Chapter 20

288 11 9
                                    

Sama seperti kemarin, lapangan sekolah kembali dikerumuni oleh siswa siswi yang berbondong-bondong untuk menonton tiap pertandingan yang dilaksanakan.

Disinilah Nayla dengan kedua temannya yang menunggu pertandingan tarik tambang dimulai. Di sudut lapangan, bersama dengan teman sekelasnya yang lain. Nayla tak dapat menyembunyikan rasa gugupnya. Jujur saja, bagaimana pun juga ia ingin Elvano yang menang.

Sorak-sorai penonton pun mulai berdendang nyaring saat pertandingan tarik tambang dimulai sesuai instruksi. Tampaknya tiap kelas saling bersaing demi mendapatkan gelar sebagai supporter kelas terbaik. Setiap kelas punya cara tersendiri untuk memberi semangat kepada pemainnya. Ada yang berteriak kata-kata penyemangat untuk tim kelasnya, ada yang memukul-mukul galon dengan semangatnya, ada juga yang bernyanyi yel-yel kelasnya.

Begitu pun dengan kelas 12 IPS 3 yang tak mau kalah. Mereka bahkan ikut menyemangati siswa lain yang bukan merupakan bagian dari kelas 12 IPS 3 untuk menambah kemeriahan pertandingan itu.

Beberapa babak pun sudah berlalu. Tersisalah beberapa kelas yang sudah menunjukkan kegigihannya dalam mengikuti pertandingan dan bersaing secara sehat.

"Kelas mana aja nih yang masuk final?" Tanya Sarah pada Benny.

"Noh papan pengumuman" Benny menunjuk papan yang berada tak jauh dari hadapan mereka. "Ada kelas kita 12 IPA 3, 12 IPA 6"

"Loh? Bukannya tadi ada anak kelas 10 sama 11 ya?" Tanya Sarah heran.

"Kan emang dibagi-bagi sih" sahut Louis dari belakang.

Sarah menoleh.
"Maksudnya?" Ia memberi ekspresi miring.

"Jadi tiap tingkatan kelas itu masing-masing punya tiga juara." Kata Louis menjelaskan.

"Loh? Berarti bukan di rangking secara keseluruhan ya?" Tanya Sarah menyimpulkan.

"Yap, benar sekali" Louis mengangguk mantap.

Setelah mendengar penjelasan dari Louis, Sarah pun pergi menemui Nayla dan Vania yang berada di sudut sekolah, mereka tengah memberikan semangat kepada kelasnya.

"Weh Na! Na!" kata Sarah dengan hebohnya.

"Kenapa sih Ra?" tanya Nayla heran.

"Lo tahu nggak sih kalau sebenernya tiap tingkat kelas itu punya juaranya masing-masing! Jadi nggak ada yang namanya ranking keseluruhan. Misalnya nih ya juara untuk kelas 11 yaitu IPA 1, IPA 2, IPA 3. Atau juara untuk kelas 10 itu 10-6, 10-7, 10-8 dan gitu seterusnya Naa.." ucap Sarah panjang lebar dengan suaranya yang cukup besar agar dapat didengar oleh Nayla karena suasana yang begitu ramai akan teriakan-teriakan supporter kelas.

Penjelasan Sarah itu cukup membuat Nayla mengerti. Ia pun bingung ingin bereaksi seperti apa. Nayla menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Jadi kalau misalnya kelas mereka berdua dapat masing-masing juara 1 atau seri, aku harus ngabulin permintaan siapa dong?" Tanya Nayla.

"Nah iya, itu juga mau gue sampain ke elo. Siapa yang bakalan lo kabulin?"

Nayla mengedikkan bahunya dengan lemas tanda tak tahu.

"Ya apalagi, udah jelaslah kalau Nana harus ngabulkan permintaan keduanya" simpul Vania yang sejak tadi menyimak.

"Kok aku pusing ya?" Gumam Nayla.

"Pusing kenapa? Gara-gara masalah taruhan?" Tebak Sarah, ia mengira bahwa Nayla hanya berkias kata.

Nayla menghela napas panjang. Dentangan galon yang dipukul-pukul dan kebisingan di lapangan itu membuat kepalanya semakin pusing dan terasa berat. Ditambah lagi cuaca yang sedang panas terik. Ia memegangi kepalanya yang terasa berat. Jadi ia mengambil keputusan.

SWEET PEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang