"Ini udah ada sembilan tantangan baru yang dibuat sendiri oleh Flo." Hani melirik Flo— teman sekelasnya. Hani, Ceri, Megan, Caca, dan Melly memutuskan tantangan selanjutnya di rancang oleh Flo, gadis itu termasuk gadis yang berfikiran kedepan. Flo mengangkat jempol nya lalu benjauh dari sepuluh musuhan tersebut.
"Oke jadi siapa yang milih?" Tanya Fadil.
"Ini kan ada sembilan, jadi kita semua ngecabut kecuali Megan sama Arjuna, kalo kita ngambil satu-satu kan tinggal satu jadi nya, yang satu nggak kita pilih itu tantangan nya." Caca memberi ide, semua nya mengangguk setuju lalu mengambil satu per orang. Hingga tersisa satu kertas.
Megan mengambilnya lalu membuka dan terbelalak.
"Apa isinya?" Tanya Arjuna. Megan tak menjawab malah memberikan kertas tersebut kepada Arjuna. Arjuna membacanya dan tersedak karena saliva nya sendiri.
"Nggak mau gue." Ucap nya keras.
"Apaan Jun?" Tanya Billy, Billy mengambil kertas tersebut dan menggeleng tidak mau, kertas pun bergulir dari satu orang ke orang lain dan semua nya tidak mau kecuali Virgo yang menyampaikan opini lain.
"Kita harus mau, karena ini tantangan nya, kalau kalian nggak mau berarti kalian takut kalah dan gue bilang kita semua cupu!" Ucapan Virgo membuat semua nya geram, namun benar juga kata nya, mereka saling kode antar geng masing-masing.
"Lo seneng bisa gandengan sama anak-anak centil ini?" Tanya Mars merendahkan kelima perempuan itu.
"MAKSUD LO APA HAH?!" Tanya Ceri dengan marahnya, tidak terima jika ia dan teman-teman nya direndahkan begitu, sedangkan Virgo tersenyum senang sepertinya semua rencana nya berjalan lancar.
"Lo ngehina kita?!" Kini Caca yang gemas dan mendekati Mars.
"Lo kira kita berlima takut sama tantangan nya? Kita buktiin siapa yang profesional, oke?" Bentak Caca, "ayok gaes, kita cabut." Ajaknya. Keempat teman Caca mengangguk dan mengikuti Caca sebelum menatap Mars tajam.
Caca berhenti, ia kembali berbalik. "Gue rasa kalian yang cupu kalo nggak bisa ngehadapin tantangan ini." Ucapnya melecehkan lalu berlalu pergi.
***
"Lo yakin kita bisa?" Tanya Melly, merasa tidak yakin dengan tantangan baru itu. Caca mengangguk mantap.
"Kita harus buktiin kita lebih daei mereka, Mel. Gue yakin kita bisa."
"Lo semua sih enak pasangan nya nggak nyebelin, nah gue kenapa harus Mars cobak?" Tanya Ceri tak terima. Seorang cewek masuk dan langsung ditatap lima geng ini sinis.
"Flo! Sini lo." Teriak Hani, Flo mendekat lalu tersenyum tak merasa bersalah.
"Apa?" Tanya nya enteng.
"Kenapa tantangan lo gitu banget Flo? Lo tahu kan mereka itu musuh bebuyutan kami." Keluh Ceri, diantara mereka hanya Ceri yang merasa sangat terbebani oleh hal ini. Flo tersenyum.
"Maaf gengs, gue anu- itu- eh-" Flo berbalik lalu berlari kencang menjauhi mereka. "GOOD LUCK BEBIHHH." Teriaknya saat telah menjauh, sedangkan mereka berlima yang melihat itu terbengong.
"Sumpah kesel banget gue sama si Flo." Ceri duduk di kursinya dan meratapi nasib nya dalam tantangan tersebut.
"Gan? Lo kok malah nggak protes sih?" Tanya Caca, Megan hanya tersenyum.
"Menjalin silaturahmi sama mereka menurut gue bukan hal yang salah."
"MEGANN!!!" Teriak keempatnya memenuhi ruangan kelas.
***
"Thank's atas bantuan lo, gue kira mereka bakal tambah solid karena ini." Ucap lelaki itu yang mebuat janji dengan Flo.
Flo tersenyum bahagia. "Gue seneng udah bantuin kalian, semoga rencana lo berhasil."
"Makasih banyak, dan gue harap lo bisa tutup mulut Flo." Lelaki itu memohon.
"Gue bisa tutup mulut kok asal diajakin isi mulut sama lo." Flo terkekeh pelan, begitu juga dengan lelaki itu.
"Aman, pulang sekolah gue bakal isi mulut lo, gue kunci, ntarkuncinya gue buang ke laut, setidaknya kalo lo mau ember harus nyari kunci dulu ke laut."
"Hahahaha lo lucu, buat gue tambah suka."
"Eh, maksudnya suka penampilan lo."
"Hehe."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Rival (Completed)
Teen Fiction(tamat) Hani, Caca, Ceri, Megan, Melly, Arjuna, Fadil, Billy, Virgo dan Mars Pertengangan antara dua kubu yang membuat mereka begitu dikenal karena mereka yang selalu saja bertengkar. Tak semua juga yang mengharapkan mereka berbaikan, karena ada nya...
