban dari lelaki sialan ini. Sangat simple tapi, cukup membuat hati tersakiti. Tapi, dilihat dari warna suara lelaki itu kelihatannya dia jujur. Warna putih memang tak pernah berbohong. Tapi, sayangnya kejujuran itu sungguh sangat mengerikan.

"Lo sendiri?" tanya Surya menelisik.

"Nggak tau." jawab Bulan polos. Sambil menggeleng perlahan.

"Emangnya lo nggak punya kenalan?" tanya Surya sarkastis.

"Enak aja ngomong. Aku punya kok. Tuh, si Bintang. Sama tuh yang di podium, kakak aku." ucap Bulan menohok.

"Oh..."

Eh... Tunggu, sekarang kenapa Bulan malah memikirkan Bintang? Dan kenapa Bintang malah memilih Amey bukan dirinya? Kalo Bintang memilih dirinya. Bulan pastikan akan lebih memilih Bintang dibanding Surya. Jujur sekarang Bulan tau Surya itu menyebalkan. Sungguh jika waktu kembali berputar kebelakang. Bulan akan menolak lelaki itu mentah-mentah. Memang nasi sudah jadi bubur. So, nggak ada gunanya nunggu bubur jadi nasi.

"Kayak orang aja ngelamun!" sindir Surya membuat.

'Cowok ini! Ugh menyebalkan! bisakah aku meninju wajahnya yang orang bilang tampan ini?  Jika bisa tolong maafkan aku jika pangeran ini akan terlihat mengerikan besok...' gertak Bulan dalam hati.

"Aku kira cuma netizen aja yang bisa komen, ternyata es juga bisa yah!" Bulan balik menyindir. Membuat lelaki itu memberi Bulan tatapan tajamnya.

"Siapa yang lo bilang es?" tanya Surya menohok.

I'm Princess ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang