Enam Hari kemudian
SMK NUSANTARA SATU
- Ruang Ujian Praktek
"Kenapa harus satu kelompok bareng si banci tullen sih. Hidup gue sial banget kayanya.!!" Grutu Gadis cantik berambut hitam panjang nan imut yang memantulkan bola basket kelantai. Dengan kesal Dia memantulkan bola basket itu kesegala arah namun bola itu masih tepat kembali ketangan gadis itu.
"Ekhemmm... Mungkin biar lo sama Jose akhur kali saa." sahut Gadis yang tak kalah cantik yang sedang memakan kripik singkong.
"Tapi kenapa harus satu kelompok sama dia Maya. Sumpah bikin ga semangat aja."
Maya terkikik melihat muka masam sahabatnya.
"Sudah lah. Yang penting lo masih satu kelompok sama gue." jawab Maya dengan bangganya.
"Kelompok kita perasaan gada yang bener!"
"Ko bisa?"
"Lo bayangin aja banci tullen sama csnya satu kelompok sama kita !"
"Haha mungkin ini ujian."
"Ujian mbahmu ! Lo tau ini tuh kutukan !"
"Jangan benci banget sama Jose sa nanti suka lho." ledek Maya dengan seenaknya.
Gadis cantik berambut panjang menatap sinis kearah sahabatnya.
"Mulut lo mau gue sumpel pake nih bola?" Ancam gadis itu.
"Hehe maaf maaf." Maya seketika diam dan tidak mengoceh lagi dia takut sahabatnya akan menyumpelnya mulutnya dengan bola basket. Bayangkan saja, Sahabatnya itu benar benar cocok dijuliki Macan.
Dari arah pintu masuk Ruang Ujian Praktek tersebut terlihat jelas guru laki laki membawa absensi nilai dan disebelahnya ada seorang murid yang membawa microfon dan salon bass untuk digunakan saat ujian berlangsung.
"Helow helow murid murid ku lama tak berjumpa akhirnya kita berjumpa lagi." Sapa guru laki laki tersebut dengan lembutnya sambil mengipas kipas wajahnya dengan kipas berbentuk hati Yang ada ditangannya. "Hey kamu tu nambah cantik aja siii." Tunjuk guru tersebut kepada Gadis yang berdiri didekat Maya. Gadis itu tersenyum kikuk..
"Wah bapak.. saya rasa mata bapak katarak." Srobot laki laki tampan berhidung mancung.
"Hey kamu Jose ! bapak ini gak katarak tau. sembarang saja kamu kalau bicara.!"
"Ya abisnya bapak bilang Allesa cantik, Cantik dari mana cobaa."
Allesa memandang Jose gemas rasanya ingin sekali melempar bola basket yang ada ditangannya itu agar mengenai mulutnya. Pria itu apaan sih maunya.
"Iri aja lo banci tullen !"
"Dih emang fakta lo ga cantik !"
"Oh.. jadi lo iri pak wandi bilang gue cantik .? Lo mau pak wandi bilang kalo yang cantik itu lo kan bukan gue ?" sahut allesa tak mau kalah
"Emang Lo pikir gue cewe!" Jose manatap tajam gadis itu dengan kebencian
"Emang pantesnya lo itu jadi cewe !" Sahut Allesa tak kalah tajam memandang Jose.
"Dasar macan !! " geram jose
"Lo tuh banci tullen !!" jawab Allesa tak mau kalah.
"Dasar Macan jelek!!"
"Lo yang jelek!"
"Lo bocah kentang!!"
"Lo bapaknya kentang!"
"Lo emak nya kentang!"
"Ogah gue jadi emak kentang!" kesal allesa tak berujung
"Terus lo mau jadi apa.?" tanya jose dengan bodohnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Youth
Romance#Revisi Mengapa mencintai orang yang tidak mencintai kita begitu menyakitkan? Lalu mengapa ada cinta yang lain memperjuangkan kita, dengan bodohnya kita tidak pernah menyadarinya? Sampai pada akhirnya perjuangan cinta lah yang menghadirkan rasa terd...