15

6.1K 465 37
                                    

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*******

Morning Day.....

Ruhi menuruni tangga dengan sedikit berlari. Ini sudah cukup siang. Gara gara menangis Ruhi jadi kesiangan dan kepalanya juga sedikit pusing.

Haerim berdiri menghalangi Ruhi dengan berkacak pinggang seperti seorang boss.

"Minggir" ketus Ruhi

"E e eummm" geleng Haerim.

"Hei anak kecil. Jangan membuatku marah cepat menyingkir atau aku akan___"

"Akan apa? Apakah menciumku?" potong Haerim lengkap dengan senyum lebarnya.

Terdengar dengusan pelan dari Ruhi setelah melihat Haerim yang membuatnya kesal di pagi hari.

"Aku sedang sibuk dan tidak ingin bermain main. So' anak kecil jangan ganggu aku" ucap Ruhi dingin.

Haerim tidak menurunkan lengkungan bibirnya yang masih tersenyum, dia ingat perkataan seseorang padanya.

Ingat Haerim, dia eonnimu buat dia menyukaimu karena sejatinya dia sangat baik.

"Oh, aku anak kecil karena tubuhku masih kecil benarkan? Dan kau orang dewasa karna kau sudah tumbuh tinggi. Tapi aku punya nama. Namaku Haerim jadi kau harus memanggilku Haerim" polos Haerim.

Ruhi gemas sekali pada Haerim. Tapi mengingat siapa Haerim, Ruhi menahan kuat kuat rasa gemasnya pada Haerim.

"Anak kecil, aku tidak peduli siapa namamu. Tapi aku mohon padamu minggir" pinta Ruhi.

Ruhi mencari jalan lain dengan mencoba melewati Haerim melewati sisi lain. Tapi Haerim dengan kecerdasan-nya di usia tiga tahun mengikuti pergerakan Ruhi kemanapun hingga terus menghalanginya.

"Anak kecil aku tidak punya banyak waktu"

Haerim tersenyum manis.

"Orang dewasa aku akan melepaskanmu. Tapi dengan satu syarat, aku ingin ikut bersamamu ke kampus"

Mendengar permintaan Haerim Ruhi membulatkan matanya.

"Hei anak kecil aku mau sekolah bukan untuk jalan jalan di taman kota"

"Tidak peduli. Aku ingin ikut, karena daddy dan eomma sedang tidak ada! Ayolah apakah orang dewasa seperti mu tega melihat anak kecil seperti aku sendirian di rumah ini" bujuk Haerim. Haerim yakin Ruhi akan mengajaknya, karena Ruhi tidak akan tega meninggalkan-nya.

Ruhi terlihat berpikir sejenak memikirkan apakah ongkosnya akan cukup untuk mereka berdua dan untuk makan siang nanti. Ruhi sekarang tidak punya banyak uang, karena dengan bodohnya ruhi menyerahkan semua uangnya pada daddy-nya. Dan untuk dirinya, Ruhi memecahkan celengan anjingnya yang sudah penuh. Uang receh juga berguna di kala butuh.

"Ya sudah, ayo. Tapi ingat jangan merepotkan aku"

Haerim mengangguk senang dan berlari menuju sofa lalu membawa tas gendong miliknya. Ruhi tidak tahu apa isinya.

Sexy ahjussi [End√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang