Bab 3
Yes, Married
“Kak Raka beneran mau nikah?”“Kalian udah makan siang?” Raka bertanya, mengabaikan pertanyaan yang dilontarkan Anna. “Kak Raka baru aja balik dari makan siang. Jadi, kalian terlambat kalau mau ngajak Kakak makan siang.”
Adik dari adik iparnya itu memang tak jauh berbeda dengan Dera. Lebih parah, bahkan.
“Kakak bayar berapa itu ceweknya?” Raka bahkan sudah menyiapkan diri untuk pertanyaan seperti itu.
“Kamu sama Damar kapan acara pernikahannya?” Raka kembali menghindari menjawab pertanyaan Anna.
“Bulan depan,” jawab Anna ketus. “Awas aja kalau Kak Raka ngeduluin.”
“Nanti Kak Raka nikah seminggu setelahmu,” balas Raka datar.
Anna melotot. “Kakak juga udah nentuin tanggal pernikahannya?”
Raka mengangguk.
“Kakak beneran ngebayar cewek buat nikahin Kakak?” Tuduhan gila itu lagi.
Raka berdehem. “Gimana kalau nanti malam kita makan malam bareng? Sama Dera dan Dhika juga.”
Anna ternganga tak percaya. “Kakak mau ngenalin calon istri?”
Raka mengangguk.
“Tapi ... itu Kak Raka nemu di mana?”
“Dia calon istri Kak Raka, Ann. Bukan barang,” jawab Raka tegas.
“Itu dia maksud Anna. Dia bukan barang. Jadi, gimana bisa dia mau aja langsung nikah sama Kak Raka? Anna sama Damar aja butuh bertahun-tahun bareng. Kak Dhika sama Kak Dera juga. Pernikahan kan, bukan sekadar nyebar undangan dan ngumumin kalau kita udah nggak jomblo lagi.” Anna memutar mata.
Raka menarik napas dalam. “Dia putri dari sahabat orang tua Kak Raka, yang juga rekan bisnis Kakak sekarang. Papanya nawarin Kak Raka buat nikah sama dia dan ... yah, kita cocok.”
“Cocok dari mananya? Sekali ketemu langsung cocok, gitu?” cibir Anna.
“Dua kali,” koreksi Raka.
Anna tertawa kering. “Kak, sejujurnya, Anna tertarik buat bikin novel berdasar cerita Kak Raka. Jadi ...”
“Jangan ngeledek Kakak,” potong Raka kesal. “Ini bukan novel, tapi kehidupan Kakak.”
Anna mengangkat tangan. “Kehidupan yang luar biasa menakjubkan. Kak Dera pasti bakal terharu kalau tahu.”
Raka mendecak. “Tadinya, Kak Raka nggak mau nyinggung tentang ini, tapi ...”
“Kalau gitu, jangan disinggung,” sela Anna.
Mengabaikan itu, Raka melanjutkan, “Hubungan kalian bahkan lebih rumit daripada hubungan Kak Raka sama calon istri Kakak. Kamu tahu, itu karena apa? Karena kalian jatuh cinta. Kalian berantem untuk hal-hal remeh. Tapi, hal kayak gitu nggak akan ada di pernikahan Kakak. Kami menikah karena kami cocok satu sama lain. Kami punya keperluan dan tujuan yang sama. Nggak ada alasan yang lebih sempurna dari ini untuk sebuah pernikahan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated to Marry You (End)
RomanceDesakan menikah mulai membuat Raka jengah. Memang, sebentar lagi usianya akan mencapai kepala empat, tapi sampai saat ini ia masih tak punya seorang wanita di sisinya. Bahkan, adik bungsunya sudah menikah. Raka bukannya tidak mau menikah. Hanya saj...