SATU

7.6K 161 1
                                    

"Sumpah, gue pingin banget sumpel mulut si Mas Mas bakso sialan tadi." Umpat Ceri ketika mereka telah masuk ke dalam kelas dengan wajah menggebu-gebu. Marah meluap namun tertahan karena guru gendut yang menaungi BK menghalangi jalan mereka. Mas Mas yang dimaksud Ceri adalah Mars, lelaki itu berani-berani nya membuat Hani, Caca, Melly, Megan dan Ceri malu di kantin sekolah, namun ketika mereka berlima mengejar para perusuh SMA merdeka itu, mereka telah lebih dahulu melompat ke balik dinding sebelah kantin membuat kelima gadis itu mengikuti hingga di tegur oleh guru BK.

"Iya, lihat aja mereka berlima, gue punya ide berlian buat balas dendam. Sini." Caca memerintah ke empat shabat nya mendekat lalu membisikkan sesuatu yang sangat berharga dan membuat mereka kali ini menang.

Hani, Ceri, Megan, dan Melly mengangguk setuju dengan ide Caca, Caca memang cewek yang pintar, meski nilai nya dari kelas satu selalu jeblok setidak nya Caca pintarengatur strategi agar perusuh SMA merdeka itu kapok.

***

"Kita berhasil bikin si tengil and the genk itu kesel, makasih dulu dong ke Mars." Sorak Billy memenuhi kedai. Mereka ber-tos ria. Setelah tadi Mars membuat malu Ceri dengan mengatakan cewek itu tembus, mereka lari melewati tembok sebelah kantin yang biasanya dipergunakan mereka untuk bolos sekolah.

"Gue seneng banget lihat wajah memerah si Ceri sok galak tuh, bahagia banget deh gue." Balas Virgo masih dengan senyum yang lebar.

Mereka membeli sebatang rokok masing-masing lalu menghidupkannya, menghembuskan asap nya lalu tertawa dan melanjutkan bercerita ria hingga tak menyadari jika jauh di depan gerbang belakang yang berdekatan dengan kedai yang mereka tempati ada lima orang cewek sedang tersenyum bahagia.

"Udah langsung aja lo bertiga masuk ke kelas tuh tukang rusuh. Biar gue sama Melly jagain mereka." Perintah Hani. Ceri, Caca dan Megan mengangguk lalu berjalan ke dalam sekolah untuk melakukan rencana mereka.

Kedua gadis tersebut tertangkap basah oleh Virgo tengah mengintip. Namun seperti nya mereka belum menyadari.

Virgo mendehem keras membuat para teman nya melihat tak mengerti. "Dua tengil lagi nguntitin kita noh." Mereka melihat ke arah mata Virgo yang mengisyaratkan melihat ke arah gerbang belakang.

Fadil mendelik. "Kepo banget kayak nya sama urusan kita, samperin aja gih."

Mereka berlima berjalan ke gerbang belakang, Hani dan Melly tengah gugup karena baru menyadari mwreka tertangkap basah oleh perusuh itu.

"Lo ngapain?" Tanya Arjuna tajam, Arjuna terkenal dengan dingin nya. Tangan Arjuna yang memegang rokok mendekat ke bibirnya lalu menghisap dan menghembuskan asapnya kearah dua manusia tersebut, ia melirik ke empat teman nya yang tersenyum ketika dua gadis yang tak menyukai rokok itu sesak.

"Jun, bauk tau." Kesal Hani, ia mengibaskan tangan nya di usara agar asap rokok Arjuna menjauh.

"Sabodo! Kalian ngapain buntutin kita-kita?" Lagi, Arjuna berbicara membentak membuat dua gadis tersebut melirik dengan ujung matanya tak suka.

"Fans mah gapapa." Celetuk Billy ngasal.

"Tau napa, lo berdua tambah tiga temen lo pengen cepet famous ya? Deketin kita karna kita banyak yang suka?" Bukan Fadil, tapi Mars yang berbicara sinis begitu.

Hani tidak suka dengan ucapan pria blasteran inggris itu. "Santai ya lo ngomong, itu mulut apa ekor? Atau mulut lo jatuh di wese?" Bukan Hani, itu suara Melly yang telah muak dengan ini. Melly menunjuk wajah Mars hingga lelaki blasteran itu mundur beberapa langkah.

"Nggak ada guna nya ngomong sama cabe gini, yok kita masuk." Ajak Fadil sarkas. Sangat menohok di hati Hani dan Melly ketika Fadil berbicara begitu.

Ke lima cowok itu mematikan rokok nya lalu masuk ke gerbang dan berhenti ketika mendengar satu suara. "Ngehina seolah nggak punya dosa."

Mereka berlima saling melirik, lalu berbalik melihat dua gadis itu. Arjuna mendekati mereka dengan wajah kesal, "Dan harus lo tahu, kita nggak peduli."

***

Hani

Cepetan! Mereka udah balik ke kelas.

Segera Caca memberi kode agar Ceri dan Megan berhenti dari aktivitas nya.

Ketiga gadis tersebut berlarian ke luar kelas menunggu lima brandalan itu masuk kelas.

Dikejauhan Megan melihat lima brandalan itu sedang ketawa ketiwi, Ceri melihat Mars benci, sejak awal Ceri selalu bermasalah dengan cewek balsteran itu.

"Sabar Cer." Megan mencoba menenangkan Ceri yang telah meledak-ledak. Mereka bersembunyi di kelas sebelah agar lima brandalan itu tak melihat mereka.

"Gimana? Aman?" Tanya Hani yang baru datang dengan Melly.

Megan menaikkan satu jari jempolnya kepada Hani.

"Yaudah, kita hitung sampe tiga, biar seneng gitu." Ajak Caca, mereka tersenyum senang.

"Satu

Dua

Tiga."

"CEWEK TENGIIIIIIIIILLLLL!!!!"

Mereka berlima bertos ria, bahagia, hingga mereka ketawa terbahak-bahak membuat pemilik kelas yang mereka tumpangi memerhatikan mereka heran sekaligus senang karena ada adegan baru yang membuat para anak SMA Merdeka tertawa.

***

My Beloved Rival (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang