|| Yang Sebenarnya ||

2K 106 3
                                    

Banyak alasan untuk pergi. Tapi aku memilih tidak sebab untukku kamu adalah luka sekaligus penyembuh untuk hatiku.

Rencana Aletha ingin bertemu dengan Argha untuk meminta penjelasannya gagal karena Argha tidak masuk ke sekolah hari ini. Ya, Aletha tau jelas kenapa Argha tidak masuk sekolah dan itu lumayan membuat hati Aletha merasa sakit, Aletha tau kemana ia harus menemui Argha setelah disekolah ia tak menjumpainya.

Aletha menggenggam sebuah kotak makan,ia tau pasti Argha melupakan jam makannya karena terlalu sibuk menemani Nadia dirumah sakit. Aletha melangkahkan kakinya menatap jalan menuju kamar Nadia dengan Dara dan Melati yang mendampinginya, Aletha memiliki tujuan lain kembali ke rumah sakit itu yang pasti bukan untuk menjenguk Nadia.

Dara dan Melati yang jalan membuntuti Aletha hampir saja jatuh menubruk punggung sahabatnya yang tiba tiba memberhentikan langkahnya dan mematung.

Dara menepuk bahu Melati dengan keras "Mel, lo kalo mau berenti bilang bilang dong"

"Kok gw sih?! Aletha duluan nih yang berenti tiba tiba" omel Melati sambil menunjuk Aletha.

"Tha ada apa sih?" tanya Dara melihat Aletha mematung seperti sedang memperhatikan seseorang.

Aletha mengajukan kepalanya ke arah lorong rumah sakit "itu Argha sama-

"DUA KECEBONG LAUT!!" sambung Melati teriak.

"Ssttt.. Mel lo bisa bedain tempat buat teriak gk sih?ini rumah sakit bisa bisa yang sehat jadi sakit denger suara lo!" Dara membulatkan bola matanya menatap Melati.

"Sorry, suara gw kebiasaan kalo lagi reflek" jawab Melati pelan.

"Ikutin yuk" Aletha berlari kecil membututi Argha, Diki, dan Ilham. Dara dan Melati mengikuti Aletha dari balik tubuhnya.

Tidak butuh waktu lama. Argha, Diki, dan Ilham berhenti disebuah taman belakang rumah sakit mereka duduk disalah satu kursi panjang ditaman. Matahari memancarkan sinar jingganya yang menandakan hari mulai sore, banyak orang orang yang berlalu lalang ditaman terutama pasien rumah sakit yang sedang menikmati suasana sore dengan dibantu kursi roda oleh suster.

Aletha dan kedua sahabatnya berhenti dibalik pohon yang tidak jauh dari kursi yang ditempati Argha, Aletha tidak ingin dengan kedatangannya yang tiba tiba membuat hubungannya semakin memburuk jadi ia memilih waktu yang tepat untuk menghampiri Argha.

"Sekarang lo jawab pertanyaan kita berdua Gha" ucap Diki sedikit memaksa.

"Lo dari tadi nanya banyak ke gw, jadi gw harus jawab yang mana?" tanya Argha melirik Diki.

"Halah sok lupa lo!"

"Gw nanya sebenernya lo masih ada rasa gk sama Nadia?" lanjut Diki.

"Harus banget gw jawab?" tanya Argha dengan ekspresi wajahnya yang ngeselin.

"Gha ubun ubun lo belum pernah ditiup sumo ya?" kata Ilham emosinya sudah menanjak.

"Sumo mah udah, sama kembaranya belum" jawab Argha santai.

"Siapa kembarannya?" tanya Ilham.

Argha tawa terbahak bahak disambung Diki yang lebih terbahak bahak. Aletha,Dara,dan Melati yang berada dibalik pohon pun ikut tertawa pelan. Ilham hanya diam, percuma ia membalas kalau akhirnya Ilham juga yang dinistakan kedua sahabatnya.

"Udah deh, daripada ngehina gw mulu nambah dosa gw nya yang dapet pahala mending balik ke topik pertama. Cape gw" ucap Ilham pasrah.

"Gw udah gk ada perasaan apa apa sama Nadia" celetuk Argha enteng.

ALETHA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang