Chapter 19

238 12 16
                                    

"Naa... nanti jadi pulang bareng kan?" Tanya Elvano tiba-tiba saat Nayla, Vania dan Sarah sedang membeli makanan di kantin pada jam istirahat.

"Eh, oh iya" jawab Nayla sedikit gugup. "Oh iya, nanti kamu ikut lomba tarik tambang kan? Semangat ya"

"Ahem" Sarah berdeham pelan yang hanya dapat didengar oleh Nayla. Sementara Nayla hanya menyikut lengan Sarah sebagai tanda menyuruhnya untuk berhenti menggodanya saat Elvano sedang ada tepat di depannya.

"Iya, nanti nonton ya" pesan Elvano.

"Sip" Nayla mengacungkan kedua jempolnya.

Zhavier berjalan dengan nampan yang digenggamnya melewati mereka dan sempat mendengar percakapan antara Nayla dan Elvano. Dan hal tersebut memunculkan sebuah ide di benaknya. Jadi Zhavier kembali mundur dan menghampiri mereka.

"Bang, lo ikut tarik tambang juga ya?" Tanya Zhavier basa-basi dan terkesan sok akrab.

"Iya" jawab Elvano seraya mengangguk.

"Ayo tanding. Kalo gue menang, gue yang nganterin kak Nayla pulang" tukas Zhavier menyampaikan idenya.

"Hei!" Pekik Nayla seraya mengernyitkan dahinya samar.

"Hahaha, jangan. Nayla bukan barang yang dijadiin bahan taruhan" kata Elvano santai.

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Elvano membuat hati Nayla terasa hangat.

"Yah, tapi gue kan juga mau nganterin kak Nayla bang. Masa lo doang" balas Zhavier terus terang. Sejujurnya ia juga tak berniat menyembunyikan perasaannya dari siapapun. Biarlah semua orang tahu, begitu pikirnya.

"What?" Pekik Vania.

"Gimana tuh Naa.. lo adil dong, jangan Elvano doang" goda Sarah.

Nayla menyikut lengan Sarah dengan ekspresi kesal.

"Ya kalo itu sih terserah Nayla nya. Dia mau gak dianterin sama lo." Jawab Elvano.

"Iya benar banget tuh, mending lo tanya langsung ke Nayla nya." Saran Vania.

"Udah gue tanya, tapi kak Nana gamau" kata Zhavier seolah mengadu.

Mereka melanjutkan percakapan tersebut seolah tak ada Nayla diantara mereka.

"Lo suka sama Nayla ya?" Tanya Elvano, sepertinya sejak tadi ia sudah penasaran setengah mati ingin bertanya.

"Iya" jawab Zhavier cepat tanpa ragu. Ia menggangguk mantap.

"Wah" gumam Elvano pelan. Ekspresinya berubah dari seseorang yang pembawaanya santai kini menjadi seseorang yang ingin berkompetisi dengan lawannya.

"Boleh lah." Jawab Elvano, ia mengiyakan tantangan Zhavier. Ia tersenyum miring.

Mata Nayla membelalak heran.
"No! Kok aku jadi taruhan sih?" Kata Nayla kesal.

"Gue bakal menang kok Naa... hehehe" Elvano menyengir manis.

"Gak kok, gue yang bakal menang" Zhavier mengekor tak mau kalah.

"Wait guys!" Vania menggerakkan kedua tangannya dan membentuk isyarat "stop" untuk mereka berdua.

Harapan di benak Nayla timbul, ia senang bahwa Vania menghentikan pertaruhan bodoh antara Elvano dan Zhavier.

"Memangnya kalian yakin bakalan dipertemukan dalam pertandingan? Biasanya kan anak kelas 12 sama kelas 12, anak kelas 11 ya sama kelas 11, dan seterusnya. Gimana mau tahu siapa menang dan kalah. Gimana sih?" Lanjut Vania.

Nayla ternganga samar. Bukan ini yang ia harapkan akan dikatakan oleh Vania. Ia menyikut lengan Vania kesal.
"Van!" Pekiknya. Sementara Vania hanya cengengesan tidak jelas.

SWEET PEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang