Bab 12 - Don't Trust Anyone

30.7K 1.9K 47
                                    

Bab 12

Don't Trust Anyone

Bahkan meski ini adalah pertemuan keduanya dengan Crystal, putri dari Erlan dan Lyra, tapi Febi masih saja takjub akan kecantikannya. Gadis kecil itu benar-benar seperti boneka. Cantik dan menggemaskan.

"Gimana liburan bulan madu kalian di resort?" Pertanyaan itu datang dari Lyra yang barusan menurunkan Crystal dari pangkuannya. Gadis kecil itu seketika berlari mencari teman bermainnya, Rendra.

"Resort-nya keren," puji Febi tulus. "Aku suka banget ngabisin waktu di sana. Makasih, ya. Berkat kamu, aku bisa ngerasain liburan di resort itu."

Lyra tersenyum. Ia benar-benar cantik.

"Kak Febi," panggil Dera yang duduk di sebelahnya. "Maafin Kak Raka, ya? Aku dengar dari Kak Dimas, Kak Raka emang keterlaluan banget tadi pagi. Aku tahu, Kak Raka nggak akan mudah minta maaf dan ngakuin kesalahannya. Kak Dimas juga minta aku nyampaiin maafnya, ngewakilin Kak Raka. Maaf ya, Kak."

Febi tersenyum. Dalam hati, ia bertanya-tanya. Dengan sikap sedingin dan sekeras itu, bagaimana bisa Raka membesarkan ketiga adiknya menjadi begini baik dan penyayang?

"Kak Raka tuh, emang ..." dengus Anna. "Kak Lyra tadi udah marahin dia, kan?"

Febi mengerutkan kening bingung mendapati Lyra mengangguk.

"Seharian ini, dia pasti mikirin istrinya," ucapnya geli.

Febi semakin bingung mendengar itu. "Kamu tadi udah ketemu Raka?" tanyanya.

Lyra mengangguk. "Dia lagi nguntit kamu tadi. Oh, dan restoran yang kita datangi tadi juga dia yang pesan tempat."

Ah, restoran di food court mall yang menyajikan spaghetti enak tadi. Bahkan meski restoran itu penuh di jam makan siang tadi, begitu Febi datang, ia langsung mendapat tempat di sudut yang paling nyaman. Ternyata ... itu Raka.

"Oh, aku lupa, aku harus ngabarin Raka kalau aku akan di luar sampai malam." Febi seketika teringat pesan Raka dan meraih ponselnya. Namun, Anna yang duduk di sofa sebelah menyambar ponsel Febi.

"Aku udah bilang ke Kak Raka kalau seharian ini Kak Febi sama aku, jadi nggak perlu khawatir tentang itu," ucap Anna.

Febi sesaat ragu, tapi ia akhirnya mengangguk.

Saat itulah, Prita dan Ryan, teman-teman Dera lainnya, tiba dengan tas-tas belanjaan. Febi sudah hendak berdiri ketika Lyra dan Anna berdiri, tapi Dera menahan lengannya.

"Kak Febi di sini aja, biar kita yang ke dapur," Dera berkata.

Febi menggeleng. "Aku ikut ke dapur aja."

Dera mengangkat alis.

"Aku emang nggak bisa masak atau beresin rumah, tapi siapa tahu aku bisa ngebantu. Yah, siapa tahu." Febi meringis.

Dera tersenyum geli. "Oke, ayo."

Febi tersenyum lebar sembari berdiri dan bersama Dera pergi ke dapur.

***

Raka mengecek jam di mobilnya, sebelum tatapannya kembali ke rumah Dhika dan Dera. Sudah hampir jam sembilan malam, tapi tak ada tanda-tanda ada yang keluar untuk pulang. Apa mereka berencana menginap di rumah itu?

Raka mendecak tak sabar seraya menatap layar ponselnya. Febi bahkan tak memberi kabar padanya. Meski begitu, Raka tetap menyusul kemari. Jonas menginformasikan jika Febi berada di rumah Dera dengan teman-teman Dera lainnya.

Fated to Marry You (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang