Secret Scene (4) : Zhavier

255 6 3
                                    

Zhavier disini. Tepat di depan pintu ruangan seorang mempelai wanita yang akan melaksanakan pernikahannya pada hari ini. Pria yang tampak gugup itu tengah memegang sebuah buket bunga sweet pea yang nantinya akan ia berikan pada seseorang.

Zhavier melonggarkan dasi merahnya sedikit untuk menarik napas dalam-dalam sebelum masuk. Ia juga sempat berdeham kecil saat detak jantungnya kembali berdegup kencang tanpa seizinnya.

Pria itu mengetuk perlahan pintu yang ada di hadapannya. Begitu suara manis dari dalam sana mempersilakannya masuk, Zhavier meraih gagang pintu lalu membukanya.

Ketika pintu tersebut terbuka lebar, tampaklah seorang wanita yang tengah menoleh dan mendapati Zhavier yang sedang berada di ambang pintu saat ini. Wanita yang tengah bersama stylist-nya itu terlihat sedikit kaget dengan kedatangan Zhavier.

"Zhavier!" Seru Nayla, wanita itu. Dan kini, ia telah menghadapkan pandangannya ke arah Zhavier sepenuhnya. "Kamu datang juga"

"Tentu, kan kamu yang mengundangku"
Zhavier tersenyum kecil dari ujung sana.

Nayla menoleh dan meminta kepada stylist-nya agar meninggalkan ruangan dan memberinya sedikit waktu untuk berbincang sejenak dengan Zhavier.

Stylist tersebut mengangguk paham lalu segera meninggalkan ruangan dan tak lupa menutup pintu.

"Hai" sapa Zhavier kaku saat hanya ada mereka berdua di ruangan tersebut. Ia memandang Nayla yang tengah berdiri dengan berbalutkan gaun pernikahan berwarna putih itu.

Sungguh cantik dan anggun, batin Zhavier.

"Hai" balas Nayla.

Zhavier mulai melangkahkan kakinya dan berhenti begitu berada tak jauh dari Nayla.

"Kamu... benar-benar cantik, Nay." Ungkap Zhavier.

Nayla tersenyum simpul. "Terima kasih" balasnya.

Zhavier menghela napas lega. "Selamat atas pernikahanmu" ia mengulurkan tangan kanannya.

Nayla yang tengah memegang buket bunga pengantin dengan kedua tangannya itu, segara melepas genggaman kanannya untuk menyambut uluran tangan Zhavier. "Terima kasih" katanya lagi.

"Kuharap kamu selalu bahagia dengan Josua." Tukas Zhavier setelah usai berjabat tangan dengan Nayla.

Wanita itu kembali tersenyum simpul. "Amin. Oh iya, bagaimana denganmu?" Tanya Nayla basa-basi.

"Aku?"

"Ya, sudah berencana untuk menikah?"

Zhavier tertawa kecil lalu menggeleng. "Belum" balasnya singkat.

"Hm.... calonnya sudah ada?"

Zhavier kembali menggeleng. "Belum"

"Ooh" gumam Nayla sambil tersenyum kecil, tak tahu harus menanggapi bagaimana lagi.

Untuk beberapa saat mereka saling diam dan memilih untuk tidak mengeluarkan suara. Sementara Nayla tengah sibuk untuk mencari topik yang bisa ia mulai dengan pria yang ada dihadapannya ini, Zhavier malah memandang Nayla lurus dalam diam.

"Ah, tidak bisa 'kah aku yang menjadi mempelai pria di hari bahagiamu ini, Nayla?" Sempat Zhavier bergumam seperti itu di dalam hatinya, namun dengan segera ia membuang itu jauh-jauh dari benaknya.

"Hei, aku belum sempat menanyakan kabarmu. Bagaimana kabarmu?" Tanya Nayla, akhirnya ia memecah keheningan. Nayla dapat merasakan telapak tangannya yang berkeringat, jadi ia meletakkan buket bunga pernikahan miliknya ke sebuah meja kecil yang ada di dekatnya lalu kembali memandang Zhavier.

SWEET PEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang