TIGA

2.5K 106 1
                                    

"Gila men! Nggak mau ah gue." Keluh Fadil ketika melihat lapangan luas yang akan dibersihkan nya berdua dengan Melly. Fadil menggeleng, ia mengambil ancang-ancang untuk pergi sebelum satu tepukan di pundak membuatnya berbalik.

"Hehe, gue nggak kabur kok. Cuma mau ngambil sapu lidi." Alibi nya ketika Melly datang dengan pelototan nya. Melly memberikan sapu lidi yang berada di tangan kiri nya kepada Fadil.

"Nggak ada cerita lo buat kabur! Lo harus bersihin lapangan ini berdua sama gue." Melly menjeda, "mana ponsel lo?"

"Buat apaan? Mintak nomer WA? Yakali geng cewek tengil macem lo mintak ke geng tukang rusuh kek gue."

"Keluarin aja atau gue bugilin lo disini?" Ancaman itu mampu membuat Fadil langsung memberikan ponsel nya kepada Melly. Bukan takut dibugili Melly, tapi pelototan Melly membuat nya bergidik ngeri, begitu-gitu Fadil merupakan cowok yang menghormati sosok cewek, ibu nya kan cewek.

"Kalau lo nggak nyapu ni lapangan, gue nggak bakalan balikin ponsel gigitan tikus lo ini." Melly pergi dengan ponsel Fadil di tangan nya, membuarkan Fadil melongo di tinggal oleh melly, Melly menyimpan ponsel Fadil di dalam kantong lalu mulai menyapu lapangan dengan teliti. Melihat itu dengan malasnya Fadil juga mengikuti Melly menyapu agar cepat selesai dan ponsel nya cepat kembali

***

"Folfooo." Sapa Hani kepada cowok yang sedari mereka kejar dan akhirnya berhenti ketika melihat Folfo masuk ke dalam kamar mandi, mereka menunggu di luar Kamar mandi dan menyapa nya ketika telah keluar kamar mandi.

Folfo melihat ke empat gadis itu bingung. "Kalian nggak masuk?"

"Kita pengen ketemu lo, jadi lo ada waktu kan?" Meski masih bingung, Folfo tetap mengangguk.

"Fol, kita team sukses lo buat jadi ketua osis, kita bakalan ngambil hati para guru biar milih lo bukan Agnes apalagi Arjuna."

"Kak Agnes Ca, jangan nggak sopan gitu."

"Nah itu yang kita suka dari lo, lo orang baik." Potong Ceri dengan cengiran lebarnya.

Megan mendekat lelu meliril Folfo dari atas hingga bawah. Lelaki yang tidak melanggar sedikitpun peraturan sekolah. "Lo pantes jadi ketos, lo ganteng, lo baik, lo kreatif, dan yang pasti lo itu berwibawa." Puji Megan.

"Kita bakal milih lo, jadi lo mau kan?" Kini Hani yang angkat suara.

Folfo berikir sebentar sebelum menganggukkan kepala nya dan membuat para gadis tersebut berteriak yes.

***

"Jun, gue yakin lo yang menang, secara lo itu anak dari pemilik yayasan, ganteng, pesona lo bakal bikin guru-guru klepek-klepek sama lo, jadi mau nunggu apa lagi? Lo pasti juaranya." Ujar Billy yang diangguki dua teman nya yang lain. Sedangkan Fadil sedang melaksanakan hukuman nya bersama Melly.

"Gue nggak yakin, gue jauh dari kata tertib, gue perokok, baju selalu keluar, melanggar peraturan, catatan BK terbanyak, reputasi gue di hadapan guru itu jelek banget." Arjuna pesimis.

"Mudah banget loh Jun, lo tinggal rubah penampilan dan sikap, kita-kita pasti ngedukung lo." Virgo memberikan semangat.

"Lagian ya Jun, kalau lo berhasil jadi ketua osis, lima tengil itu akan bertekuk sujud di hadapan lo, dan itu bukan nya keinginan kita sejak awal ya?" Arjuna, Virgo, Billy mengangguk mendengar ucapan Mars yang sangat-sangat benar itu. Jika saja Arjuna menang maka tidak ada alasan bagi lima tengil itu untuk melakukan hal yang tidak disenangi mereka.

"Oke, kalau gue jadi ketos gue mau lo Mars jadi wakil nya, lo berdua di tambah Fadil bakalan jadi orang yang bikin mereka belima panas. Mulai besok dan selanjutnya gue bakal berubah demi kemerdekaan kita." Arjuna menaik turunkan alisnya membuat tiga teman nya itu mengangguk histeris dan saling bertos ria. Arjuna menunjukkan sikap hangat nya cuma kepada empat sahabatnya, jika kepada orang lain maka ia tetap dingin dan irit ngomonh

***

My Beloved Rival (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang