17

3.9K 455 59
                                    



Raka tersenyum geli melihat Haruka mengomeli Haris yang membuat Ken menangis karena Haris terus menerus menciumi pipi gembilnya. Sepulang dari kantor, Haris mengajaknya ikut kerumahnya dan makan malam bersama.

Lagi pula akhir-akhir ini Andi semakin sering menghabiskan waktunya dirumah Mala. Haruka juga tidak keberatan jika Raka sering datang kerumah mereka. Dengan gaya candaannya yang sarkasme, Haruka mengatakan pada Raka kalau dia tidak keberatan harus sering menerima tamu duda kesepian seperti Raka.

"Harusnya gue datang di jam makan malam aja kalau tau kalian berdua malah mesra-mesraan gini didepan gue." Rutuk Raka yang saat ini menatap kesal pada Haris dan Haruka yang sedang berpelukan dan melemparkan tatapan mesra.

"Mesra-mesraan itu apa, Om?" celetuk Ana yang sudah tidak lagi menonton kartun di televisi dan menjadikan Raka objek pandangnya.

Raka meraih gadis mungil itu keatas pangkuannya. "Mesra-mesraan itu kaya Mami sama Papi Ana tuh, yang lagi peluk-pelukan norak." Raka terkekeh geli saat Ana menatap orangtuanya dengan mata mengerjap. Haruka dan Haris menatap sebal padanya.

"Lo kalau ngiri lihat gue sama bini gue sayang-sayangan mending cari bini baru lagi deh. Rese banget!" rutuk Haris sambil melepaskan pelukannya.

Haruka mendengus sambil mengusap kepala Ken. "Laki-laki gagal move on kaya Raka mana bisa cari istri baru."

"Siapa yang gagal move on?" protes Raka.

"Kamu lah," cibir Haruka tanpa sungkan. "Cuma aku masih gak bisa nebak gagal move on dari istri yang mana."

Raka membuang muka malas. "Istri aku cuma satu."

Haruka mengerjap polos. "Sempat punya dua kan dulu?"

Menggigit bibir bawahnya kesal, Raka menatap Haruka dengan mata menyipit sedangkan Haris sudah tertawa terpingkal-pingkal ditempatnya.

Haruka memang luar biasa ahli untuk urusan membuat orang-orang disekitarnya ingin mencekiknya sampai kehilangan napas.

"Memangnya boleh ya Om kalau punya istri dua? Kok Papi istrinya cuma satu?" celetuk Ana lagi yang kini membuat kedua orangtuanya melotot terkejut.

Kini Raka menyeringai jahil. Dia merangkum wajah Ana dan menatapnya serius. "Boleh dong. Ana kalau mau punya Mami dua juga boleh. Nanti minta sama Papi, ya. Minta yang gak secerewet Mami Ana. Mami Ana cerewet kan?"

Dan Ana menangguk begitu saja dengan polosnya.

"Raka sialan!" Haruka mengambil bantal sofa dan melemparnya kearah Raka, untungnya Raka mengelak dengan membawa tubuh Ana kedalam pelukannya dan berbaring diatas sofa.

"Apaan sih kamu! Aku baru datang udah dilempar pakai bantal."

Seperti Haruka dan Haris yang menatap terkejut pada Mala, begitu juga dengan Raka yang perlahan mulai menampakan dirinya dari balik Sofa. Tidak jauh dibelakangnya ada Mala yang menatap Haruka dengan bibir mengerucut.

Perhatian Mala teralihkan saat Ana menyapanya girang. Namun senyumnya yang tadi ingin mengembang terhenti saat melihat Raka. "Loh, kamu disini?" tanyanya.

Raka mengangguk dan tersenyum kecil. "Hai."

Mala membalasnya dengan senyuman yang sama.

The Chosen (Sebagian Part Sudah Di Hapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang