Bab 20
Cause I Love You
Sore itu, Raka dan Febi sudah kembali ke rumah. Tadi, papa Febi memaksa mereka pulang agar Febi bisa beristirahat. Namun, sejak mereka tiba di rumah, Febi hanya duduk di taman sambil melamun menatap air terjun mini di sana.
Ketika langit semakin gelap, Raka yang tadi hanya mengawasi Febi dari jauh menghampiri wanita itu.
"Ayo masuk," ajak Raka.
"Kamu masuk duluan aja," tolak Febi tanpa menatap Raka.
"Aku mau masak makan malam. Kamu mau makan apa?" tanya Raka.
"Terserah kamu aja," jawab Febi.
"Kamu mau nemenin aku?" Raka berusaha membujuk Febi.
Febi yang sedari tadi tidak menatap Raka, akhirnya menoleh padanya.
"Kenapa?"
Raka tak tahu maksud pertanyaan Febi itu dan tak tahu harus menjawab bagaimana. Di tengah kebingungannya, terdengar desahan lelah Febi. Wanita itu akhirnya berdiri dari bangku taman dan berjalan ke rumah tanpa menunggu Raka.
Apa Raka melakukan kesalahan lagi?
Raka menghela napas berat, lalu menyusul Febi. Ketika memasuki dapur, Raka terkejut melihat Febi duduk di kursi tinggi di dapur. Ia menyangga kepalanya dengan dua tangan yang bersandar di meja dapur. Tatapannya tampak kosong.
"Kamu kenapa?" tanya Raka kalem, tak ingin mengejutkan Febi.
Wanita itu tersadar dari lamunannya, menggeleng.
Raka berhenti di depan Febi. "Kamu masih khawatir sama Papa?"
Febi menggeleng. "Aku udah lihat sendiri, Papa udah baik-baik aja."
"Trus, apa?"
Febi tak menjawab.
Tak ingin mendesak Febi, Raka hendak pergi untuk menyiapkan bahan masakan. Namun, ketika melewati Febi, wanita itu menahan lengan Raka.
"Kenapa?" tanya Febi tanpa menatap Raka.
"Kenapa apa?" Raka menatap Febi bingung.
"Kenapa kamu ngelakuin ini semua buat aku?"
"Karena kamu nggak bisa masak, jadi aku yang ..."
"Bukan itu," Febi memotong. Ia tampak kesal ketika menatap Raka. Namun, ia lantas memalingkan wajah. "Kamu nggak suka cewek yang nggak bisa masak?"
Raka mengangkat alis. "Itu ... kenapa kamu tanya kayak gitu?"
Febi mendesah pelan. "Harusnya aku nggak tanya. Tapi, meskipun aku tahu, apa alasanmu ngelindungin aku, jagain aku, masak buat aku, tetap aja ..." Febi menunduk. "Lupain aja apa yang aku bilang tadi."
Ketika Febi hendak pergi, ganti Raka yang menahan lengan wanita itu.
"Ngomong yang jelas. Apa yang mau kamu tanyain? Kenapa apanya? Tanya yang jelas, jadi aku juga bisa jawab dengan jelas," Raka meminta.
Febi menatap Raka. "Kalau aku tanya, apa aku akan dapat jawaban lain?"
"Jawaban apa yang kamu pengen dari aku?"
Febi mendengus kasar. "Kamu akan ngasih jawaban apa pun yang aku pengen? Kamu pikir, itu yang aku pengen?"
"Apa sebenarnya yang mau kamu omongin?" Raka meminta kejelasan.
Febi menarik napas dalam. "Lupain aja. Toh, jawabannya udah jelas. Kamu ngelindungin aku dan jagain aku selama ini karena udah janji sama papaku. Kamu masak buat aku karena aku nggak bisa masak. Kamu ada di sampingku karena janjimu buat nemenin aku ngelakuin apa pun yang aku pengen. Maaf, aku yang sempat salah paham. Aku yang dengan bodohnya berharap."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated to Marry You (End)
RomanceDesakan menikah mulai membuat Raka jengah. Memang, sebentar lagi usianya akan mencapai kepala empat, tapi sampai saat ini ia masih tak punya seorang wanita di sisinya. Bahkan, adik bungsunya sudah menikah. Raka bukannya tidak mau menikah. Hanya saj...