Disaat aku melompat dan terjatuh, aku pikir kau akan menangkapku. Ternyata tidak.
Lantunan kicauan burung dipagi hari menggema ditelinga keluarga Diputra,tidak ada candaan bahkan sekelibat obrolan singkat pun tidak terdengar dari mulut keluarga yang sedang menikmati sarapannya dengan tenang.
Berbeda dengan yang dulu,dimana Argha selalu bersenda gurau dengan papahnya dan Ega sebagai ibunda hanya tertawa menyaksikan lelucon dari kedua laki laki itu. Tetapi semenjak terjadinya banyak konflik antara seorang ayah dan anaknya membuat keadaan itu sirna begitu saja, yang tertinggal hanyalah ampas yang tiada arti.
"Argha apa engga sebaiknya kamu izin sekolah dulu,biar kamu bisa nemenin Nadia buat persiapan tunangan kalian nanti malam?" tanya Ega mulai membuka percakapan membuat Argha malas untuk mendengarnya dan enggan untuk menjawabnya.
Argha meneguk minumannya lalu berdiri sambil memakai tas ranselnya "Argha ada ulangan fisika" jawabnya datar kemudian pergi meninggalkan meja makan,Ega hanya tersenyum mendengar jawaban anaknya.
"Kamu jangan pulang terlambat,banyak yang harus kita bahas untuk acara nanti malam" cetus Putra hanya dibalas anggukan kepala Argha.
Helm full face berwarna hitam,jaket bercorak army namun berwarna hitam dan putih telah ia pakai, Argha menaiki motor kesayangannya lalu pergi keluar kawasan rumahnya. Akan tetapi semua itu tidak berjalan lancar terdapat sebuah taxi yang berhenti didepan rumahnya membuat ia harus memberhentikan mesin motornya dan memastikan siapa yang datang ke rumahnya sepagi ini.
Baru saja melihat separuh badan keluar dari dalam taxi sudah membuat Argha malas berhadapan dengannya, rasanya ia ingin hilang saat itu juga.
"Hey" sapa Nadia senyum "selamat pagi sayang" ucapnya mendekati Argha.
"Kok hari ini kamu sekolah sih,kan kamu harus nemenin aku buat persiapan acara kita Gha" katanya kaget melihat Argha berseragam sekolah.
Argha melemparkan tatapan sinisnya kepada Nadia "lo siapa ngatur ngatur gw?" tanyanya datar.
"Gha gk gitu,dengerin aku dulu" sanggah Nadia saat Argha mulai menghidupkan mesin motornya.
"Mau lo apa sih?!" ketus Argha.
"Mau aku? Aku cuma mau kamu perhatiin aku Gha"
"Buat apa gw perhatiin orang yang udah bawa banyak masalah dihidup gw"
"Awas minggir!" lanjutnya mengusir perempuan yang menghalangi jalannya. Air mata Nadia tidak bisa terbendung lagi,ia berharap sikap Argha akan berubah setelah mereka bertunangan nanti.
Setelah sampai disekolah Argha langsung memakirkan motornya,ia menarik nafasnya dalam dalam sebagai bentuk mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah yang akan datang hari ini. Matanya melihat seorang laki laki yang baru saja datang membuat Argha ingin menghampirinya kemudian mengungkapkan sesuatu,karena itu Argha mengubah langkah kakinya menuju Alvin yang sedang memakirkan motornya walaupun ada rasa ragu dan takut yang menyelimuti hatinya.
"Bang Alvin.." sapa Argha langsung mendapat tolehan kepala dari Alvin.
"Eh elo Gha,ada apa?"
"Aletha mana bang?" tanya Argha gugup.
"Aletha gk enak badan jadi dia gk masuk sekolah"
Argha mengangguk mengerti,wajahnya menjadi salah tingkah mencari kata kata untuk memulai topik yang ingin dibahasnya.
"Gw minta maaf" ucap Argha merasa bersalah.
Alvin mengerutkan dahinya tidak mengerti "buat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALETHA ( Completed )
Teen Fiction{ BELUM REVISI } Kamu tau peran matahari dan bulan untuk apa?.. kamu tau gimana rasanya menjadi matahari dan bulan tapi kamu tidak pernah menjadi sinarnya?.. Aku yang mencintainya, tapi aku tidak akan pernah menempati hatinya karena ada satu batas y...