20

4.7K 420 34
                                    

Katanya mau kesini?

Kenapa? Udah kangen?

Semalam siapa yang nolak aku temenin lagi?

Ya udah, gak usah kesini!

Iya sayang... ini aku lagi dijalan.

Kamu mau dibawain apa?

Gak mau apa-apa. Masih gak nafsu makan.

Oke. Nanti kita bahas tentang makan

Kalau aku udah sampai disana.

Kamu harus makan!

Adrian tersenyum-senyum membaca chat antara dia dan Mala beberapa saat lalu. Dia sedang menuju rumah Mala, diantar oleh Pak Hadi. Sebelum ini Adrian harus menyelesaikan beberapa pekerjaan penting yang tidak bisa dia tunda di kantor selama dua jam. Setelah itu langsung pergi menemui Mala.

"Nanti mau dijemput jam berapa, Pak?" tanya Pak Hadi setelah mereka sampai dirumah Mala.

"Saya belum tau mau pulang jam berapa, Pak." Adrian tersenyum geli. "Nanti aja saya kabarin Pak Hadi kalau saya udah mau pulang."

"Iya, Pak."

Adrian keluar dari mobilnya. Langkahnya tergesa. Namun saat ekor matanya menemukan sebuah mobil asing terparkir di depan rumah Mala, Adrian merasa penasaran.

Dia kembali melanjutkan langkahnya. Namun setelah memasuki ruang tengah, Adrian terperanjat. Langkahnya terhenti dan dia melangkah pelan seperti mengendap, bersembunyi dibalik guci besar.

Tepat didepan sana, Adrian melihat Raka sedang menyelimuti Mala yang tertidur diatas sofa dengan teramat pelan. Jemarinya sesekali mengelus dahi Mala. Tatapan Raka terlihat sangat dalam ketika menatap wajah Mala. Dan hal itu membuat Adrian mengepalkan tangannya.

Adrian terus mengamati apa yang Raka lakukan.

Raka meraih remot televisi saat Mala menggeliat dalam tidurnya. Dia menyalakan televisi, mengecilkan volumenya lalu mengamati Mala lagi. Dan anehnya, Mala terlihat tenang. Raka mengulas senyuman tipisnya.

Lalu dia mengambil sebuah bungkusan dari atas meja, membawanya kearah dapur. Adrian sudah akan beranjak untuk menghampiri Mala ketika Raka kembali kesana. Dan itu membuat Adrian kembali bersembunyi untuk mengamati.

Raka membawa sebuah nampan dengan sebuah mangkuk, segelas air putih dan juga dua buah pisang diatasnya. Diletakannya nampan itu diatas meja. Lalu dia pergi kekamar Mala dan saat kembali, dia membawa botol obat Mala dan meletakkannya disamping pisang yang dia susun sebelumnya.

Raka kembali duduk disisi Mala. Tangannya bertumpu diatas pahanya dan tatapannya terlihat sendu. Adrian yang mengamatinya entah mengapa merasa dadanya bergemuruh hebat.

Cara Raka menatapnya seolah-olah dia adalah lelaki paling menyedihkan di dunia. Dia hanya terus menatap wajah Mala tanpa melakukan apapun. Seperti menjadikan wajah itu sebagai pusat dunianya.

Kemudian saat Raka beranjak dari sana, Adrian menyembunyikan dirinya sejauh mungkin dari jarak pandang Raka ketika lelaki itu melewatinya.

"Mau apa dia?" geram Adrian marah.

Dia melangkah cepat menghampiri Mala, menatap kekasihnya dengan wajah emosi. Lalu saat melirik nampan yang ternyata ada semangkuk bubur ayam disana, Adrian mendengus jengah. Dia mengambil nampan itu dan berniat membuangnya. Hanya saja, Mala melenguh samar dalam tidurnya dan tiba-tiba saja terjaga.

The Chosen (Sebagian Part Sudah Di Hapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang