Chapter 80

140 7 0
                                    

"What?!" Vino melongo sejadi-jadinya. "Lo beneran nerima pertunangan itu?" Tanyanya tak percaya.

Zhavier mengangguk kecil. "Ya gimana lagi, bro. Ini satu-satunya cara"

"Gila" celetuk Vino. "Dan lo berencana untuk menyembunyikan ini semua dari kak Nayla?"

Zhavier mengangguk dengan berat.

"Zhavier, lo tahu kan kalau hal ini gak bisa lo sembunyiin selamanya? Lo gak mikirin gimana perasaan kak Nayla pas tau lo bakalan tunangan sama Nabila?"

"Whoa, santai Vin. Zhavier gak punya pilihan lain. Ini juga dia lakuin karena terpaksa" kata Hosea.

"Aargghh, gue juga gak tahu harus ngapain. Gue sendiri gak mau pertunangan ini terjadi. Sialnya, kakek gue sangat keras kepala, beliau jadi gak terkendali setelah nenek meninggal beberapa bulan lalu. Semua yang kakek pikirkan hanya tentang perusahaan" ungkap Zhavier. "Gue gak mungkin tunangan sama orang yang gak gue cinta demi perusahaan bodoh ini"

"Gue gak tahu harus bilang apa lagi, tapi... kalau menurut lo ini yang terbaik. Ya lakukan aja." Tukas Vino akhirnya.

"Jangan sampai kak Nayla tau soal ini, bro" ujar Hosea mengingatkan.

"Ya. Gue bakalan berusaha"

***

Zhavier duduk tepat di samping kakeknya ketika berada di sebuah acara pertemuan keluarga untuk membicarakan rencana pertunangan. Meski gelisah, ia mampu menyembunyikannya dengan baik sehingga tak ada satupun yang menyadari bahwa ia tak menginginkan pertunangan ini.

Saat pembicaraan dimulai, Zhavier lebih banyak diam dan hanya fokus pada makanannya saja. Sesekali laki-laki itu mengangguk setuju saat ditanya mengenai pendapatnya.

"Saya rasa pertunangan ini akan berjalan dengan lancar" tukas David serata tersenyum puas.

"Ya, saya juga berharap sama" sahut Ardian.

"Pada akhirnya, kalian dan Gilang akan jadi besan juga ya" kata David seraya tertawa lepas.

Rosalind yang berada disamping Ardian tertawa kecil menanggapinya. Walaupun dia dan sang suami sudah bercerai melalui hukum, tetap saja Rosalind masih memiliki status sebagai ibu Nabila. Dan ia berhak untuk mengikuti perencanaan ini. "Ya. Saya juga berharap agar pertunangan ini segera dilaksanakan" tukas wanita itu pelan.

Nabila memandang ibunya dalam-dalam. Dilihat dari ekspresi wajahnya, sang ibu tampak sedang menyimpan sebuah perasaan sedih di dalam hatinya.

Wanita itu memang mencintai Gilang, tapi ia tahu bahwa dirinya tak mungkin bisa memiliki pria itu seutuhnya karena pria itu sepenuhnya milik Clarissa. Untuk itu, ia merelakan hatinya dan membiarkan pertunangan ini terjadi demi kebahagiaan putri kecilnya.

"Kalau begitu. Bagaimana dengan media? Haruskah kita undang media untuk mengumumkan pertunangan ini?" Tanya David.

"Yah, tentu-"

"Tidak." Bantah Zhavier. "Jangan media"

Lantas setiap pasang mata tertuju pada Zhavier. "Maksudku... jangan ada media"

"Apa yang kau katakan, Zhavier? Tanpa media, orang-orang tak akan tahu kalau kau akan bertunangan" tukas David.

"Aku tidak mau bertunangan kalau ada media yang menyorot. Aku tak mau berita pertunanganku tersebar ke surat kabar atau semacamnya" kata Zhavier bersikeras.

Aku tak mau Nayla tahu, batinnya.

"Kenapa?" David tertegun sejenak.

"Aku ini masih muda, kek. Apa yang akan orang-orang katakan kalau aku bertunangan di usia ku yang sekarang?" Balas Zhavier tanpa mengatakan alasan yang sejujurnya.

SWEET PEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang