Bab 17
I Can't Lose You Like This
Setelah memastikan papa Febi masuk ke ruang operasi, Raka baru akan pergi untuk menemui Febi. Namun, di lobi rumah sakit, ia justru bertemu dengan Febi. Entah bagaimana wanita itu bisa ada di sana.
"Kamu ... kenapa kamu bisa ada di sini?" Raka menghampiri Febi.
"Papa ... itu nggak benar, kan?" Mata Febi berkaca-kaca.
"Febi, maaf ..."
Raka memejamkan mata ketika tangis Febi pecah.
"Papa ... aku mau ketemu Papa," sedu Febi.
Raka menahan Febi ketika wanita itu hendak pergi. "Papamu masih di ruang operasi."
"Aku harus lihat Papa!" Febi berkeras.
"Nanti begitu operasinya selesai ..." Kalimat Raka terhenti ketika Febi menyentakkan pegangan Raka di lengannya dengan kasar.
Febi melemparkan tatapan penuh kebencian pada Raka. Siapa sangka, tatapan seperti itu bisa terasa begini menyakitkan?
"Febi, aku nggak bermaksud nyembunyiin ini dari kamu. Aku cuma ..."
"Pergi ..." usir Febi. "Pergi dari sini!"
Raka mengernyit. "Aku nggak bisa pergi. Aku nggak akan pergi."
"Aku nggak mau lihat kamu lagi."
Satu kalimat itu terasa bagai belati yang mengoyak dada Raka.
"Sayangnya, aku nggak akan pergi ke mana pun. Aku akan selalu ada di sampingmu," Raka berkeras. "Karena itu ..."
Tamparan keras Febi kemudian membungkam Raka. Seolah itu belum cukup, Raka mendengar Febi berkata,
"Aku mau kita cerai."
Raka menatap Febi dengan marah. "Apa katamu? Cerai?"
"Ya." Febi bahkan tak sedikit pun ragu saat mengatakan itu.
Raka mendengus tak percaya. "Apa pernikahan kita sebecanda itu buat kamu?"
"Seenggaknya, aku nggak pernah nutupin apa pun dari kamu. Aku nggak pernah bohong ke kamu."
"Febi, aku nggak berniat nutupin ini dari kamu. Aku baru mau ngasih tahu kamu begitu papamu keluar ruang operasi nanti. Aku nggak mau kamu khawatir. Aku ngelakuin ini buat kamu."
"Cuma itu yang kamu sembunyiin dari aku?" dengus Febi.
Raka mengernyit. Perasaannya ... ia tak ingin mengungkapnya dengan cara seperti ini.
"Nanti kita omongin lagi, jadi tolong sekarang tenang dulu dan tunggu kabar dari aku di rumah." Raka menggandeng tangan Febi. "Biar aku antar kamu pulang dan ..."
"Pembohong!" desis Febi seraya lagi-lagi menghempaskan tangan Raka.
Dulu, ketika Dera mengamuk dan berkata jika ia membenci Raka, rasanya sangat sakit. Namun, saat ini, melihat bagaimana Febi begitu ingin menjauh darinya, Raka merasa ... dibunuh pelan-pelan. Ini sialan sakit dan menyiksa.
***
Febi tak tahu sudah berapa lama ia menangis di samping ranjang tempat papanya berbaring tak sadarkan diri. Operasinya berjalan lancar, tapi mereka masih harus menunggu papa Febi siuman dan memeriksanya lagi. Jika sesuatu terjadi pada papanya, Febi tak tahu lagi, apa yang harus ia lakukan.
Di tengah kekalutan dan ketakutannya itu, Febi kembali mendapat pesan dari orang yang memberitahu Febi tentang kecelakaan papanya tadi. Dada Febi terasa sakit ketika melihat Raka di kantor papanya, berdiri di hadapan para eksekutif perusahaan. Febi tahu, karena menikah dengannya, Raka kini memegang hak atas saham papa Febi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated to Marry You (End)
RomanceDesakan menikah mulai membuat Raka jengah. Memang, sebentar lagi usianya akan mencapai kepala empat, tapi sampai saat ini ia masih tak punya seorang wanita di sisinya. Bahkan, adik bungsunya sudah menikah. Raka bukannya tidak mau menikah. Hanya saj...